"Amanda, aku sudah di New York lho. Kamu kapan pulang?"
"Hey Carl. I am home already! Haha! Kan liburnya dua minggu. Ngapain sih buru-buru kerja."
"Don't you miss me, little bitch? Don't you miss our hangover nights? Don't you miss wild boys around here?"
"Ngga tuh aku ngga kangen! Udah ya, aku mau pergi sama teman kecilku nih. See you later, baby Carl!"Aku melihat diriku sekali lagi di kaca. Kenapa kali ini aku mau sekali tampil cantik untuk pergi bersama seorang pria ya? Dengan jeans, floral tank, dan cardigan warna marun, serta rambut yang dikuncir kuda, aku berharap James ngga menganggap aku liar seperti yang dia katakan kemarin. Aku merapikan poni lurusku, mengambil tas dan bergegas kebawah. James sudah disana menunggu.
"Aku pergi, Mom." Ucapku sambil mengecup pipi Ibu.
"Is it a date?" Tanya Ibu. James membalasnya dengan senyum. "Not yet, Mrs Chase, but I am sure she will be home safe."***
Kapan terakhir kali aku pergi dengan seorang pria dan si pria meminta izin ibuku ya? Di NY aku sering sekali pergi dengan pria dan selalu berakhir mabuk di ranjang.Kali ini, ngga kan?
***
"Amanda? Amanda Chase?" Ujar salah seorang teman James saat aku dan James datang menghampiri mereka di sudut bar.
"Yes. Apakabar, Andy?" Tanyaku. Andy disana bersama Ed dan Mike, rekan satu tim basket James jaman sekolah. Iya, mereka ngga kalah beken sama James waktu itu.
"Kamu berubah sekali, Amanda. By the way I follow you on Twitter, you need to follow me back." Ucap Ed yang ngga berhenti melihatku dari atas sampai bawah sejak aku ada di ruangan ini.Beberapa saat kemudian beberapa minuman datang. Kami berlima bercerita tentang banyak hal sampai malam larut. Beberapa kali Ed mendekatiku dan merangkulku yang mulai mabuk. Mencoba menyentuhku sedikit demi sedikit tapi James melindungiku.
"She's a friend, Ed." Ujar James.
"She's different now. It's okay to make out a little bit, we're lucky enough to have this chance."
Aku mendengar percakapan itu sayup-sayup. Iya, aku mabuk.
Beberapa saat kemudian aku mulai ngawur, James menggendongku.
"Let's just go home." Ajak James. Aku cuma pasrah.Sesampainya di mobil James, James menyimpanku di kursi depan, tepat di sebelahnya.
"Kiss me, James." Ucapku ngawur saat James akan menyalakan mesin mobil.
"You're drunk." Jawabnya.
"Come on James. It's okay. You really wanna do this, right?"
"You are drunk, Amy. Just stay there, I'll take you home."***
Aku terbangun dengan kepala berat dan Ryan berada di depanku.
"It is not New York, Mandy."
Aku tau Ryan nampak marah dengan keadaan mabukku semalam.
"Does Mom know it?"
"Should I tell her?"
"No, Ryan. Do not tell her. I am sorry and this won't happen again."
"Kamu harusnya beruntung James mengantarmu pulang. "James mengantarku pulang dengan selamat. Dan untuk pertamakalinya sejak 2 tahun terakhir, aku pulang mabuk tapi tidak bercinta dengan siapapun.
***
Sudah mulai menyebalkan kalau sedang liburan dan Carl menyuruhku mengecek email. Isinya pasti jadwalku sebulan ke depan. Huff!
Disana tertulis pemotretan bikini, underwear, dinner table sama para model bikini lainnya, pool party sama model FHM, etc. Carl is right, I am a little bitch.Oh iya, atas semua hal yang terjadi semalam, bukannya seharusnya aku berterimakasih pada James?
***
"James.."
"Hey Amy. Come in?" Aku pun melangkahkan kakiku masuk ke rumahnya. Ibu dan ayahnya masih di luar kota.
"Maaf atas kejadian semalam. Aku menyebalkan ya?"
Dia tertawa kecil. "Nevermind, Amy. mungkin karma karena dulu aku sering merepotkan orang lain kalau habis mabuk di pesta."
"Apa aku melakukan hal aneh saat mabuk semalam?"
"No. Santai, Amy. Kamu cuma minta aku buat cium kamu." Ucapnya sambil melirikku.
"Did I?" Dia mengangguk. Duh bodoh sekali aku. "You kissed me then?"
"No. I don't like kissing drunk girls." Aku pun tertawa.
"Apa yang bikin kamu berubah sih, James? You used to make love with any girls in school."
"Yaaa aku bosen aja jadi pribadi yang ngga baik, Amy. Anyway I am hungry, mau makan?"
"I cannot cook."
"High maintenance lady kaya kamu mana sempet mikirin masak sih. Let me cook something for us. "Aku menopangkan daguku sambil melihat James masak. He is such a sexy man. Badannya khas anak basket yang kekar. Wajahnya selintas mengingatkanku pada Josh Hartnett tapi lebih nakal.
30 menit kemudian, dua piring Spaghetti Aglio Olio serta dua gelas orange juice tersedia di atas meja. Dia mempersikanku duduk tepat di depannya.
"Jadi siapa pacarmu sekarang?" Tanyaku.
"Ngga ada."
"Kamu sama Eileen putus ya?"
"Iya. Setahun setelah lulus, kita putus. Eileen baru menikah 2 bulan lalu. How about you?"
"Me? Melihat pekerjaanku, aku sulit menemukan seseorang yang benar-benar tulus."
"Kalau aku jadi kamu, mungkin aku akan mengatakan hal yang sama."
"Aku masih nyaman begini, James."
"You really can go with any man and do anything."
"That's rude, James but it's true."Selesai makan malam, aku pamit pulang pada James. Dia mengantarku sampai pintu depan rumah -- Yang jaraknya cuma 10 meter dari rumah James.
"Thank you for dinner, James." Ucapku di depan pintu.
"You're most welcome, Amy. Besok aku mau ke perkebunan strawberry milik Dad. Mau ikut?"
"Perkebunan ya?" Tanyaku ragu.
"Ngga suka? Ngga apa-apa kalau kamu ragu."
"Liat besok ya, James."
Dia pun mengangguk lalu melambaikan tangannya.***
Salah satu guilty pleasure adalah mengecek mention di Twitter. Sejak kejadian malam bersama Luke menyebalkan itu, mention Twitter ku penuh kebencian fans ABG Luke.Hey @AmandaChase kamu ngga cocok sama Luke. Keep your hands away from him!
Ya tweet-tweet semacam itu yang aku baca pagi ini. Ya sudahlah, namanya juga berhubungan sama anak kecil macam Luke. Kapok deh.
Ibu dan Ryan sudah menungguku dibawah untuk sarapan. I really miss Canadian Pancake buatan Ibu!
"James lumayan juga lho, Mandy." Ucap Ibu sambil memotong pancake di depannya.
"Apa sih, Mom. Dia kan teman kecilku. Lagian aku malas punya hubungan serius sekarang." Bohong sekali kau, Amanda. Ngga inget setiap PMS nangis karena kesepian ngga punya pacar?
"Ya ngga usah berhubungan serius dulu. Kan semua ada prosesnya." Tambah Ryan.
"Ih apa apaan anak kecil nasehatin aku?" Jawabku sambil mencubit pipi Ryan.
"Sucks!" Komentar Ryan sambil tertawa menyebalkan.Selesai sarapan, aku mencuci piring bekas kami makan tadi. Dari sana aku bisa lihat James sedang memanaskan mobil Range Rover nya. Oh iya dia mengajakku ke kebun strawberry ya kemarin? Terus aku jawab apa ya?
Ternyata James sadar aku melihat dia dari tadi. Bibirnya pun mengisyaratkan "Join?" Lalu aku memasang wajah bingung. James langsung menghampiri rumahku dan dengan pedenya membuka pintu rumahku yang memang ngga terkunci.
"Mau ikut ngga?" Tanyanya.
"Belum mandi." Jawabku sambil menggaruk kepala. Dan mungkin James juga tau karena aku masih memakai piyama, dan piyamanya agak transparan. Oh iya bodohnya aku.
"15 minutes?" Tanyanya lagi.
"Baiklah." Jawabku.Aku pun segera keatas, mandi seadanya, berpakaian secepat-cepatnya, dan membawa tas selempang Prada ku.
"Mau kemana?" Tanya Ibu.
"Pergi sama James." Ibu cuma tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Art of Being Me
ChickLitMenjadi seorang model adalah impian Amanda, dan dia berhasil mewujudkannya. Lifestyle nya pun berubah sejak itu. Dia menikmati hidupnya, segala pesta, berganti teman tidur dan segala kemeriahan lainnya. Dengan semua ini, sempatkah dia untuk jatuh c...