Semenjak para manusia kehilangan bayangan dan berubah menjadi seperti boneka yang dikendalikan, kehidupan di bumi rasanya menjadi membosankan. Terlebih lagi, berhentinya pergantian siang dan malam yang membuat mata jenuh karena lagi-lagi hanya langit jingga yang ditemui.
Albert meminum coke yang di belinya di mesin minuman otomatis dengan lesu. Dirinya duduk di sepeda sambil memandang jalanan. Dari raut wajahnya, sangat terlihat bahwa ia sedang bosan. Jalur khusus pengendara sepeda yang biasanya ramai kini terlihat lengang, begitu sepi hingga Albert masih bisa menghitung orang yang bersepeda siang itu.
Biasanya, akan ada orang atau polisi yang memarahinya jika ia parkir sembarangan seperti ini. Namun, karena semua manusia sedang berada dalam pengaruh penyihir bayangan, kejadian menegangkan seperti itu tak lagi terjadi.
Rasa-rasanya Albert akan mati bosan jika terus-terusan hidup seperti ini. Semuanya mulai terasa menyebalkan bagi Albert. Apalagi, jika dia tak sengaja berpapasan dengan teman satu sekolahnya yang sekarang lebih terlihat seperti mayat hidup. Rasanya Albert ingin sekali mematahkan seluruh tulang si penyihir bayangan kurang ajar itu.
Pemuda berambut merah tersebut meminun habis coke-nya, lalu melempar kaleng bekasnya ke tempat sampah terdekat. Dia menghela napas berat ketika lemparannya meleset. Dengan berat hati ia turun dari sepeda, berniat memungut kaleng minuman kosong yang terjatuh di dekat tempat sampah.
Tepat setelah Albert membuang sampah kaleng itu pada tempat sampah seperti seharusnya. Sesosok makhluk kerdil berwarna hijau tiba-tiba muncul di hadapannya. Dia tertawa cekikikan seakan sedang mengejek Albert.
"Khekhekhe..."
"Ma-makhluk apa itu?" Tanya Albert entah kepada siapa.
Secara refleks Albert melangkah mundur tatkala si makhluk hijau berjalan mendekat. Albert tak bisa menahan keterkejutannya saat tiba-tiba makhluk hijau tersebut mengelurkan belati dari kantong baju compang-camping yang ia pakai. 'Mungkinkah makhluk hijau ini akan membunuhku?' Begitu pikir Albert.
"Khekhekhe... Hiiiaaat!"
Sang makhluk hijau melompat ke arah Albert sambil mencoba menusuk perut Albert dengan belati yang dia pegang. Albert nyaris saja terkena tusukan belati jika saja ia tak segera menghindar.
Albert mulai panik. Si makhluk hijau kini tampak kesal karena gagal melukai Albert. Pemuda berambut merah itu berlari mencoba menghindari si makhluk hijau. Naasnya, makhluk kerdil berwarna hijau tersebut berhasil memegangi kaki kiri Albert, dia menyeringai sambil berusaha menusukkan belati di tangannya.
"Crushing Notch!"
Dalam satu kali tebasan, tangan si makhluk hijau yang memegang belati langsung terpotong. Mengakibatkan darah si makhluk hijau yang berwarna hitam mulai berceceran.
"Aaaarrgghh!"
Seakan tak puas, Rega, sang pelaku pemotongan tangan tadi segera menusuk dada si makhluk hijau dengan Rhay yang telah berubah bentuk menjadi sebuah pedang katana. Mengakibatkan si makhluk hijau yang hendak menyerang Albert langsung ambruk seketika. Darah hitam yang berbau busuk mulai menggenang di jalur khusus sepeda.
Rega mendekati Albert yang masih terduduk di jalan seraya mengulurkan tangan. Meskipun agak ragu, Albert menerima uluran tangan Rega dan bangkit berdiri. "Kau tak apa?".
"Hm, aku baik-baik saja" jawab Albert sambil menepuk-nepuk pakaiannya yang kotor. Kemudian Albert membakar mayat makhluk hijau tersebut dengan sihir bola apinya.
"Ugh, Makhluk itu membuatku terkejut. Kukira dia akan memakanku" kali ini Albert menggumam. Rega menaikkan sebelah alisnya mendengar itu.
"Kau tidak takut?"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Spirit Of The Moon
FantasiSemua orang mengira dunia akan kembali damai setelah Warlock, sang Raja Kegelapan berhasil dikalahkan. Namun ternyata, semua itu hanya angan-angan yang tak pernah terwujud. Nyatanya, dunia kembali berada dalam bahaya. Kutukan menyebar dimana-mana...