Jinjin keluar dari kamar mandi. Memakai kaos oblong dan boxer biru dongker. Ia mencoba mengeringkan rambutnya menggunakan handuk putih.Ia usap-usap perlahan kepalanya agar air yg masih tersisa dirambutnya terserap oleh handuk.
"Eomma.. aku akan kembali ke Seoul" Jinjin membuka pembicaraan dengan Eommanya.
"Kenapa cepat sekali?" Eomma Jinjin memasang muka kecewa. Itu karena ia ingin agar Jinjin menginap malam ini.
"Besok kan aku harus kerja" Jinjin beralasan.
"Geurae.. pekerja kantoran tidak boleh sembarangan mengambil cuti." Eomma akhirnya mengangguk mengerti akan keadaan Jinjin.
Eomma mianhae.... batin Jinjin sedih karena telah membohongi Eommanya
"Eomma.. bisa kau bungkuskan beberapa lauk?" Pinta Jinjin seraya memegang gagang pintu kamarnya.
"Arasseo... kau bersiaplah. Eomma akan siapkan" Eomma beranjak dari sofa lalu menuju dapur. Membuka kulkas lalu menata beberapa box plastik untuk diisi beberapa lauk untuk anak bontot kesayangannya.
15 menit kemudian, Jinjin keluar dari kamar. Memakai atasan kaos putih longgar dan celana jeans. Ditangan kirinya tergelantung jaket parka berwarna army.
Ia menghampiri Eommanya didapur.
"Eomma apa sudah siap?" Tanya Jinjin sambil terus mendekati Eommanya.
"Sedikit lagi. Eomma harus membungkuskanmu bulgogi. Sebentar, Eomma akan hangatkan di microwave ya" Eomma Jinjin sangat teliti dalam menyiapkan bekal untuk anak laki-laki nya ini.
Bulgogi... iya.. lauk kesukaan Jinjin, bagaimana mungkin Eommanya tak membungkuskannya.
"Arasseo.. aku akan pakai kaos kaki didepan ya" Jinjin berjalan menuju sofa untuk memakai kaos kaki, sembari itu Eommanya masih sibuk berdenting didapur.
Tak lama, Eomma Jinjin menghampiri Jinjin dengan setumpuk box lauk pauk yang di bungkus kain satin berwarna kuning. Khas sekali seperti bekal pada umumnya.
"Jinnie-ya.. ini yg paling atas tolong berikan pada hyung mu ya.. bilang, maaf Eomma blm bisa menjenguknya" Jelas Eomma dengan menunjuk kearah box yg dimaksud.
"Arasseo Eomma... Eomma disini baik-baik ya.. telfonlah kapanpun jika Eomma ingin bercerita atau sedang kesulitan" Jinjin memeluk erat malaikat cantik satu-satunya itu.
"Geurae.. aeasseo... josimhae" Eomma menepuk perlahan punggung Jinjin, rasanya masih sama seperti saat Jinjin dibangku sekolah. Tepukan yg lembut dari Eomma yg selalu bisa menenangkan hatinya.
Jinjin perlahan melepaskan peluk.an Eommanya. "Eomma.. annyeong..." Jinjin melambaikan tangan kanannya lalu membuka pintu dan pergi meninggalkan Eommanya sendirian dirumah.
***
Heejin duduk diranjangnya. Ia mematung, Ia seperti masih berada pada situasi canggung baru saja. Bagaimana tidak, Jinjin tiba-tiba datang dan menyentuh dahinya seperti khawatir sekali.Mwoyaa.... micheosseo... ini benar-benar tidak benar! Kenapa sebenarnya Sajangnim? Heejin terus meracau ia masih heras dengan situasi yg baru saja Ia alami.
Saat sedang melamun, Jinjin mengetuk pintu kamar Heejin dan meminta izin untuk masuk.
"Heejin-ssi... boleh aku masuk?" Tanya Jinjin di sebalik pintu, membawa nampan yg berisi bubur, lauk, air mineral dan obat demam.
Heejin panik, entah karena apa, "A.. a.. N.. neee" jawabnya terbata-bata sambil membenarkan posisi rambutnya.
"Tapi tolong bukakan pintunya, aku membawa nampan" Pinta Jinjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEETEST DESSERT [Astro's Jinjin X Loona's Heejin]
FanfictionSemoga manisnya keik ini tidak pernah menggantikan posisi termanisku di hatimu. Inspired by One of Korean Dramas .