✔ Senandung Usang | salicelee.

BAB PROLOG: Hati Kecil Paling Serius

°

______________

SENANDUNG
USANG. |

BAB PROLOG:
Hati Kecil Paling
Serius

|

______________

°

Kalau ditanya siapa cinta pertama Neira Irena Putri, jawaban Rena takkan pernah berubah.

Selalu dan akan Dirgantara Wijaya.

Dia adalah mahasiswa rantau dari Bandung di Jakarta yang menjadi tutor privat Rena semasa SMP selama 2 tahun.

Seingat Renaㅡah, mana mungkin salah ingatㅡKak Tara itu kalau sedang mengajar tidak banyak melucu. Tidak juga terlalu sering membahas hal lain selain topik pelajaran juga. Tapi sekali bicara, ya ampun, seperti malaikat bersenandung.

Rena belum pernah pergi ke surga demi menonton malaikat orkestra atau paduan suara. Tidak bermaksud melebih-lebihan, tetapi kira-kira sesurgawi itu suara Dirgantara Wijaya.

Belum lagi kalau Tara punya jadwal ngeband. Setiap hari Selasa, Kak Tara pasti bawa gitar. Biasanya habis mentutor, dia bakal pergi main musik sama teman-temannya.

Sebenarnya Rena kurang tahu lagu macam apa yang Kak Tara nyanyikan di studio. Tapi kalau di rumah Rena, Kak Tara sering bernyanyi tipikal lagu Indonesia favoritnyaㅡlagu-lagu tahun 1990-an atau 2000-an awal.

Rena yang awalnya tidak tahu judul lagu pun kelamaan malah hafal sepaket dengan lirik. Alhasil, di sela pembelajaran yang terkadang bikin kepala berdenyut, remaja berambut lurus itu malah ikutan bernyanyi dengan suara pas-pasan yang sebenarnya agak merusak harmoni merdu Dirgantara.

Lagu yang paling Rena suka itu 'Yang Terlewatkan' kepunyaan band legendaris Sheila on 7. Alasannya sederhana. Itu lagu dengan melodi paling gampang yang bisa Rena nyanyikan dengan nyaman.

Sebab kalau menyanyikan lagu Judika yang range vokalnya seluas Stadium Gelora Bung Karno, sepertinya gadis itu bakal mati di tempat. Rena cuman bisa mencicit seperti tikus terjepit, lalu berhenti bernyanyi dan mengeluh, "Aduh, tau ah, Rena nggak nyampe. Nadanya ketinggian."

Toh selama Kak Tara tidak protes, berarti suara fals Neira Irena Putri tidak keterlaluan, sihㅡseharusnya. Iya, 'kan?

Kak Tara juga sabar-sabar saja kalau gitar satu-satunya ditempeli banyak stiker Sailor Moon kepunyaan si kecil centil itu.

Demi Tuhan juga, Rena tidak (mau) ingat berapa kali Rena kecil menggombali atau menggoda Kak Tara supaya mau menikah dengannya, yang tentu saja hanya berbuahkan kalimat-kalimat hiburan untuk bocah baru akil balig seperti;

"Iya, lulus sekolah dulu, Adek."

"Iya, Adek. Nikahnya abis bikin PR, ya."

"Iya, Dek. Pacarannya kalau UN dapat nilai 100 semua, ya."

Begitu ya cara halus seorang Dirgantara membangun tembok invisible. Ha, fine. Nampaknya kosakata 'Adek' itu penting sekali diantara Tara yang sudah dua puluh dua tahun dengan Rena yang waktu itu hampir empat belas tahun.

Tapi buat Rena kecil Dirgantara ituㅡAh, bagaimana yah menjelaskannya?

Dirgantara Wijaya itu bukan sekadar guru privat atau sosok kakak yang menemani hari sepi remaja Renaㅡyang sering ditinggal kerja oleh Mama sejak cerai dengan Papa. Bukan juga teman main masa kecil, apalagi lelaki yang ditaksir secara cuma-cuma karena hormon pubertas.

Kak Tara itu pria pertama yang Rena beri hati kecil paling seriusnya.

Dirgantara Wijaya itu pahlawanku, pahlawan Neira Irena Putri. []

___________

NOTES.

Rena kita bucin-melankolis. Tapi tenang saja ini tidak puitis lebay bikin mau muntah, kok.

Intinya, markisamㅡmari kita sama-samaㅡ menyelam menjadi Rena dan menguak sisi Dirgantara. Eaaak.

Mungkin diantara kalian udah ada yg nebak-nebak plot. But well, it is not as predictable as you think, sih??? ^__^ Aku juga bakal lebih fokus ke family & warm vibes diantara karakter2nya.

Hope you like it.

BONUS: Kak Tara kita yang seadem Lembang. 🙈❤

( Sudah ada yang jatuh cinta sama Dirgantara? Awas terperosok. )

👀

Semoga suka work baru Alice yang satu ini. Nggak sabar lihat respon kalian! Jangan lupa tinggalkan jejak & pajang di reading list <3