Amy

10.7K 326 0
                                        

Siang ini aku membantu Ibu membuat fruit pie di dapur. Hari ini adalah ulang tahun Ayah, walaupun beliau sudah meninggalkan kami sejak 8 tahun lalu, ulang tahunnya tetap kami rayakan dengan membuat beberapa penganan, lalu berkunjung ke makam beliau membawa bunga.

"Masih belum bisa memasak, Mandy?"
"No time for cooking, Mom. Aku di apartemen cuma buat tidur sekitar 3-4 jam."
"Lalu itu jadi alasan untuk tidak bisa memasak?"
"Sekarang serba praktis, Mom. Kalau bisa melakukan dengan cepat, kenapa harus ribet?"
"Tapi laki-laki suka perempuan yang bisa memasak lho, Mandy."
Aku menghampiri Ibu sambil mencium pipinya "Kalau aku menikah nanti, aku mau Mom jadi chef pribadi di rumahku!" Pembicaraan kami terputus ketika pintu depan rumah diketuk. Aku langsung me-lap tanganku yang penuh terigu dan menuju pintu depan.

Aku pun meraih gagang pintu dan..
"Amy?" Seorang pria bertubuh tegap, mata coklat gelap, rambut hitam memakai tshirt tanpa lengan dan celana pendek serta membawa satu keranjang strawberry segar, menyapaku.
"James?" Jawabku.
"Oh hi, Amy. Remember me still?"
"Yes of course. Kita 23 tahun bertetangga dan 16 tahun pergi ke sekolah yang sama. Masa aku lupa."
"Anyway, ini strawberry dari Ibu ku. Dia bilang Ibu mu sedang membuat fruit pie dan membutuhkan ini." Dia menyodorkan strawberry padaku.
"Thank you. Wanna come in?"
"Oh ngga, Amy, aku langsung pulang. Aku masih harus membersihkan kebun belakang dan beberapa perkakas di garasi. See you later!"
Aku masih terpaku di depan pintu ketika James pergi. The way he calls me Amy..

***
"Hi Amanda, aku Sasha dari LA. Tadi pagi kulihat berita tentang kamu dan Luke. Is it real?" Tanya seorang gadis berambut pirang, sekitar 14 tahunan, via Skype.
"Hi Sasha sweetie. Ngga kok, kita cuma kebetulan ketemu. Nothing comes between us."

"Hi, Amanda. Aku David. Sejak kemunculanmu di video klip Red Hot, aku ngefans sama kamu! Adegan kamu bersama Adam luar biasa berani. Anyway, what's your wildest sexual fantasy, Amanda?"
"Naughty question, David. My wildest sexual fantasy would be making out underwater. It would be breathless." Jawabku sambil tersenyum. "Anyway my sweet fans, I think we should end our Skype session for this week. I am having holiday so, I hope you have fun, too. Thanks for your time!"

Aku pun mengakhiri sesi Skype bersama fans ku kali ini. Lalu menutup MacPro ku. Kemudian aku menemukan buku tahunan terselip di atas meja, aku mulai membaca halaman demi halaman.

And let's find James.

Kami memang bertetangga dan pergi ke sekolah yang sama, tapi bukan berarti kami akrab. James merupakan tipe klise idola remaja di sekolah, sedangkan aku ngga cukup populer karena dianggap aneh. Dulu. Tapi keanehanku membawaku menjadi model saat ini.

James Clayton, mantan kapten tim basket, begitu yang tertulis disini. Dia juga jadi prom king dan kekasihnya pada jaman dulu, Eileen, menjadi prom queen.

Aku melirik keluar jendela, dari kamarku di lantai 2, aku bisa melihat rumah James dari sini. Harusnya kami suka bermain bersama pada waktu kecil, tapi kenyataannya tidak. James lebih suka main keluar bersama teman-temannya dan aku di rumah. Harusnya James mengantarku sekolah sesekali, nyatanya tidak pernah. Walaupun demikian, James tipe cowok yang manis, lebih ke flirty, pada jamannya. Entah sekarang. Terakhir ketemu tadi siang, nampaknya dia sudah tumbuh menjadi pria dewasa.

Orang tua kami saling mengenal dengan sangat baik. Ayah James adalah dokter gigi terkenal di kota, ibunya mantan perawat. James punya kakak perempuan yang sudah menikah dan tinggal di Vancouver sekarang.

Ngga ada yang bisa aku ingat dari aku dan James kecuali cara dia memanggilku, Amy. Nama itu adalah nama panggilan yang sama dengan almarhum ayahku memanggilku. Sisanya? Yang aku tau, James suka sekali pesta. He was a party popper in high school. Sering aku melihat dia pulang ke rumahnya dengan keadaan mabuk dan ibunya membiarkan dia tertidur di teras rumah sampai pagi.

"Mandy!" Teriak Ibu dari lantai bawah.
"Yes, Mom?"
"Can you take these fruit pies to Mrs. Clayton's house?"

***
"Hey Amy." Sambut James dari balik pintu.
"Hey, James. Ini fruit pie dari Ibu ku. Ibu mu ada?"
"Sayang sekali, dia baru saja pergi ke rumah bibiku. Konon akan menginap disana selama 2 hari."
"Oh yaudah. Kamu coba fruit pie nya ya. Strawberry nya kan dari kebunmu."
"Gimana kalau menikmati fruit pie nya berdua sama kamu? I'll make you a cup of hot tea?"
"Great idea." Aku pun masuk ke rumah James yang penuh dengan nuansa warna gading. Lalu duduk di sofa depan televisi.

"Jadi bagaimana hidup menjadi seorang supermodel, Amy?" Tanya James sambil menyimpan 2 cangkir teh hangat di atas meja.
"It's fun, James. How could you know that I'm a model now?"
"Everyone knows, Amy. Kamu berubah sekali."
"Berubah dari?"
"Iyaaa yang aku tau dulu kamu berangkat sekolah dengan celana jeans, sweater. Dan sekarang melihatmu mengenakan pakaian renang di setiap foto di sudut pusat perbelanjaan."
"Haha! Aku sebenernya dari dulu ingin jadi model, James. Baru berani bilang ini waktu lulus sekolah. "
"But you look so much better now." Ucapnya sambil melirikku dengan fruit pie di tangan kanannya.
"And how about you? Aku ngga denger kabar apa-apa dari kamu."
"Lulus sekolah, aku kuliah di Toronto. Baru selesai tahun ini dan sekarang lagi jadi asisten dosen serta guru honorer."
Aku berdecak kagum. "Wow. Ngga nyangka tipe kaya kamu bisa punya profesi yang serius."
"Ya. Aku juga ngga nyangka tipe kaya kamu bisa seliar sekarang." James pun tertawa.
"Everybody is changing, right?" Aku tersenyum dan dia membalas senyumku.

We talked about anything during the evening.

"Eh besok malam aku mau bertemu teman-teman lama di sebuah bar dan lounge di dekat sini. Kamu mau ikut?" Ajaknya saat aku beranjak dari sofa dan hendak pulang.
"Aku ngga ganggu?"
"Of course not. Kamu juga kenal mereka kok, teman-teman tim basket jaman SMA. Mau kan?"
"Pick me up at seven?"
"Yes I will, Amy."

The Art of Being MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang