BAB X: Klien Pertama

2.1K 470 356
                                    

°_______________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°
_______________

SENANDUNG
USANG.   |

BAB X:

Klien
Pertama

|                  

______________

°

"Aku pulang, ya. Kamu jangan nakal." Raymond mengecup dahi Rena sebelum berpisah di stasiun kereta api. "Love you."

"Love you, too." Rena tersenyum.

Awalnya Raymond tidak mengizinkan Rena mengantar sampai stasiun karena alasan tidak mau pacarnya pulang sendirian naik taksi semalam ini. Namun karena ada tumpangan aman (baca: Dirgantara dan Bima) dan Rena bersikeras memaksa, akhirnya Raymond pun mengiyakan. Lagipula menurutnya ini tidak buruk. Dia bisa berkenalan dengan orang baru di sekitar Rena dan itu membuatnya merasa sedikit lebih aman. Sedikit saja.

"Mbim, Kak Tara, titip Rena yah."

"Tenang, Bang. Cewekmu nggak saya siksa kok di kantor." Bima memasang senyum asih palsu.

Raymond tertawa kecil, "Thanks, Mbim."

Baskara Bima jelas lebih membuatnya nyaman ketimbang Dirgantara yang sedari tadi hanya diam setelah melontarkan guyonan tanda kutip seperti saat di kantor barusan.

Raymond pernah dengar sepintas dari Rena, kalau pria yang kerap disapa Tara ini memang tidak banyak bicara pada orang baru, dia tentu mengerti. Raymond itu dipenuhi 80% logika. Tapi tetap saja, dia tidak bisa mengabaikan apa yang hatinya rasakan. Entah kenapa 20% yang tersisa kali ini terasa lebih kuat, seolah menyerukan bahwa Raymond harus berhati-hati karena posisinya bisa saja terancam, seolah-olah kalau sosok dengan tatapan mata teduh yang kini menatap kekasihnya itu berkata halo-saya-siap-menyalip-dari-belakang.

Oh, God. Raymond tidak suka cemburu begini, tapi dia harus mengakui kalau pria dewasa yang tengah tersenyum tipis sambil bilang safe trip padanya ini sedikit agak tampan. Tidak, tidak. Memang tampan, malah. Argh. Kenapa guru privat Rena ternyata harus seganteng itu?

Jauh di dalam angkasa ekspektasinya, Raymond mengira sosok Dirgantara baik hati yang pernah Rena agung-agungkan itu bakal terlihat seperti uhm... culun? Atau setidaknya si kakak tidak boleh setampan ini, dong! Whatever. Ya ampun. Kan dia ikutan pusing.

Bahkan hatinya mendadak teriris mengingat seberapa terus terang Rena kepadanya, dia sadar bahwa tidak satu kalipun Rena mengakui bahwa gadisnya menyukai Kak Tara. Padahal, tak perlu disebut pun Raymond tahu gadisnya pernah menaruh hati pada Dirgantara! Jelas sekali, man. Gadis itu mengagungkan Dirgantara 10 kali lipat dibanding puluhan crush atau selebritas taksiran Rena sejak SMA. Meskipun Rena dan Tara itu cuman kisah usang tentang gadisnya yang pernah mendapati cinta bertepuk sebelah tangan, tetap sajaㅡpernah.

✔ Senandung Usang | salicelee.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang