O4

255 37 1
                                    

"Permisi pak, izin mau manggil siswa."

Seisi kelas menoleh ke arah pintu. Jennifer Lawrenthza atau yang biasa di sapa Jennie, murid XI IPS 2 berdiri di depan pintu sambil tersenyum.

"Oh iya, silahkan." Sungjae selaku guru yang sedang mengajar mempersilahkan.

"Ada yang namanya Isabella Nindita Yuqira?"

Yuqi segera mengacungkan tangan nya dan maju ke depan kelas.

"Ikut gue dulu bentar ya." Kata Jennie pelan di telinga Yuqi, dan Yuqi hanya mengangguk.

"Makasih pak, di pinjem dulu ya siswa nya, permisi."

Jennie dan Yuqi langsung keluar dari kelas Yuqi, X IPA 3. Jennie berjalan beriringan bersama Yuqi, Jennie bahkan memegang tangan Yuqi erat.

"Udah nerima undangan nya?" Tanya Jennie tanpa melihat ke Yuqi.

"Udah kak." Jawab Yuqi yang membuat Jennie tersenyum.

"Lo tau kan, kalo lo masuk, lo gabakal bisa keluar lagi?" Tanya Jennie lagi.

"Iya kak."

"Lo udah buat keputusan?"

"Udah kak, gue setuju bakal ikut."

Jennie mengangkat alisnya dan tersenyum penuh arti. "Pilihan lo tepat."

Jennie membawa Yuqi ke lorong ruangan organisasi. Jennie dan Yuqi berhenti di depan pintu kayu dengan pengaman di kenop nya.

"So, welcome to La Regla." Jennie menekan beberapa sandi dan pintu kayu tadi otomatis tidak terkunci.

Yuqi memasuki ruangan setelah Jennie, dan terkejut dengan apa yang ia lihat. Untuk ukuran organisasi, ruangan ini sangat besar dan mewah.

Jennie menarik pelan tangan Yuqi menuju tengah ruangan, dimana banyak anak perempuan lain yang sudah duduk manis.

"Lo bisa duduk di tempat yang kosong." Ucap Jennie yang di angguki Yuqi.

Yuqi segera duduk di antara Yeri dan Yeji, mereka berdua mengenal dan dikenal oleh Yuqi. Bukan hanya mereka, anak anak kelas X lainnya yang ada disitu juga mengenal dan di kenal Yuqi.

Mereka duduk melingkar di atas karpet bulu halus, menghadap ke arah televisi. Sedangkan kakak kelas mereka terbagi, ada yang duduk di atas sofa, dan ada yang berdiri.

Jennie menepuk tangannya, "Ya, karena kalian udah lengkap, kita mulai aja ya."

"Kenapa kita ngumpulin kalian disini, karena kita udah selesai milih pengganti posisi kita di La Regla. Kalian tau kan, sebentar lagi angkatan gue bakal lulus, dan kita mau kalian jadi pengganti kita di La Regla." Jelas Jennie panjang.

"Kita mau kalian semua ngurus La Regla dengan baik, dan tetap ngejaga citra nya La Regla. Oh iya, kata orang kan kalo tak kenal maka tak sayang, makanya sekarang kita kenalan yo."

"Mulai dari yang di kuncir satu, ke kanan. Nama sama jelasin pekerjaan orang tua lo."

"Yeriska Berliana Jingga Sanjaya, panggil aja Yeji. Bokap gue pimpinan di salah satu perusahaan BUMN."

"Doyeon Calliesta Raihandra Sudarmo, singkatnya Doyeon. Bokap punya perusahaan tambang emas sama minyak."

"Chantika Sohyera Senjani, di panggil Sohye. Nyokap manager di perusahaan majalah."

"Hyewonara Ratu Shaenette, panggil aja Hyewon. Nyokap gue designer."

"Yoojung Karina Januar, Yoojung aja manggilnya. Bokap gue pilot maskapai swasta."

"Yenata Adelia Suhendri, bisa di panggil Yena. Bokap nyokap punya yayasan sekolah swasta besar."

"Yerina Alandra Wulandari, panggil aja Yeri. Bokap salah satu pejabat di kementrian pendidikan."

"Isabella Nindita Yuqira, gampang nya Yuqi. Bokap gue presedir di salah satu perusahaan real estate."

Jennie melirik ke teman teman nya sebentar sambil mengembangkan senyum penuh arti. Kemudian Jennie bertepuk tangan, memberi apresiasi.

"We blessed to have you now, kalian emang pantes di La Regla." Jennie menatap bangga kepada adik adik kelasnya sebelum menepuk tangannya lagi.

"Gue sama beberapa anak lain gabisa lama lama disini, jadi kalian bakal ngelanjutin acara sama Joy." Jennie menunjuk salah satu perempuan yang duduk di sofa dengan telunjuknya, "You, tanggung jawab ya lo."

Perempuan dengan rambut hitam panjang dan berponi, serta name tag berbunyi 'Steffanie Chitra Jayanti' berdiri dan berjalan ke samping Jennie.

"You can trust me, darling." Ucap Joy meyakinkan, sambil tersenyum ramah menatap adik kelasnya.

Jennie dan teman teman nya meninggalkan ruangan La Regla, menyisakan Joy yang bersedekap di depan televisi dan adik adik kelasnya.

"Kalian semua udah kenal gue kan? Gue Steffanie Chitra Jayanti, but you can call me Joy. Pasti banyak dari kalian yang punya pertanyaan kan?"

"Kita ngerekrut kalian jadi anggota La Regla itu udah di rencanain dari awal. Bahkan sebelum kalian nginjekin kaki di sekolah ini, kalian udah kita pilih. So, don't trust the senior's bullshit."

"Tentang hak istimewa jadi anggota La Regla, itu bener. Pertama, kalo kalian pake pin resmi nya La Regla, kalian bakal dapet perlakuan istimewa dari para guru dan staff sekolah. Kedua, kalian bakal dapet bocoran untuk semua tugas dan ujian, makanya nilai kalian harus sempurna."

"Selain nilai yang sempurna, kalian harus punya citra yang bagus. Makanya hak istimewa yang ketiga adalah kalian bisa ngarang prestasi kalian sendiri, tapi harus di bidang yang beda beda. Nanti itu bakal di serahin ke kepala pelayan--- Um, i mean, kepala sekolah."

"Keempat, kalian bisa buka tutup akses Surya Mulia sama sekolah lain. Kalo keadaanya genting, kalian bisa ngerencanain bentrokan dengan aman. Asal kepala sekolah tau aja."

"And for the last, hak yang kelima, kalian bebas nyiptain kegiatan organisasi dan punya ruang organisasi yang beda. Contohnya kayak ruangan ini, tapi untuk kalian yang di kelas sepuluh ruangan nya beda."

Anak anak kelas sepuluh yang tergabung dalam La Regla mengangguk paham, dalam hati mereka masing masing puas dengan hak yang di berikan.

"Tapi, kalian juga punya kewajiban. Jangan mau enaknya aja." Joy mengangkat tubuhnya untuk duduk di atas meja.

"First, kalian harus ngatur angkatan kalian. Mulai dari masalah solid, sampe ngatur jadwal jadwal acara angkatan. Kedua, beberapa dari kalian harus aktif di OSIS atau MPK. Ketiga, kalian harus punya catetan prestasi di luar sekolah. Keempat, kalian harus ngejaga semua rahasia La Regla dengan rapih dan bersih. Dan kewajiban terakhir, orang tua kalian wajib ngasih dana ke sekolah setiap bulan."

Joy menatap adik kelasnya satu persatu, "Gimana? Ada yang mau nanya?"

"Bidang yang beda beda itu udah di tentuin atau kita milih sendiri kak?" Yeri buka suara.

"Sebenernya kalo buat bidang prestasi kalian itu bebas kalian mau milih apa. Cuman dari jaman dulu pasti selalu berpatok ke delapan hal. Olimpiade Sains sama Matematika, Lomba Bahasa Asing, Lomba Debat, Lomba Olahraga, Lomba Seni Tari sama Suara, dan Idola Remaja. Kalian masing masing harus pilih satu." Jelas Joy.

"Kak, tadi kakak salah nyebut kepala sekolah jadi kepala pelayan, maksudnya gimana?" Yeji ikut bertanya.

Joy sebenarnya tidak ingin menjawab, tapi ia berpikir mungkin mereka harus tau. Joy menghirup napasnya panjang, "Bagi anak anak La Regla, semua guru dan staff disini adalah pelayan kita. Dan kepala sekolah biasa kita panggil kepala pelayan. Kalian juga bisa manggil dia begitu, tapi di tempat dan acara tertentu doang. Jangan sampe murid lain tau dan kesebar."

"Masih ada yang mau nanya?" Tanya Joy lagi, adik adik kelasnya menggeleng.

"Dan untuk ngeakhirin kegiatan kali ini," Joy lompat dari meja dan berdiri di lantai. "Gue bakal tunjukin ruangan khusus untuk kalian."

initié, +99 line. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang