010

73 12 9
                                    


Jinjin mencari-cari handuk kecil guna mengopres dahi Heejin. Ia obrak abrik almari kecilnya yang ada di ruangan kecil direstoran itu.

"Chachattda!" Ucapnya girang setelah menemukan handuk kecil miliknya.

Ia memgambil baskom bekas bantingan Heejin beberapa waktu yang lalu.

Ia isi baskon tersebut dengan air hangat suam-suam kuku lalu Ia menaiki anak tangga menuju kamar Heejin.

Ia pelankan langkah kakinya agar Heejin tak terbangun. Ia juga berhati-hati saat membuka pintu kamar Heejin.

Jinjin duduk di kursi sebelah ranjang Heejin. Ia celupkan handuk kecil kedalam baskom berisi air hangat itu, ia peras perlahan lalu ia tempelkan di dahi Heejin.

Selang sekitar 5 menit, Ia ambil handuk kecil yg bertengger di dahi Heejin. Ia celupkan kedalam baskom, ia meras perlahan dan ia tempelkan lagi diatas dahi Heejin.

Kegiatan itu berlangsung selama 1 jam hingga air didalam baskom menjadi dingin.

Untuk yg terakhir kalinya, Jinjin mengecek demam Heejin dengan menempelkan punngung tangan kiri mungilnya diatas dahi Heejin.

Syukurlah, demamnya sudah mereda. Kini saatnya Jinjin untuk beristirahat.

Ia angkat tangan kirinya dari dahi Heejin, dan....

HAP! Heejin meraih pergelangan tangan Jinjin. Dengan tetap memejamkan mata.

Jinjin tersentak membungkuk membeku, disamping Heejin.

"Eomma... ga-jima....." Ucap Heejin lirih.

Ia mengigau rupanya. Suaranya serak parau. Sesekali menggelengkan kepalanya perlahan.

Jinjin mencoba melepaskan genggaman tangan Heejin pada pergelangan tangan kirinya.

Tetapi genggaman tangan Heejin terlalu erat.

"Jaebal... ga-jima..." ucapnya lagi.

Jinjin perlahan duduk kembali disamping Heejin. Ia pandangi yeoja ini, "Apeujima..." ucap Jinjin sambil mencoba perlahan melepaskan genggaman tangan Heejin.

Setelah beberapa menit mencoba.. akhirnya Jinjin bisa melepaskan genggaman Heejin. Lalu ia kembali menempelkan handuk diatas dahi Heejin untuk membuatnya nyaman.

Dan.... Jinjin perlahan berdiri mengusap lembut pundak Heejin. Setelahnya ia melangkah perlahan, membuka pintu kamar dan menuruni anak tangga.

***


Keesokan harinya, jam dinding menunjukkan pukul 6.30 pagi. Hari ini restoran tutup karena Heejin sakit. Mungkin memang saatnya restoran tutup, sudah sekitar 2 minggu terakhir ini restoran tak ada hentinya dikunjungi pelanggan.

Pada waktu sepagi ini, Dapur resto sudah dipenuhi dengan suara dentingan panci dan suara kompor merebus sesuatu.

Jinjin sudah berada didapur sejak 15 menit yang lalu. Ia sibuk menyiapkan bubur untuk sarapan Heejin. Kali ini ia memasak bubur kare. Ia sangat tahu jika lidah orang sakit akan terasa hambar. Jadi ia berniat membuatkan bubur yg gurih dengan tambahan santan pada kuahnya.

Ia masukkan beberapa rempah, garam dan gula. Memang itu restoran keik tetapi Jinjin punya beberapa stok bumbu untuk memasak lauk pauk. Jadi seperti dapur serbaguna untuknya.

Ia hidangkan buburnya pada mangkok putih. Ia tata diatas nampan, lengkap dengan obat demam dan air hangat satu gelas penuh.

Ia angkat nampannya dengan hati-hati lalu menaiki anak tangga menuju kamar Heejin.

SWEETEST DESSERT [Astro's Jinjin X Loona's Heejin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang