BAB XXX: Mungkin

1.7K 373 384
                                    

°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°

_______________

SENANDUNG
USANG. |

BAB XXX:

Mungkin

|             

______________

"Bang, kemarin nyipok Mbak Neira, ya?"

Tara langsung terbatuk dan tablet vitamin yang biasa ia telan tersedak di kerongkongan. Dia menelan air banyak-banyak sampai setidaknya bisa bernapas normal.

"Nggak mungkin, kan? Abang kan bukan tipe nyosor," cibir Bima.

Punggung Bima lalu merunduk, memilihkan pakaian Tiara seraya menunggu anak itu selesai mandi. Dia mengeluarkan satu overall denim dan kaos kecil, membentangkannya di hadapan Tara yang dibalas dengan anggukkan kaku.

"Ara! Bajumu di luar sudah diambilin! Jangan lupa ambil baju melulu, malu woi!"

Setelah meletakkan baju pilihan di samping pintu kamar mandi, dia menghampiri kakaknya.

"Si Jendut yang mabuk kayaknya." Bima mengingat kejadian tadi siang saat mengantar sepupunya pulang ke rumah, "Masa dia bangun-bangun ngomong gitu ke aing."

Pemuda yang merasa ditodong menjilati bibirnya dengan gugup. Wajahnya dibuat datar kemudian pria itu mengangguk pelan satu kali. "Hm."

"Naon abang ham-hem-ham-hem?"

"Itu—" Tara menggaruk kepala, bingung. "Ucapan Jennie nggak salah."

"HAH?!"

"..."

"WOI?!"

"..."

"ABANG NYOSOR?!"

"..."

"ABANG GILA?!"

"..." lalu Tara berdeham kecil, "Kayaknya..."

Bima melotot terkejut. Jadi ternyata itu bukan bualan! Dia merapat, berbisik cukup keras, "Mau abang jadiin maknya Ara!?"

Dahi Bima ditoyor sadis. Dirgantara tidak mau menjawab dan itu membuat Bima kesal sekali. "Mbak Neira tahu nggak sih kalau Ara teh---"

"Nggak, dia nggak tahu." Tara menghela napas, "Dia bahkan nggak tahu apa-apa soal kejadian Ellina 8 tahun lalu."

"Argh! Abaaang!" Bima merengek. "Mulut Anda kenapa harus ketat rapat seperti sempak! Saya kesal! Masa sampai 8 tahun, yang tahu benarnya cuman saya?!"

✔ Senandung Usang | salicelee.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang