Jinjin membuang muka, tak ingin melihan Heejin. Ia juga membenarkan lengan bajunya.
"Gwaenchanaaa...." Jinjin mencoba berlagak baik-baik saja.
"An-gwaenchana!" Bentak Heejin dengan air mata yg menetes.
Membuat Jinjin menoleh kearah Heejin kaget, mengernyitkan dahinya. "Heejin-ssiii... ur-eo?"
Heejin menyeka air matanya. "Aniyeyo.." tangkalnya...
"Mianhaeyoo.." Jinjin merasa bersalah.
"Aniyeyoo... sajangnimm.." Heejin mencoba tersenyum dan menyeka sisa sisa air mata yg menetes dipipinya.
"Maaf sudah membuatmu khawatir" Jinjin mengutarakan.
Heejin terdiam... Jinjin pun begitu. Kemudian..
"Kau tahu kan restoran sepi.. tak ada pemasukan lagi.." Jinjin mulai buka suara.
"Geuraeseo?" Heejin nampak marah dengan mulai berkaca-kaca.
"Jadi.. aku mencoba bekerja paruh waktu untuk membayar karyawan-karyawanku.." Jinjin menjelaskan sambil membenarkan posisi duduknya.
Heejin menatap Jinjin dalam-dalam. Sungguh Heejin tak mengerti dengan namja yg sedang ada dihadapannya. Ia sungguh baru kali ini menemui namja yg bertanggung jawab seperti ini.
"Sajangnim...."
"Wae?" Jinjin sambil mendongakkan kepalanya, berharap agar tak ada lagi pertanyaan yg keluar dari mulut Heejin.
"Gidaryeoo" Heejin tiba-tiba berlalu keluar dari ruangan. Membuat Jinjin bingung dengan tingkah yeoja itu.
Heejin pergi ke apotek rumah sakit untuk meminta alat kompres memar dan beberapa kain seka untuk Jinjin.
Setelah mendapatkan apa yg ia cari, Heejin langsung bergegas kembali ke ruang rawat inap Jinjin.
Perlahan Ia buka pintu dan alangkah terkejutnya Heejin. Matanya terbelalak, tangannya yg membawa kompres dan kain tetiba ngilu. Melihat Yeri duduk di kursi sebelah kasur Jinjin.
Memang benar Jinjin nampak tak menghiraukan Yeri, tapi Heejin.... sukar melihatnya.Tapi yasudahlah.. Jinjin butuh kompres ini.
Heejin berjalan perlahan menghampiri kedua manusia itu. Lalu, Ia tersenyum pada Jinjin dan mulai menempatkan kompres memar keatas lengan Jinjin.
Bukan Yeri namanya jika tak nyolot duluan, "Ya!! Mwohae!!"
Heejin hanya berdecak, tak ingin meladeni Yeri dengan segala kenyolotannya.
"Yeri geumanhaera!" Jinjin sudah tak sanggup menghadapi Yeri.
"Yeri-ssi.. bukannya kau sudah keluar negri?" Tanya Heejin dingin.
"Iya! Kenapa?!!!!"
"Lalu, kenapa kau tiba-tiba disini?" Tanya Heejin tampak tak peduli, hanya saja ingin tahu alasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEETEST DESSERT [Astro's Jinjin X Loona's Heejin]
FanfictionSemoga manisnya keik ini tidak pernah menggantikan posisi termanisku di hatimu. Inspired by One of Korean Dramas .