James bilang perjalanan menuju kebun strawberry akan memakan waktu 60 menit.
"Kamu ngapain mau kesana?" Tanyaku.
"Sekarang sedang musim panen strawberry. Suka aja sama suasana disana. Udah lama ngga kesana. I bet you will love it, too."
"Aku ngga suka perkebunan. Banyak nyamuk, banyak ulat."
"Iya aku tau kamu sukanya klab malam dan mall." Ucapnya sinis.
Ih bikin kesel.James menyalakan pemutar musik di mobilnya dengan tangan kirinya sementara tangan kanan nya tetap menyetir. Ketika lagi asyik memilih track favorite nya, tiba-tiba ada seorang pengendara motor menyalipnya sehingga James harus rem mendadak.
"James watchout!" Teriakku.
"Shit! Ini yang aku ngga suka dari pengendara motor!" Teriaknya.
Gara-gara rem mendadak tadi, tas selempangku yang kupegang tadi jatuh dan isinya bertebaran di mobil James. Parfum, handphone, lipgloss dan.. Shit, ada kondom yang aku bawa."Kamu selalu bawa barang ini?" Tanya James setengah tertawa meledekku.
"Aku terburu-buru tadi, ternyata bawa tas yang ini." Jawabku kikuk.
"Astaga Amy. Kamu pergi denganku dan membawa ini? Kamu pikir akan aku apakan kamu?"
"James kan tadi aku udah bilang aku ngga sengaja! Ihhh menyebalkan!" Ucapku sambil cemberut.James melanjutkan menyetir mobilnya, dan kami pun tiba di kebun strawberry milik keluarga James.
James mengajakku berkeliling kebun satu hektar itu sambil berjalan kaki. Sesekali menyapa beberapa petani kebun yang sedang memanen strawberry.
"Dulu Dad cuma punya kebun strawberry sebesar halaman rumah. Saking sukanya berkebun strawberry, gajinya dia tabung dan membeli lahan ini untuk berkebun lebih banyak lagi." Ucap pria yang hari ini memakai flanel kotak-kotak merah yang digulung sampai siku serta jeans itu. Oh iya, beanie nya membuat dia makin stunning hari ini. Tuh kan mulai berfantasi aneh kalo deket-deket cowok ganteng."Kamu haus? Bikin jus strawberry yuk!" Ajaknya. Dia membawaku ke sebuah rumah kecil di dekat kebun. Disanalah James suka bermalam kalau lagi suntuk di rumah.
"Sudah berapa cewek yang kamu ajak bermalam disini juga, James?" Tanyaku yang asyik memainkan sedotan di gelas berisi jus strawberry. James pun hampir tersedak mendengar pertanyaanku.
"Amy, aku bukan James yang dulu."
"Tapi pernyataan kamu barusan ngga jawab pertanyaanku."
"Ngga. Belum ada. Bahkan jarang temanku yang tau aku punya kebun strawberry disini."
"Terus kenapa kamu mau mengajakku kesini?"
"Ya siapa tau kamu butuh refreshing dari kerasnya kehidupan Amerika."Setelah menghabiskan jus strawberry kami masing-masing, James mengajakku untuk mencoba memetik strawberry. Kegiatan yang awalnya kupikir membosankan tapi ternyata menyenangkan.
"James!"
"Yes, Amy."
"Lomba lari sampai pohon besar itu yuk!"
James menatapku dengan kaget. "Yakin?" Tanyanya.
"Kenapa ngga yakin? Hanya karena kamu mantan anak basket?"
"Okay. Apa taruhannya?"
"Yang kalah harus melakukan apa aja yang disuruh si pemenang. Gimana?"
"Challenge accepted."***
"YES I WIN!" Teriakku pada James yang duduk kelelahan.
"Damn you're good!"
"Kamu kira jadi model terus lemah? Aku lari 3km setiap harinya tauu!" Teriakku kegirangan.
"Jadi, aku harus apa?" Tanyanya. Aduh apa ya? Sebenernya pengen to the point aja : Hey James kiss me then fuck me. Tapi kan sinting ya?
"Apa ya James?" Tanyaku berbalik.
"Aku traktir makan siang aja ya?"
"Ah itu ngga menantang."
"Terus apa?"
"Gendong aku ya?"
"Gendong di belakang kan? Yaudah sini."
"Eits tapi kamu harus membuka kemejamu itu, baru aku mau digendong."
"What?"
"Tapi kita udah deal kan? Yang kalah harus ikutin apa kata pemenang."
"Alright." Ucapnya pasrah. James pun membuka kancing kemeja nya satu persatu. Fuck you, James. You are so hot! Semoga dia ngga sadar kalau aku menggigit bibirku tanda inginnya aku menyentuhnya saat ini. "Yuk?" Ajaknya ketika dia sudah melepas kemejanya dan hanya memakai singlet putihnya saat ini. Aku merasakan keringatnya saat dia menggendongku. This guy turns me on and I have to do something. Aha! Lalu aku melihat kunci mobil James menggantung di kantong jeans belakangnya. Tanpa pikir panjang, aku mengambil kunci mobilnya dengan satu tanganku."Hey kenapa kau lepaskan tanganmu?"
"Oh ngga ini punggungku sedikit gatal. Ayo cepetan ke mobil!" Godaku.Sesampainya di mobil, James menuruniku. "Lumayan berat ya kamu." Ucapnya sambil memijit mijit punggungnya. Lalu dia mencari kunci mobil yang dia yakin dia simpan di belakang kantong celana nya tadi. Dia pun mencari sampai ke bawah dan area sekitar situ, siapa tau terjatuh. Wajah kebingungannya itu makin bikin aku harus melakukan 'sesuatu' padanya.
"Kamu mencari ini?" Tanyaku saat James mulai panik.
"Ah yeah! Baguslah ternyata ada di kamu. Sini, kita pulang sekarang."
"Ngga."
"Eh?"
"Kamu yang ambil kesini." Ucapku sambil memasukkan kunci mobilnya ke saku celana jeans ku.
"Ayolah, Amy. Apa belum cukup kamu mempermainkanku hari ini?"
Aku cuma menggeleng. "Ayo ambil sini. Ngga susah kan?" James pun pasrah lalu menghampiriku, mulai mendekatiku, menyentuh jeans bagian belakangku mencari kunci. Sementara dia makin mendekat, kutarik badan kekarnya makin menempel padaku. Tanganku menyentuh pipinya dan fuck, this man is so sexy! Bibirku mulai mendekati bibirnya dan kamipun.."Here's the key. Ayo kita pulang."
"Damn James!"
"Ada apa?"
"You never want me?" Teriakku kesal.Baru kali ini aku ditolak dan aku tidak suka itu.
***
"Nyebelin kan, Carl?" Curhatku pada Carl lewat Skype.
"Hahhahaha kamu yang kelewat bodoh, Amanda. Kamu kira semua cowok sama?"
"Ya samalah. They got shitty dicks that need to be fucked!"
"Jangan bawa-bawa gaya hidupmu disani pulang, Amanda."
"Tapi aku tetap kesal! Lusa aku ke NY ya. Jangan lupa jemput di bandara!"
"Baiklah."
"Dan nampaknya aku butuh beberapa pria menyenangkan untuk menghiburku sesampainya disana."
"Luke?"
"NO!"
Kami pun menutup sesi Skype dengan tertawa.James Menyebalkan Clayton. Apakah dia berubah jadi gay ya? Aarghhh kenapa aku kesal sekali dia menolakku? Ya mungkin saja aku kurang menarik perhatiannya. Ya mungkin saja.. Ya pokoknya aku kesal. Titik.
![](https://img.wattpad.com/cover/27681903-288-k623201.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Art of Being Me
ChickLitMenjadi seorang model adalah impian Amanda, dan dia berhasil mewujudkannya. Lifestyle nya pun berubah sejak itu. Dia menikmati hidupnya, segala pesta, berganti teman tidur dan segala kemeriahan lainnya. Dengan semua ini, sempatkah dia untuk jatuh c...