Keheningan terjadi sekitar beberapa menit setelah Jinho mengatakan itu. Hongseok bingung harus bereaksi seperti apa, sedangkan Jinho hanya diam menatap Hongseok dengan wajah pucatnya.
"Aku selalu berbuat hal ekstrem membuat dokter yang merawatku keawalahan dan akhirnya membuat dokter-dokter itu pergi. Aku ingin menyelamatkan mereka."
"Aku tidak akan pergi."
"Tapi aku ingin kau pergi, aku tidak mau jika kau di salahkan atas semua ini."
"Aku ingin disini menemanimu tuan. Aku ingin menyelamatkanmu."
Jinho menatap dokter yang ada di hadapannya, memegang pipi Hongseok dan tersenyum.
"Hongseokie... Aku merindukanmu."
Hongseok terdiam, ingatannya berputar ia seperti ingat panggilan itu. Panggilan yang ia dapatkan dari seseorang yang sangat ingin ia temui lagi.
"Kau Jino?" Hongseok menangis saat Jinho menganggukan kepalanya. Hongseok langsung memeluk Jinho sangat erat.
Jino adalah panggilan untuk Jinho saat dulu Hongseok bertemu dengan Jinho di panti asuhan tempat Hongseok tinggal. Itu pada saat umur mereka 10 tahun. Jinho sering mengunjungi panti itu bersama ibunya.
Jinho selalu mencari Hongseok saat datang ke panti. Alasan Hongseok memanggil Jinho dengan sebutan Jino adalah karena pada saat itu Hongseok sangat sulit untuk menyebutkan nama Jinho.
Sampai akhirnya mereka harus terpisah karna Jinho harus tinggal di luar negri dan pertemuan terakhir mereka adalah pada saat ulang tahun mereka. Setelah itu Hongseok tidak pernah bertemu dengan Jinho lagi.
Saat dewasa, Hongseok berjanji untuk mencari informasi tentang Jinho tapi tak pernah menemukan hasil. Karna ia hanya ingat Jino bukan Jinho, bahkan orang tua asuhnya tidak mau berikan informasi siapa keluarga Jinho karna dilarang oleh keluarga Jinho.
"Maafkan aku karna pergi meninggalkanmu dan aku dilarang oleh ayahku untuk bertemu denganmu lagi."
Hongseok memeluk Jinho tambah erat dengan air mata yang masih mengalir deras. Sungguh ia sangat bahagia sekarang, akhirnya ia bertemu dengan seseorang yang selama ini ia cari.
"Kenapa kau jadi seperti ini? Kenapa? Kenapa aku harus menemuimu saat kondisimu seperti ini?"
"Semua bermula saat kematian ayahku...."
Flashback On
"Ayahmu sudah pergi, ini saatnya kau berikan semuanya padaku."
"Kenapa paman sangat terobsesi dengan harta keluargaku? Aku tidak akan pernah memberikannya pada kalian."
"Kau tau, Ayahmu itu sudah mendapatkan segalanya dari kakekmu dan bahkan aku hanya di beri sedikit." Jinho menatap tajam pria tua yang dengan terpaksa ia sebut paman. "Ayahmu pergi, berarti ibumu dan kau harus pergi juga. Kau hanya cukup menandatangani ini semua dan masalah selesai."
"Aku bilang, aku tidak akan memberikannya pada kalian."
"Berarti aku harus membunuhmu dan ibumu."
Rahang Jinho mengeras, ia tidak menyangka keluarganya akan seperti ini pada akhirnya.
"Jangan sentuh Ibuku!!"
"Karna kau sangat lama. Ibumu sudah aku bawa ke rumah sakit jiwa."
Jinho bangkit dan mencengkram kerah baju pria tua itu. Tapi tubuhnya langsung di tahan oleh para pengawal pamannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/215509612-288-k961265.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Eternal Hope
Romance"Aku disini karna takdir yang membawaku. Menyelamatkanmu dari sesuatu yg membelenggumu. Harapanku tak akan pernah putus untukmu. Jo Jinho, Aku disini untukmu. Selalu." -Yang Hongseok PentagonxPentagon BxB Typos Out of Character Warning! 🔞