BAB XV: Urusan Hati Orang

2K 419 330
                                    

°_______________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°
_______________

SENANDUNG
USANG. |

BAB XV:

Urusan Hati

Orang

|             

______________


Beras merah. Check. Granola. Check. Pisang. Check. Anggur. Check.

Tebakan benar, pemirsa, Rena mau diet. Terlalu sering kuliner di Bandung membuat pahanya melebar. Sebal sekali punya nasib kalau gendut selalu ke paha dan pinggul.

Karena daftar belanja Rena sudah lengkap, ia sekarang tinggal ambil susu rendah lemak dan yogurt di rak Dairy. Biasanya ada di sudut supermarket. Jadi gadis itu pun ke sana dan di saat itu, satu suara familiar dengan heboh menarik perhatiannya.

"Ara, no no no! Stop! Yakult-nya belom dibayar kok main minum aja. Mbim nanti dipenjara sama Teteh Kasir."

"Yang bisa penjarain orang kan Pak Polisi doang?" Tiara berucap dengan watados. Di sana Bima dan bocah nakal itu berhadapan dengan tatapan sengit.

"Kata siapa? Kamu masih kecil belom tahu banyak soal garam dunia."

"Hah?" Tiara mengernyitkan dahi, bingung. "Garam dunia?"

"Sini Yakult-nya kasih Mbim." Bima menarik 1 pak botol minuman fermentasi dari Ara.

"Tidak mauuu! Mbim gembul suka nyolong makanan Ara!" Pipinya digembungkan sebal. "Balikin Yaklut Ara!"

"Ngomongnya benerin dulu, bocah. Yakult." Bima malah balas meledek.

"Argh! Yaklut! Balikin Yaklut aku!" Tiara sempat menarik ujung kaos Bima, tapi dia gagal karena Bima punya langkah kaki yang 3 kali lebih besar darinya. Tanpa sadar telah mendekat, Bima yang menyadari keberadaan Rena langsung berhenti berlari.

"Rena? Ngapain di sini?" Bima mengangkat Yakult tinggi-tinggi, cuek bebek pada keponakannya yang berusaha meraih benda tersebut dengan perjuangan.

"Menggali tambang micin," jawab Rena asal. "Ya, belanja makanan atuh, Aa Baskara."

"Tante Rena? Lagi diet?" Tiara melongo ke dalam keranjang setelah menyerah merebut Yakult dari Bima si tiang keling. "Padahal udah kurus."

"Makasih loh. Tante jadi kepikiran pengin makan sate lagi nih sama Ara jadinya."

"Ayo, Tante!" Tiara nyengir.

"Weleh, senengnya dipuji kurus sama bocah. Coba kalau sama kecengan lamamu alias bapaknya, terbang kali ke atmosfir surga." Bima balas menceletuk dengan wajah menyebalkan. Tapi entah kenapa Rena sudah terbiasa dengan keusilannya.

✔ Senandung Usang | salicelee.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang