Pada akhirnya, meskipun gerak-gerik dua bersaudara itu mencurigakan mereka tetap mengikuti langkah Eiji dan Lavenchia. Keduanya membawa mereka semua ke sudut terdalam reruntuhan yang sudah tidak karuan lagi bentuknya.
Dengan wajah cemberut yang terlihat konyol, Holly terus memasang mata terhadap Lavenchia. Dilihat dari belakang dia memang mirip sekali dengan Lavender sampai sulit dibedakan. Tapi Holly sangat tidak menyukai sikapnya yang kurang ajar.
"Kalau Rega sampai terpesona olehnya, aku akan mematahkan tangan dan kakinya nanti. Awas saja!" gumam Holly yang sebetulnya masih bisa didengar oleh Rega sendiri.
Hanya saja pemuda berambut hitam itu tidak berkata apapun dan hanya meliriknya melalui ekor mata. Kemudian mengalihkan pandangan ke arah Lavender yang suaranya tidak pernah terdengar.
'Mana mungkin', batinnya seraya tersenyum tipis.
Krieet...
Bunyi sesuatu yang terbuka mengalihkan perhatian mereka, sehingga kini semua mata tertuju ke arah Eiji yang sedang melambaikan tangan, sebelah tangan dia gunakan untuk memegangi pintu sebuah lubang yang sebelumnya tidak mereka sadari keberadaannya.
"Mari masuk," ujarnya sebelum turun ke dalam lubang tersebut, disusul oleh Lavenchia yang mengekori di belakangnya sambil berwajah masam.
Melihat itu Rallev dan Tom saling berpandangan, lalu sama-sama memperhatikan lubang yang entah akan membawa mereka ke mana. Rasanya sedikit mencurigakan.
"Kau yakin ini bukan jebakan?" tanya Rallev pada Rega yang sedari tadi memperhatikan mereka dengan tampang datar.
Kedua alis pemuda tampan itu pun terangkat sebelum akhirnya mendekati kedua temannya sembari menarik Albert yang celingukan seperti orang bingung. Lekas diperhatikannya isi di dalam lubang tersebut.
"Ini hanya tangga biasa, tidak ada yang perlu dicurigai," jawabnya seraya masuk ke dalam lubang mendahului yang lain.
Sontak saja Holly langsung naik pitam. Dia menendang-nendang kerikil secara membabi-buta hingga tercipta badai debu lokal. "Sialan! Sekarang makhluk satu itu jadi semakin menyebalkan!" umpatnya memaki Rega yang sudah tak terlihat dari pandangan mereka.
Di sebelahnya Lavender segera menenangkan, apalagi jika melihat raut minta tolong dari ketiga pemuda di hadapannya. Dalam situasi seperti ini, mereka selalu mengandalkan Lavender.
"Tenang ya, Holly. Mungkin Rega sudah merencanakan sesuatu," katanya dengan kalem sambil mengusap bahu Holly sangat lembut.
Tom pun segera meng-iyakan, "Benar. Nanti sampai di dalam kubuatkan telur dadar kesukaanmu," bujuknya.
Tapi Holly langsung mendesis sinis, "Aku tidak suka telur dadar!" jawabnya membuat Tom seketika langsung sweatdrop.
"Ka-kalau begitu kubuatkan ayam goreng. Ya?" bujuk Tom sekali lagi.
Mendengar kata 'ayam goreng' barulah senyum di wajah Holly terbit, bahkan bersinar terang sampai Albert harus menutup mata saking silaunya. "Sinarmu membakar mataku," celetuknya asal.
Namun sepertinya Holly tidak peduli. Dia tetap tersenyum seraya masuk ke dalam lubang dengan gembira, "Kutunggu ayam goreng buatanmu," katanya sebelum menghilang.
Seketika keempat orang yang ada di sana menghela napas lega. Beruntunglah Holly tidak mengamuk kesurupan hingga menghancurkan apapun yang ada di sana. Kali ini sepertinya mereka harus berterima kasih sebesar-besarnya pada Tom.
"Terima kasih, Tom. Kau memang pahlawanku," ujar Rallev sembari menepuk-nepuk bahu Tom. Setelahnya dia segera menyusul Holly dan Rega.
Kemudian muncul cengiran lebar Albert yang entah kenapa terlihat menyebalkan di mata Tom, "Berdoalah semoga di dalam ada ayam yang bisa kau goreng, hahahaha."
![](https://img.wattpad.com/cover/124822378-288-k583407.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Spirit Of The Moon
FantasySemua orang mengira dunia akan kembali damai setelah Warlock, sang Raja Kegelapan berhasil dikalahkan. Namun ternyata, semua itu hanya angan-angan yang tak pernah terwujud. Nyatanya, dunia kembali berada dalam bahaya. Kutukan menyebar dimana-mana...