009

69 16 16
                                    


"Heeeejin-siii" Teriak namja dari teras restoran. Membuat Heejin murka, ia hentakkan kakinya untuk sekedar mengintip siapa gerangan yg sedari tadi memanggil2 namanya.

HAIISS!!!! nuguyaaa!!! Omelnya.

Heejin menengok kebawah, yg ia temukan adalah pria mungil sedang jongkok membereskan sampah yg tumpah ruah didepan restoran.

"SAJANGNIM..." Panggil Heejin.

Jinjin mendongakkan kepalanya, "Heejin-ssi.. bisakah kau membantuku?" Tanya Jinjin penuh harap

Heejin terdiam sejenak, lalu... "Aku mengantuk~ coba bereskan sendiri" Heejin berlalu buru-buru masuk kedalam kamar.

Jinjin hanya menggelengkan kepalanya lalu berusaha membereskan sampah-sampah itu sendiri.

Heejin berbaring dikasur empuknya, sprei bunga-bunga membuatnya terlihat nyaman bersandar diatasnya.

Tak lama, ponsel Heejin berdenting tanda ada pesan masuk.

Heejin raih ponselnya yg ada di sebelah kepalanya. Ia buka.

Jeon Heejin! Bagaimana? Sudah puas? Aku yg menaburkan sampah didepan restoran Jinjin. Nampaknya ia sedang bersih2

Begitulah isi pesan dari Sanha.

Heejin terkekeh, Ia membalas pesan Sanha.

Gomawo Sanha-ya.. aku benar-benar senang melihatnya. Aku tinggalkan dia sendiri bersama sampahmu!

Heejin terus terkekeh sampai seketika ia tak ingin tertawa. Ia terdiam, meletakkan ponselnya diatas kasur.

Ia pandangi langit-langit kamarnya. Dan.....
Ia terbangun, memakai selop, menuruni anak tangga, membuka pintu restoran dan menemui Jinjin.

Ia langsung jongkok dan memunguti sampah.
Entah apa yg merasukinya. Tanpa ada sepatah katapun. Tiba-tiba saja, seperti ada yg menghipnotisnya.

Jinjin saja sampai kaget seketika. Ia lihat Heejin terus menerus,

"Pungutlah! Jangan melihatku seperti itu" Ucap Heejin tanpa melihat Jinjin dan terus memunguti sampah.

"Gomawo" Ucap Jinjin lirih.

Tak ada balasan dari Heejin, ia hanya terus memunguti sampah.

Dalam benaknya bergejolak. Ia tak seharusnya membantu Jinjin. Kenapa dengan Heejin akhir-akhir ini? Heejin sudah tak cukup jernih untuk berfikir.

Setelah sekitar 20menit, teras restoran kembali bersih, berkat dua manusia yg sedari tadi tak bercakap. Hanya sampah yg membuat mereka begini.

"Apa kau mau coklat panas?" Jinjin menawarkan.

".... Mmm.... boleh" Jawab Heejin lirih, memasukkan sampah terakhir kedalam kantong.

"Baiklah.. cucilah tanganmu lalu tunggulah. Aku akam membuatnya" Jinjin menepuk kedua tangannya berniat merontokkan debu-debu yg menempel di telapak tangan.

Mereka berduapun kembali masuk kedalam restoran.

Jinjin menghidupkan lampu tengah restoran agar tak terlihat terlaku gelap.

Heejin duduk bersandar, melipat kedua tangannya didepan dadanya.

Sungguh ia mengantuk, sungguh ia merasa bodoh, terhipnotis tanpa sebab.

Kenapa aku mengiyakan? Kenapa? Aku bisa saja membuat teh sendiri untuk menghangatkan tubuhku? Heejin-aaa jaeball!!!! Kau harus sadarr!!! Gumamnya lalu menepuk-nepuk kedua pipinya.

SWEETEST DESSERT [Astro's Jinjin X Loona's Heejin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang