Bagian Empat Belas

7 0 0
                                    

Laila menautkan alisnya. ''Bandar narkoba? Percayalah. Aku tidak melakukannya!''
''Omong kosong. Siapa yang dapat mempercayai+mu? Om kesayanganmu yang mengatakannya saat di penjara, bahwa salah satu bandar itu adalah kau!''
''Tidak! Mereka semua berbohong!''Laila menggelengkan kepala dengan cepat.
''Jangan pikir dengan kau mendekati Aisyah kau bisa membuatku percaya begitu saja padamu. Kau ini wanita licik, nggak pantas datang ke tempat suci ini. Aisyah boleh saja tertipu dengan wajah polosmu itu, tapi tidak dengan aku. Aku berjanji akan membawamu ke penjara, kau harus bertanggung jawab atas perbuatanmu!''sergah Abdi. Laila terdiam. Gadis itu menahan sesak di dadanya.
''Apa wanita sepertiku benar-benar hina di matamu? Hingga kau benar-benar jijik padaku?''suara Laila terdengar parau. Abdi membuang mukanya
''Jika memang aku bersalah. Aku akan menyerahkan diriku padamu. Tapi aku tidak akan melakukan itu karena aku sama sekali tidak terlibat sebagai bandar narkoba, aku adalah korban dari mereka.''Ujar Laila terisak dari balik cadarnya. Abdi melengos.
Laila mencoba mengatur napasnya. ''Jika kau benar datang kemari untuk menangkapku. Lalu bagaimana dengan tugasmu yang lain yang tak becus menjaga tahanan lain sehingga ada tahanan yang kabur dari penjara?''
Abdi mengarahkan pandangan pada gadis bercadar yang ada di depannya, lelaki itu mengangkat kedua alisnya.
''Tahanan kabur? Siapa maksudmu''
''Kau terlalu fokus mengejar orang kotor sepertiku tapi lupa ada orang lain yang lebih mengancammu. Bagaimana bisa kau katakan bahwa kau tengah melaksanakan tugas.''
Abdi menelan ludahnya. Hening.
''Anastasya!''teriak Adit muncul dari balik kegelapan. Abdi menatap wajah adit lekat-lekat, ia dapat mengenali wajah tahanannya yang 2 bulan lalu ia tangkap. Adit tersentak melihat Abdi dengan seragam lengkapnya. Lelaki itu balik arah dan berusaha kabur.
''Tunggu, jangan lari.''Abdi segera mengejarnya dan dengan mudah lelaki itu membekuk Adit. Namun, saat Abdi akan memborgol tangan Adit. Dengan cepat tangan Adit meraih pistol Abdi dan mendorong tubuh Abdi hingga tersungkur di tanah. Adit menodongkan pistolnya pada lelaki yang tersungkur di depannya.
''JANGANN!''Teriak Laila menghadang peluru agar tak mengenai Abdi. Gadis itu tersungkur di tubuh Abdi saat timah panas menembus perutnya.
''LAILAAAA!''Teriak Aisyah saat menyadari keributan di depan gerbang, gadis itu berlari menghampiri Laila.
''Mampus kau!''Umpat Adit sekali lagi menarik pelatuknya dan mengarahkan pada Laila.
Rekan Abdi dengan cepat mengejar Adit. Sebuah timah panas menembus kaki Adit saat lelaki itu hendak kabur dari kejaran. Dengan cepat rekan Abdi menangkap dan membengkuk Adit dan membawanya ke kantor polisi.
Abdi tertegun. Lelaki itu menatap gadis yang bersimbah darah di pangkuannya. Lelaki itu dapat merasakan tatapan tulus dari gadis yang telah menyelamatkan nyawanya sebelum akhirnya Laila menutup matanya.


Menurut kalian apa benar kecurigaan Abdi pada Laila?
Cus deh ke part selanjutnya hehhe

Muara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang