Waktu baru menunjukan jam 5 dini hari dan Hongseok sudah siap untuk meninggalkan apartementnya. Apartement ini akan ia tinggalkan entah berapa lama jadi ia hanya menitipkannya pada pihak apartement tanpa menyewakan atau menjualnya.
Hongseok menghela nafasnya panjang, menatap pintu apartementnya. Ia bukan berat untuk meninggalkan tempat ternyaman baginya ini. Tapi hal baru yang akan ia kerjakan mulai hari ini membuatnya sedikit berpikir apakah ini baik atau tidak nantinya.
Hongseok berjalan menyeret kopernya menuju mobil yang sudah menjemputnya. Bahkan ia belum melihat orang-orang yang biasanya berlalu lalang di depan apartementnya. Ini benar-benar terlalu pagi.
Hongseok memang di hubungi oleh keluarga Jo untuk berangkat sepagi itu, entah apa maksud dan tujuannya tapi alasan mereka adalah jarak yang begitu jauh. Hongseok hanya mengiyakan apapun permintaan mereka, sebenarnya ia juga sudah sangat penasaran dengan sosok Jo Jinho, Orang yang akan ia rawat mulai hari ini.
•
Ternyata benar, ia membutuhkan waktu sekitar 5 jam untuk sampai ke rumah tempat Jinho berada, ini benar-benar jauh dan suasananya terlalu sunyi bahkan Hongseok seperti bisa mendengar detak jantungnya sendiri. Hongseok menatap sekitar rumah ini yang di kelilingi pepohonan lebat bahkan langit terasa mendung disini meskipun awalnya cuaca sangat cerah.
Rumah ini terlalu besar menurut Hongseok jika di tinggali sendirian. Tapi yang Hongseok ketahui adalah disini ada beberapa pegawai untuk merawat rumah ini.
Hongseok di bawa masuk ke dalam rumah mewah itu, dan di ajak bertemu dengan perawat Jo Jinho sebelumnya yang berarti hari ini adalah hari terakhirnya merawat Jinho. Namanya Adachi Yuto, ia dokter asal Jepang yang selama 5bulan terakhir merawat Jinho, ia memutuskan menyerah untuk merawat Jinho karna ia tidak sanggup menghadapi bagaimana keadaan Jinho.
"Separah itu kah?" Hongseok bertanya pada Yuto yang beberapa menit lalu saling berkenalan dengannya.
"Ya, maafkan aku. Aku tidak sanggup lagi." Setelah mengatakan itu, Yuto mengambil tasnya dan mengeluarkan seluruh isinya.
"Kalian memberikan tuan Jinho ini semua?"
"Ini adalah makanannya, Tuan Jinho sama sekali tidak bisa menelan makanan atau bisa di bilang, ia tidak mau makan makanan yang masih berbentuk. Jadi kami memberikan makanan berbentuk cairan melalui suntikan."
Hongseok menghela nafasnya, ini tidak salah tapi tidak terlalu baik juga efeknya. Tapi mau bagaimanapun Hongseok harus mengambilnya.
"Dan ini semua obat-obatannya?"
"Ya, aku mendapatkan resep ini dari dokter sebelumnya."
"Oke, aku akan coba kembangkan obat-obatan ini dengan obat-obatan yang biasa aku gunakan."
"Apakah beda?"
"Hanya sedikit berbeda, begitupun dengan efeknya."
Yuto melanjutkan menjelaskan bagaimana keadaan Jinho secata detail pada Hongseok. Jinho yang selalu berteriak saat melihat cermin, Jinho yang bisa tenang jika ia berendam di dalam bathup, dan satu hal yang sedikit berbahaya jika Jinho melihat api, Ia akan berteriak sambil menarik rambutnya.
"Satu hal yang harus kau ketahui, Jangan pernah mengatakan padanya soal 'keluarga', itu akan membuatnya berlari dan membenturkan kepalanya."
"Bagaimana mungkin?"
"Tuan Jinho sangat benci dengan kata 'keluarga'. Aku pernah mencobanya dan benar saja Tuan Jinho langsung berteriak dan membenturkan kepalanya ke lantai."
Hongseok mengusap wajahnya, ia baru menemukan kasus seperti ini, kenapa keluarga ini tidak membawa Jinho ke rumah sakit saja. Sungguh Hongseok benar-benar marah sekarang. Hongseok sudah kehabisan kata-kata sekarang.
"Ku mohon selamatkan Tuan Jinho." Yuto mengatakan itu dengan sedikit berbisik. "Aku sangat ingin menyelamatkannya, tapi aku benar-benar tidak sanggup."
Terlihat jelas air wajah Yuto yang sangat putus asa bahkan Yuto terlihat akan menangis. "Ku mohon, Hongseok-ssi."
"Kenapa kau yang memohon sampai seperti itu??"
"Kau akan mengetahuinya saat melihatnya."
•••
Setelah semua selesai, Yuto berpamitan untuk pergi dan entah sudah keberapa kali. Yuto mengatakan untuk jangan menyerah dan terus berjuang menyelamatkan Jinho. Hal itu membuat Hongseok sedikit meringis ia merasa dapat tanggung jawab yang sangat besar sekarang.
"Bisakah aku bertemu dengan tuan Jinho sekarang?" Hongseok berbicara pada asisten rumah ini dan Hongseok langsung di antarkan ke tempat Jinho berada.
Hongseok berjalan menyusuri rumah besar ini, dan samar-samar terdengar suara seperti seseorang sedang berbicara. Hongseok perlahan berjalan menuju ruangan yang tidak berpintu katanya disana tempat Jinho berada.
Hongseok masuk kedalam sebuah ruangan yang terlihat seperti kamar.
"Kenapa kau melakukan itu....."
Suara itu mulai terdengar jelas oleh Hongseok.
"Apa salahku..."
Hongseok mengikuti arah suara itu.
"Jangan pukul aku..."
Akhirnya Hongseok melihat sosok Jinho, ia sedang duduk di atas kasurnya memeluk lututnya dengan tangan yang terlihat memainkan selimut putih yang seperti menggulung tubuhnya. Hongseok melangkah perlahan menghampiri Jinho.
"Aku tau aku bukan yang terbaik untukmu..."
Hongseok duduk perlahan di tepi ranjang Jinho.
"Permisi... tuan Jinho."
Jinho berhenti menggumam saat mendengar suara Hongseok tapi ia tidak menoleh pada Hongseok.
"Saya Yang Hongseok, saya yang akan merawat tuan mulai hari ini."
Jinho tetap diam masih dengan tangannya yg memainkan selimut jangan lupa tatapan matanya yang kosong.
Hongseok merasa hatinya sangat sakit melihat Jinho yang ada di hadapannya sekarang, sangat berbeda dengan Jinho yang ia lihat di foto. Jinho yang ada di hadapannya sekarang terlihat sangat tirus matanya yang berkantung wajahnya yang pucat dan terlihat ada beberapa goresan di kening, tangan dan pipi.
"Hiks hiks hikss."
Tiba-tiba Jinho menangis yang membuat Hongseok sedikit terkejut.
"Kau datang pasti hanya untuk menertawakan aku dan menyuntikan ini dan itu di seluruh tubuhku kan?"
"Tidak tuan, Aku tidak datang untuk menertawakanmu. Tapi aku datang untuk menemanimu disini."
"Kau ingin menemani orang tidak waras sepertiku?"
Jinho berbicara masih dengan tatapan kosongnya, ia benar-benar tidak menoleh sedikitpun pada Hongseok.
"Iya, aku tidak keberatan atas apapun keadaanmu tuan."
"Kau akan pergi pada akhirnya." Jinho menoleh tiba-tiba pada Hongseok menatap Hongseok dengan tatapan tajam tapi terlihat kosong dan lemah. Hongseok tidak terkejut, ia menatap Jinho kembali dengan tatapan lembutnya dan tersenyum pada Jiinho.
Hongseok sadar tatapan Jinho sedikit melembut sampe akhirnya Jinho jatuh pingsan.
To be Continued
-Unnayyy-

KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Eternal Hope
Romance"Aku disini karna takdir yang membawaku. Menyelamatkanmu dari sesuatu yg membelenggumu. Harapanku tak akan pernah putus untukmu. Jo Jinho, Aku disini untukmu. Selalu." -Yang Hongseok PentagonxPentagon BxB Typos Out of Character Warning! 🔞