-AUTHOR POV-
Yunho mengepak barang-barang yang akan dia bawa untuk berkemah Jum'at depan. Dengan telaten Yunho menata pakaiannya dan pakaian Mingi kedalam satu tas besar.
Entah apa yang merasuki pikiran Yunho, akhir-akhir ini dia terlihat menyerah dengan keadaan. Ide cemerlang yang dia punya untuk menggagalkan perjodohan ini terasa begitu tidak berguna sekarang.
Setelah malam Mingi menyatakan perasaannya, Yunho mulai melihat Mingi dengan cara pandang yang berbeda. Dia yang tadinya tidak begitu menyukai keberadaan Mingi, akhir-akhir ini dia terlihat menikmati keberadaannya.
Sarapan dan makan malam bersama. Pergi kencan setiap Jum'at malam atau malam Minggu. Membantu Mingi menyiapkan baju kerja dan memasang dasinya. Menyiapkan air panas untuk Mingi. Memasak. Menunggu Mingi pulang kerja.
Yunho menghentikan kegiatan mengepak barangnya. "Aku jadi bingung."
Entah mengapa Yunho kini tidak keberatan jika harus menghabiskan hidupnya dengan Mingi.
"Aku pasti sudah gila."
Yunho benar-benar tidak mengerti dirinya sendiri.
*****
Tiga mobil beriringan memasuki kawasan perkemahan dan berhenti setelah menemukan area parkir.
Bangchan membukakan pintu mobil Mingi, sebelum berjalan ke arah pintu mobil Yunho.
"Terima kasih Bangchan hyung."
"Sudah menjadi tugas saya Tuan Muda Yunho."
"YUNHO YAAA~"
Yunho menutup kedua matanya mendengar teriakan San.
Omong-omong, San berakhir dengan membawa Jongho, adiknya, ke acara berkemah bersama ini.
"Uuugh~ Eomma bilang aku harus membawanya jika tidak ingin uang belanjaku dipotong."
Begitu kata San.
Tidak masalah sebenarnya, karena dengan bertambahnya orang maka akan lebih baik. The more the merrier.
"Yunho, aku lupa membawa lampu portable milikku, Jongho tidak membantuku sama sekali ketika aku packing barang, bagaimana iniiii~"
"Sialan. Kau yang tidak membantuku mengepak barang," gerutu Jongho geram.
"Aku sudah menebak kau pasti melupakan sesuatu, berterima kasihlah kepadaku karena aku membawa dua lampu portable," ujar Yunho, seraya menghentikan kedua kakak beradik yang tampak ingin berkelahi tersebut.
San langsung memeluk Yunho. "Yunho-ah i love youuuu~"
Mingi yang sedari tadi hanya mengamati mereka, segera mendekati Yunho yang masih berada dalam cengkeraman San.
"Ehem," batuknya.
San segera melepaskan pelukannya. "Eh, ehehehehe, maaf Mingi, hanya meminjam Yunho sebentar," ujar San ditambah dengan cengiran diwajahnya.
San lalu meninggalkan Mingi dan Yunho seraya menggeret Jongho untuk membantunya membangun tenda.
"Kau ingin membuat tenda sekarang?" tanya Mingi.
Yunho memperhatikan sekitarnya dan mendapati Jongho, Hongjoong dan Woyooung sedang menata perlengkapan untuk membangun tenda. "Ya," jawabnya kemudian.
Karena Mingi sudah terbiasa melakukan camping dengan ayah dan kakeknya, mudah baginya untuk memasang dan membangun tenda mereka. Tidak ingin berdesak-desakan, dari awal mereka memilih untuk membuat tenda yang cukup untuk dua orang saja. Mingi-Yunho, San-Jongho, Yeosang-Wooyoung, dan Hongjoong-Seonghwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time to Fall in Love
Fiksi PenggemarYunho harus menerima takdirnya bahwa ia tidak akan mungkin bisa menikahi wanita cantik pilihannya, memiliki tiga anak, dan hidup bahagia selamanya. Karena perjanjian kakeknya, dia harus menikah dengan Song Mingi, ahli waris selanjutnya Keluarga Song...