O9

216 29 4
                                        

Mark melangkahkan kaki jenjang nya, berjalan menuju ruangan La Regla.

Sedari tadi pikiran nya sudah berkecamuk, sejak Changbin mengirimi nya pesan untuk bertemu dua mata di ruangan La Regla. Pasti ada seseuatu yang penting, dan pasti tentang masalah kakaknya.

Mark membuka pintu ruangan, menemukan Changbin yang menghadap ke arah jendela besar. Mark masuk dan memastikan pintu tertutup rapat, kemudian menghampiri Changbin.

"Bin, apa yang mau lo omongin?" Mulai Mark, ia sudah berdiri di samping Changbin.

"Mark, setelah gue kasih tau lo, tolong jangan emosi. Jangan barbar, dan penglihatan saudara gue belum tentu bener. Siapa tau orang ini bukan pelaku yang sebenernya." Tangan Changbin terulur memegang pundak Mark, mencengkramnya, "Sekali lagi tolong jangan emosi."

Mark mengangguk, "Iya, gue tahan. Apa yang mau lo omongin emang?"

Changbin menyerahkan lipatan kertas yang daritadi ia pegang kepada Mark. Mark menatap kertas itu tegang, perlahan tangan nya membuka lipatan kertas. Mata nya bertemu dengan gambar yang sedikit tidak asing, sketsa seseorang yang ia kenal.

"Someone who shoot you is Jaehyun," Changbin ikut melirik ke kertas tersebut, "Jeffery Yudistira Jung, XI IPA 1."

Tangan Mark bergetar, meremas kertas pemberian Changbin makin kuat. "Jaehyun anak La Regla juga kan?"

Changbin mengangguk, membuat Mark tersenyum puas. Ia menjatuhkan kertas tadi dan mengepalkan tangan nya keras.
Dan seketika, matanya menggelap.

"Damn you, Jeffery."

Changbin berhasil mencengkram tangan Mark kencang sebelum Mark berhasil berjalan ke arah pintu, "Mark, jangan barbar anjing."

"Who cares? Bajingan yang satu itu harus mati."

Mark menarik tangan nya kencang, ia berjalan dengan penuh emosi ke luar ruangan. Dan membanting pintu, meninggalkan Changbin di dalam sendiri.

Changbin sudah mengira ini akan terjadi, ia menghembuskan nafas nya kasar. Kemudian menyusul Mark dengan berjalan santai.

Changbin yakin, Mark tidak bisa membunuh seseorang.

———

Yeri mendengarkan kedua kakak kelasnya berbicara, dan beberapa kali mengangguk sebagai tanda setuju.

Perwakilan untuk olimpiade matematika dari La Regla berkumpul di pojok perpustakaan. Dan Yeri menjadi perwakilan La Regla kelas X.

Mereka membahas beberapa bocoran soal untuk seleksi, dan beberapa taktik untuk olimpiade di luar sekolah. Memang olimpiade masih lama, tapi mereka ingin bersiap lebih dulu.

Yeri sebagai yang paling muda awalnya merasa canggung, apalagi kedua kakak kelasnya ini laki laki. Tapi kelama-lamaan dia merasa cocok mengobrol dengan mereka, mereka juga memperhatikan saran Yeri.

"Mark? Lo ngapain disini?" Pada saat Yeri menengok, matanya berpapasan dengan Mark. Dan anehnya, mata Mark terlihat penuh dendam.

Mark tidak menjawab perkataan Yeri. Ia langsung menarik kerah Jaehyun, yang duduk di sebelah Yeri, sampai berdiri. Dan mendorong nya sampai membentur tembok perpustakaan.

"MARK!" Yeri reflek menjerit melihat perlakuan Mark kepada Jaehyun.

Mark mencekik leher Jaehyun keras, Jaehyun terlalu kaget sampai tidak menyangka akan di cekik. Jaehyun berusaha melawan tetapi rasa sakit di tenggorokan nya begitu kuat.

"Lo gila ya? Lepasin, tolol, lepasin." Yeri berusaha melepaskan cekikan Mark pada Jaehyun dengan memukul mukul tangan Mark kencang.

Tapi yang terjadi, Yeri malah di dorong oleh Mark sampai membentur lantai dengan keras.

"GAUSAH IKUT CAMPUR."

"MARK---"

"Yer," Chanyeol menggenggam tangan Yeri dan membantunya berdiri, "Mark punya masalah pribadi sama Jaehyun, biarin mereka selesai in sendiri. Kita keluar ya."

Yeri mengangguk, mengikuti perkataan sang kakak kelas. Tangan nya masih setia di genggam oleh Chanyeol sampai mereka berada di luar perpustakaan.

"Kamu gak apa apa? Mau ke UKS aja apa mau ke kelas aja? Aku anterin." Tanya Chanyeol pada Yeri.

Yeri hanya menggeleng kemudian tersenyum, "Enggak usah Kak, aku bisa sendiri."

"Yaudah kamu ke kelas aja, kakak mau masuk. Mau misahin mereka berdua, hati hati kamu ke kelasnya." Ucap Chanyeol yang kemudian masuk kembali ke perpustakaan.

Yeri terdiam. Darimana Chanyeol tau kalau Mark punya masalah pribadi dengan Jaehyun? Apa Jaehyun cerita kepada Chanyeol?

Sementara di dalam, sudah ada Changbin dan Yeonjun. Mereka sudah memisahkan Mark dan Jaehyun, lebih tepatnya menenangkan Mark yang emosi.

Changbin berjalan ke Jaehyun yang sudah lemas kekurangan oksigen, kemudian menonjok Jaehyun di perut sampai Jaehyun jatuh terduduk kesakitan.

Changbin ikut berjongkok, dengan menumpu tangan nya di dinding belakang Jaehyun.

"Bang, sorry ya gue tonjok, sorry banget." Changbin mengangkat pandangan nya, menatap lurus mata Jaehyun, "Lo yang mau ngebunuh Mark kan?"

Jaehyun tidak menjawab, ia masih terengah engah. Tangan Changbin terulur menarik kalung di balik seragam Jaehyun hingga terlihat.

"Gausah ngelak, gue punya bukti nya." Changbin mengeluarkan berlian merah yang serasi dengan kalung Jaehyun.

"I-iya," Jaehyun memejamkan matanya, "Iya gue yang mau bunuh Mark, gue di suruh."

"Di ancem apa lo sampe berani banget ngebunuh orang buka bukaan kayak gitu, Bang? Siapa yang nyuruh lo? Jujur aja, lo gabakal gue apa apain." Changbin semakin penasaran.

"G-gue di suruh sama---"

Ucapan Jaehyun terpotong.

"Ini ada apa ya? Rame banget."

Changbin, Mark, dan Yeonjun sama sama menengok ke arah pintu. Seorang laki laki tinggi dengan badan proposional, dan kacamata minimalis bertengger di hidung nya.

Changbin langsung berdiri, "Eum- Maaf ya bang, temen gue punya masalah pribadi sama temen lu soalnya."

Chanyeol melirik Jaehyun sebentar, "Oh iya gapapa, gue cuman kaget aja tadi kita lagi rapat tiba tiba temen lu nyekek Jaehyun."

"Sekali lagi maaf ya, bang."

Chanyeol mengembang kan senyum nya, "Iya santai aja. Btw, kalian anak La Regla juga kan? Kenalin gue Chanyeol, XII IPA 1."

Changbin ikut tersenyum, "Gue Changbin bang, yang tadi nyekek Bang Jaehyun namanya Mark. Itu yang megangin Mark, Yeonjun."

"Masalahnya udah selesai belum? Gue masih mau ngebahas olimpiade sama Jaehyun soalnya." Chanyeol berdiri di samping Changbin, "Kalo belom kelar, gue cabut, ngebahas nya besok aja."

Changbin mengalihkan pandangan nya terhadap Jaehyun, menatapnya ragu, "Udah selesai kok bang, tapi gue mau ngomong bentar sama Bang Jaehyun."

"Sip, gue tunggu luar ya." Chanyeol berjalan menjauh, kemudian menghilang di rak rak buku.

"Jun, tolong bawa Mark keluar." Perintah Changbin, diangguki Yeonjun.

Yeonjun membawa Mark pergi dari tempat itu, meskipun Mark masih ingin mencekik Jaehyun sampai mati. Mark menatap Jaehyun tajam sampai Jaehyun tidak terlihat lagi di jangkauan mata nya.

Changbin mendengus, kemudian mengulurkan tangan nya pada Jaehyun. Membantu Jaehyun berdiri.

"Urusan kita belum selesai disini ya bang."

Setelah perginya Changbin, Chanyeol kembali dan menghampiri Jaehyun yang duduk di atas kursi. Chanyeol duduk di seberang Jaehyun sambil tersenyum remeh.

"Jeffery, listen ya. Sampe mereka tau, lo bakal berakhir kayak cewek lo."

initié, +99 line. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang