🔡

342 49 7
                                    

Sejak Jinho masuk ke ruang unit gawat darurat, Hongseok hanya berjalan kesana kemari dengan wajah paniknya. Hongseok tidak menyangka pagi ini ia harus menemukan Jinho bersimbah darah setelah mendengar teriakan Seunghee.

Bahkan Seunghee dan Shinwon hanya terduduk dan sama paniknya. Terutama Seunghee yang sedari tadi menangis karna ia yang pertama kali menemukan Jinho di dapur.

"Aku tidak akan mengampuni siapa pelakunya."

Shinwon mengadah menatap Hongseok yang terlihat panik dan marah. Sebenarnya sebelum mereka menemui Jinho yang sudah tergeletak di dapur, Shinwon sempat melihat Kino yang berlari keluar rumah dengan wajah paniknya. Tapi Shinwon belum berani untuk mengatakan apapun sekarang karna Hongseok terlihat sedang emosi.

Akhirnya dokter keluar dari ruang gawat darurat.

"Changyoon-ah, bagaimana keadaan Jinho?"

"Tenanglah, Luka Jinho tidak terlalu dalam ia juga tidak kehabisan darah. Jinho akan di pindahkan ke ruang rawat." Kebetulan dokter di rumah sakit ini adalah teman satu sekolah Hongseok dulu.

"Benarkah? Jinho akan baik-baik saja?"

"Hongseok-ah, tenanglah Jinho akan baik-baik saja."

"Terima kasih banyak."

"Aku pergi dulu, jika butuh sesuatu hubungi saja aku."

"Baiklah."

Hongseok terlihat lebih lega begitupun dengan Seunghee dan Shinwon.

Jinho sudah di pindahkan ke ruang rawat inap, tapi belum sadarkan diri. Hongseok terus menggegam tangan Jinho dan tidak beranjak dari sisi Jinho. Sedangkan Shinwon dan Seunghee duduk di sofa.

Tiba-tiba pintu terbuka dan menampakan Yuto disana.

"Hongseok hyung, Jinho baik-baik saja?" Terlihat Yuto yang datang dengan wajah paniknya.

"Jinho baik-baik saja. Lukanya tidak terlalu dalam, kau kenapa?"

"Kino... Dia menghilang."

"Kino?" Hongseok bangkit dari duduknya.

"Sebenarnya..." Shinwon terlihat menghampiri Hongseok dan Yuto. "Aku melihat tuan Kino keluar dari rumah dengan wajah ketakutan, dan setelah itu aku mendengar teriakan Seunghee."

"Tidak mungkin Kino pelakunya." Hongseok terkejut dan bingung.

"Hyung, aku akan mencari Kino. Dan jika memang Kino pelakunya aku akan bertanya alasannya."

Hongseok terduduk lemas, ia tidak percaya jika Kino pelakunya. Untuk apa Kino melakukan itu? Sedangkan Yuto langsung pergi dari rumah sakit.

"Hongseok..." Hongseok menoleh dan terlihat Jinho yang mulai membuka matanya.

"Sayang.. Kau baik-baik saja?" Hongseok mengusap kepala Jinho perlahan dan menggegam erat tangan Jinho.

"Tolong jangan marah pada Kino."

"Apa maksudmu?"

"Aku yakin Kino punya alasan melakukan ini."

"Jadi benar Kino pelakunya?" Jinho menganggukan kepalanya pelan.

Shinwon dan Seunghee sangat terkejut dan tidak menyangka Kino benar-benar melukai Jinho seperti ini.

Hongseok terlihat marah tapi Jinho langsung mengusap pipi Hongseok dan meyakinkan Hongseok untuk percaya padanya.

"Tapi ia melukaimu."

"Aku tau, tapi entah kenapa aku merasa Kino punya alasan melakukan ini."

"Baiklah, Kau istirahat saja. Aku akan menemanimu." Hongseok menciumi punggung tangan Jinho. Ia benar-benar tidak tega melihat Jinho harus terbaring di rumah sakit seperti ini.

[END] Eternal HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang