Hyewon biasanya akan sabar dan tetap menyelesaikan masalah dengan cara nya yang anggun. Tapi tidak sekarang.
Masalah pertama, Hyewon lupa membawa tugas fisika nya. Dan kedua pin la regla nya juga tertinggal di rumah. Akhirnya seorang Hyewonara harus berakhir membersihkan kamar mandi guru perempuan di lantai tiga.
Ia membanting gagang pelan setelah selesai mengepel. Untungnya Hyewon sudah terbiasa bekerja di rumah, jadi ia bisa menyelesaikan pekerjaan ini dengan cepat.
"The most terrible day ever." Ucap nya penuh penekanan, "Ah ini semua tuh gara gara tugas fisika sialan itu."
Hyewon buru buru merapihkan peralatan kebersihan yang tadi ia gunakan. Tidak lupa ia mengunci pintu kamar mandi sebelum ia pergi ke lantai bawah.
Setengah seragam Hyewon basah karena air, dan sialnya rambutnya yang sudah ia tata serapih mungkin juga basah. Sekolah sudah sepi, dan itu menguntungkan Hyewon. Ia bisa berjalan tanpa malu dilihat murid lain.
Hyewon berhenti di depan gedung utama yang terhubung dengan parkiran. Ia mengetikan beberapa pesan untuk supirnya, agar sang supir menjemputnya dengan cepat.
"Eh lo, ngapain basah basah an?"
Hyewon merasa dirinya di ajak bicara. Ia berbalik dan menemukan sesosok laki. laki asing.
"Lo siapa ya? Urusan sama gue apa?" Hyewon bertanya kembali dengan jutek.
"Gue Yohan, X IPA 3." Yohan berjalan hingga berdiri di samping Hyewon, "Urusan lo sama gue gak ada, cuman ya, baju lo nembus tuh yang di belakang."
Hyewon merotasikan matanya. Ia sudah kesal dengan di suruh membersihkan toilet. Di tambah kesal lagi dengan orang asing ini yang tiba tiba berbicara bagian belakang nya tembus pandang.
Tadinya Hyewon ingin bersikap acuh saja, lagipula ia sudah terlanjur sebal dan tidak memikirkan hal yang memalukan. Tapi Hyewon merasakan sesuatu yang lembut mengenai kulitnya, jaket bomber hitam tersangkut di pundaknya.
"Udah pake aja, daripada tali lo keliatan." Ucap Yohan blak blak an.
"Bangsat." Desis Hyewon pelan. Tetapi ia tidak melepas bomber yang Yohan berikan.
"Balikin besok aja ke kelas gue, X IPA 3. Btw, lo mau balik naik apa?"
"Di jemput." Jawab Hyewon singkat.
"Di jemput sama?"
"Malaikat. Kepo banget sih lo." Hyewon melirik Yohan tajam.
"Supir lo bakal nyampe maghrib. Jalanan macet, ada kecelakaan deket jalan utama ke sini." Balas Yohan tanpa melihat ke Hyewon, "Mending lo bareng gue."
Hyewon refleks melotot, "Gue? Bareng lo? Denger ya Johan, gue itu ga selevel sama lo."
"Eh nenek lampir, nama gue Yohan. Y o h a n. Yohan." Yohan ikut melotot ke Hyewon, "Udah mending lo tunggu sini, gausah kemana mana."
Setelah memelototi Hyewon, Yohan pergi menghilang ke parkiran. Lagipula Hyewon tidak peduli juga, menurut nya wajah wajah Yohan biasanya hanya membawa vespa atau motor matic biasa.
Ia menarik bomber yang tadi Yohan beri karena hampir jatuh dari pundaknya. Sebuah aroma asing tiba tiba masuk ke indra penciuman Hyewon, yang anehnya cocok cocok saja dengan hidungnya. Aroma chocolate yang halus.
Hyewon yang sedang mengendus harum bomber cowok asing tadi di kagetkan dengan bunyi klakson tepat di depannya. Mobil dengan merk Audi yang tidak Hyewon ketahui jenis modelnya berhenti tepat di depan mata nya.
Pintu pengemudi terbuka, Yohan keluar dari mobil sambil tersenyum remeh pada Hyewon, "Gimana? Lo bilang gue gak level sama lo?"
Hyewon segera merubah wajah kagetnya tadi menjadi wajah angkuh lagi, "Lumayan, tapi masih belum satu level sama gue."
![](https://img.wattpad.com/cover/216389978-288-k570570.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
initié, +99 line.
Fanfic"sometimes some things do not match with our expectations, and even the reality can be worse." tentang mereka yang di sebut penguasa dan rahasia rahasia kecil dari sekolah mereka, uhphrodite, 2019.