BAB IX: Titik Temu Rasa

2.1K 453 350
                                    

_______________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______________

SENANDUNG
USANG.       |

BAB IX:

Titik
Temu
Rasa

|                      

______________

°

Dulu sekali, Rena tidak ingat kapan, tapi Kak Taraㅡyang tadi sibuk melamunㅡtiba-tiba melontarkan pertanyaan di sela tutor; "Rena, udah kepikiran belum mau kuliah apa?"

"Ya nggak lah, Kak. Rena masih kelas 9. Kepikirannya mah jadi pacar Kak Tara doang."

"Astaga, Dek. Mendingan pikirin UN dulu, deh."

"Kak Tara bosan Rena bilang gitu terus?"

"Iya, jangan ngomong gitu lagi, ah. Malu tahu."

"Ya udah, Rena nggak ngomong tapi Rena wujudin aja, deh!" Rena kecil memangkas jarak, mencondongkan wajah penuh senyuman. Jarak wajah diantara mereka terus memendek. "Kak Tara mau nggak jadi pacar Rena?"

Dirgantara terdiam beberapa detik. Dia nyaris menggila tatkala gadis itu malah meletekkan jari telunjuk di bibirnya. "Eits, eits. Tidak ada penolakan."

"Embung," tolaknya datar. Tara lalu mengacak-acak rambut Rena, menghasilkan pipi merona di wajah Rena kecil yang merasa kalah. "Ditolak muluuuu! Sebel!"

"Aduh! Kok, kakak digebuk?" Tara mengusap lengannya yang habis ditinju Rena dengan kepalan kecil---yang bahkan itu sebenarnya tidak sakit sama sekali.

"Kakak kuliahnya jurusan peretak hati, ya?"

"Kamu tuh beneran suka sama kakak apa gimana, sih?"

"Ya, beneran lah! Emangnya kakak pikir anak SMP nggak bisa cinta sungguhan gitu? Meremehkan."

"Kamu tuh kenapa bisa suka sama aku gitu loh?"

"Ya, soalnya kakak itu... AH, NGGAK TAHU!" Rena kecil menggembungkan pipi. Matanya berkaca-kaca, berkilat serius saat ketulusannya tumpah dari mulut. "Rena juga nggak ngerti kenapa. Tapi tiap kakak datang, Rena tuh senang. Kalau Kak Tara pulang, rasanya udah kangen lagi aja."

Di seberang sana Tara merasa ingin bersembunyi di balik selimut atau karpet ruang tamu. Demi Tuhan, dia tidak menyangka remaja haus di depannya ini bakal menjawab begitu jujur.

Menggaruk tengkukㅡsetengah pasrah bercampur bingung, akhirnya dia menyerah. "Ya udah satu jam aja, ya."

"Hah?" Kala itu mata Rena kecil berkedip-kedip bingung.

✔ Senandung Usang | salicelee.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang