-AUTHOR POV-
"Ah! Song Jungshin. Sudah lama kita tidak bertemu."
"Kim Namgil."
"Aah~ dimana Jaewon kecil kesayanganmu? Aku cukup merindukannya juga."
"Tutup mulutmu. Apa yang kau inginkan?"
Pria paruh baya bernama Kim Namgil itu menyeringai tipis. "Kudengar kau menjodohkan cucu kesayanganmu dengan cucu Jaewon? Lelucon macam apa ini?"
Jungshin mengepalkan tangan kirinya erat-erat.
"Bukan urusanmu tua bangka!"
"Mengaca kau sialan!"
"Hah? Apa itu alasanmu datang kesini? Kukira bisnismu sudah lama bangkrut."
Namgil tersenyum sinis. "Ya terima kasih padamu, sahabatku tersayang. Ah, tapi menantuku yang luar biasa mampu membangkitkan kembali bisnis kami."
Kedua pria paruh baya itu saling melemparkan tatapan tajam.
"Ehem. Selamat siang Tuan Kim Namgil, perkenalkan saya Bang Yongguk, saya adal-"
"Anjing peliharaan tua bangka ini bukan? Aku sudah mendengar tentangmu," potong Namgil cepat seraya mengibaskan tangan kanannya.
Yongguk hanya tersenyum. Tapi jika diperhatikan dengan baik, kalian akan melihat matanya yang membara dengan amarah.
Jungshin hanya meneguk ludah melihat tangan kanan kepercayaannya tersebut.
"Hey, Namgil. Tidak bisakah kau sopan sedikit pada anak buahku?"
"Untuk apa?"
"Oh, tentu bukan untuk apa-apa Tuan Kim. Anda ingin minum teh? Akan saya buatkan," sergah Yongguk cepat.
"Ya ya ya, sesukamu."
Jungshin hanya menatap Namgil kasihan. "Semoga jiwamu damai di alam sana," bantinnya.
*****
Lia menatap Mingi yang duduk dihadapannya.
Masih sama seperti terakhir kali mereka bertemu. Mingi begitu dingin.
"Mingi, sudah lama kita tidak bertemu," ucap Lia.
Mingi melirik Lia sepintas sebelum pandangannya kembali ke lembaran kertas ditangannya.
"Ya. 4 tahun bukan?" Jawab Mingi.
Lia tersenyum. Setidaknya Mingi masih mengingat kapan terakhir kali mereka bertemu.
"Ya. Terakhir kali kita bertemu 4 tahun yang lalu. Kita berdua bertemu di-"
"Apa yang kau inginkan Lia?" Mingi memotong kalimat Lia.
Lia menatap Mingi tidak percaya. "Mingi! Aku sudah kembali!"
Mingi meletakkan berkas ditangannya ke atas meja sebelum kemudian menatap Lia.
"Lalu?" setelah menunggu lama, hanya kata itu yang keluar dari bibir Mingi.
Namun itu tidak meruntuhkan semangat Lia, yang kemudian tersenyum manis. "Tidakkah kau merindukanku?"
Mingi memperhatikan Lia dengan seksama.
Wanita didepannya ini adalah wanita yang pernah bersanding disampingnya. Mingi menjalin hubungan dengan Lia ketika mereka masih berada di sekolah menengah terakhir. Namun, jika boleh jujur, Mingi tidak menaruh perasaan apapun pada Lia. Dia hanya ingin menyingkirkan siswi-siswi yang ingin mendekatinya saja.
"Tidak," jawab Mingi kemudian dengan singkat, padat dan jelas.
Senyum manis diwajah Lia, perlahan menghilang.
![](https://img.wattpad.com/cover/201404784-288-k315274.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Time to Fall in Love
FanficYunho harus menerima takdirnya bahwa ia tidak akan mungkin bisa menikahi wanita cantik pilihannya, memiliki tiga anak, dan hidup bahagia selamanya. Karena perjanjian kakeknya, dia harus menikah dengan Song Mingi, ahli waris selanjutnya Keluarga Song...