📌

353 45 7
                                    

Hongseok dan Yuto langsung bergegas menuju rumah Jinho di pagi hari, mereka juga sudah menghubungi Yanan dan Wooseok. Jinho dan Kino tetap di rumah sakit dengan di jaga oleh Seunghee dan Hui.

Saat di rumah ternyata Shinwon juga ikut, ia ingin membantu untuk penangkap penjahat-penjahat itu.

"Kau kenapa ikut? Ini berbahaya kau di rumah sakit saja." Dan yang tiba-tiba mengomel adalah Wooseok membuat yang lain menahan tawanya sedangkan Shinwon hanya kebingungan.

"Tak apa tuan, aku akan membantu sebisaku. Aku sudah mengumpulkan data-data pegawai disini."

"Okay okay tapi kau tetap disisiku jangan jauh-jauh dariku." Wooseok menarik tangan Shinwon ke sisinya.

"Baiklah, begini saja. Aku dan Yanan akan menemui ayahku untuk menangkap Hyojong, Yuto Wooseok dan Shinwon kalian berfokus menangkap para anak buah Hyojong kalian akan di bantu tim kepolisian."

Setelah berdiskusi akhirnya mereka berpencar.

Yuto, Wooseok dan Shinwon pergi ke alamat-alamat yang di kumpulkan oleh Shinwon. Tapi mereka kesulitan karna rata-rata para pelaku sudah kabur.

"Bagaimana ini? Kita sudah sangat terlambat sepertinya." Shinwon menopang lututnya sambil meniup-niup poninya.

"Kau lelah? Lebih baik kau istirahat, biar aku dan Yuto yang melanjutkannya."

"Tidak! Aku tidak lelah, ayo kita lanjut mencari penjahat-penjahat itu. Aku akan menjewer telinga mereka satu persatu!" Shinwon berjalan mendahului Wooseok dan Yuto dengan masih mengoceh.

"Kau yakin akan mendekatinya?" Yuto bertanya pada Wooseok.

"Kenapa dia sangat menggemaskan, aku harus mendapatkannya!!" Wooseok mengejar Shinwon sedangkan Yuto hanya menggelengkan kepalanya.

.

Jinho terlihat khawatir karna ia memikirkan Hongseok yang sedang menangkap Hyojong. Bahkan Jinho terlihat mengigiti kukunya dan tangannya gemetar. Hal itu membuat Kino khawatir, ia juga sebenarnya khawatir pada Yuto tapi Kino takut keadaan Jinho belum sepenuhnya baik.

"Jinho-ssi tidak baik menggiti kukumu seperti itu." Hui berbicara pada Jinho. "Aku dulu sepertimu aku terlalu khawatir dan terpuruk dan aku berujung menyusakan orang lain. Kau harus percaya pada dokter Hongseok, dia sangat kuat dan cekatan."

Jinho menatap kukunya yang sudah patah-patah. Ia harus percaya pada Hongseok, Jinho hanya takut kehilangan Hongseok ia hanya mempunyai Hongseok sekarang. Ia ingin hidup bahagia dengan Hongseok.

Kino menggenggam tangan Jinho. "Hyung, Hongseok hyung tak akan kemana-mana ia akan baik-baik saja. Percaya padaku."

"Tuan Jinho, Dokter Hongseok adalah pria yang hebat. Dia yang menyembuhkan kekasihku, dia juga telah menyembuhkan Tuan Jinho. Kali ini ia tak akan gagal."

Jinho sudah merasa tenang, ia harus percaya pada Hongseok.

.

Hongseok dan Yanan pergi menemui Ayahnya Hongseok. Tapi sayangnya Ayahnya Hongseok sedang tidak baik penyakitnya sedang kambuh jadi Ayahnya Hongseok hanya membantu dengan mengirim beberapa anak buahnya.

Tiba-tiba suara telpon milik Yanan berbunyi.

"Halo sayang ada apa?"

"Cepat pulang." terdengar suara istrinya Yanan yang ketakutan.

"Ada apa sayang? Kau baik baik saja?"

"Sepertinya ada yang mengawasi rumah kita, mereka ada 3 orang berpakaian rapih. Aku takut."

[END] Eternal HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang