‘’Abdi!’’Salah satu rekan Abdi dengan seragam cokelatnya menghampiri Abdi yang menunduk di lobby rumah sakit.
‘’Lelaki tadi salah satu tahanan yang kabur.’’Ucap lelaki itu duduk di sebelah Abdi yang tak menoleh pada rekannya.
‘’Dan gadis itu, dia dinyatakan tidak bersalah. Wanita bandar narkoba yang selama ini menjadi buron bukan dia, wanita itu telah di tangkap dan saat ini sudah ada di penjara. Adit mengatakan hal tersebut agar polisi menangkap Anastasya dan menjebloskan anastasya ke penjara, lalu setelah kita memenjarakannya ia akan membawa Anastasya atau Laila kabur dan melanjutkan lagi bisnis prostitusinya.’’
Abdi menelan ludahnya.
Ilham menghampiri Abdi. ‘’Abdi. Kau ada disini?’’
‘’Abdi. Aku akan menjaga di luar.’’Ujar rekan Abdi menepuk pundak Abdi
Abdi menunduk, menatap kosong ke lantai. ‘’Kau mengatakan hal yang benar. Seharusnya memang bukan aku yang lolos menjadi polisi. Tapi kau, aku memang tidak becus!’’
Ilham menghela napas. Duduk di samping Abdi. ‘’Aku telah melupakan itu, kita memang memiliki mimpi yang sama, kita telah berjuang bersama, dan untuk kekalahanku. Aku sudah terima.’’
‘’Aku telah melakukan kesalahan!’’
Ilham menghela napas. ‘’Semua orang pernah melakukan kesalahan. Dan orang itu pantas untuk mendapatkan kesempatan. Kau hanya berusaha menjalankan tugasmu. Kau sudah berusaha melakukan yang terbaik!’’
‘’Maafkan aku!”Lelaki itu menunduk, ia tak mampu menahan air matanya. untuk pertama kali lelaki itu menangis. Ilham merengkuh sahabatnya.Kira-kira apa yg akan dilakukan abdi setelah mengetahui semuanya yah? Huhuhu next part yukkkkkkkkkk
KAMU SEDANG MEMBACA
Muara
Short StoryMemaafkan merupakan kewajiban. Dan melupakan perkara perasaan yang tidak bisa dipaksakan.