09.25
-YUNHO POV-
Hari ini adalah hari dimana aku dan Mingi akan tinggal dibawah atap yang sama. Sudah 3 hari semenjak makan malam di rumah utama Keluarga Song, dan setelah berbicara baik-baik akhirnya diputuskan bahwa kami baru akan tinggal bersama mulai hari ini.
Aku mulai memperhatikan apartemen dihadapanku ini. Apartemen yang akan kutinggali selama satu tahun kedepan. Tidak besar tidak juga kecil. Pas untuk dihuni oleh dua orang. Desain interiornya juga bagus, sederhana dan tidak terlalu berlebihan, sesuai dengan seleraku. Kulangkahkan kakiku untuk menjelajahi apartemen ini. Kuperiksa setiap sudut ruangan tanpa terkecuali.
Ruang tamu. Cek.
Ruang makan dan dapur. Cek.
Ruang cuci baju. Cek.
Kamar mandi. Cek.
Ruang baca. Cek.
Ruang kerja. Cek.
Kamar tidur. Cek."Eh?" Aku memutar kepalaku. Aku merasa ada yang kurang disini. Satu, dua, tiga, empat... Eh?
"EEEEHHH??"
-AUTHOR POV-
Mendengar suara teriakan Yunho, Mingi yg sedang duduk di ruang tamu segera menghampiri sumber suara.
"Ada apa?"
Yunho menatap Mingi horor. "Mingi, tolong katakan padaku bahwa ini tidak mungkin."
Mingi hanya menatap Yunho tak mengerti.
Yunho yang mendapati keterdiaman Mingi hanya mampu mengusap wajahnya kasar."MINGIII! HANYA ADA SATU KAMAR TIDUR DISINIIII!!" teriak Yunho frustasi.
Mendengar itu Mingi merasa sedikit senang. Itu berarti dia dapat tidur berdua dengan Yunho. 'Kakek terima kasih,' batin Mingi. Meskipun merasa senang, Mingi tetap memasang wajah datarnya. "Lalu?" Ucapnya.
Yunho menatap Mingi tidak percaya. "Lalu? Kau bilang 'LALU?' Mingi kau sudah gila? Kita tidak mungkin tidur bersama!" jerit Yunho gusar.
"Kenapa tidak Yunho? Apa yang mengganggumu? Toh kita sama-sama pria. Kau juga tidak memiliki perasaan padaku, begitupun aku yang tidak memiliki perasaan padamu. Memang apa yang akan terjadi?"
Langka. Itu adalah kalimat terpanjang yang pernah Mingi ucapkan, selain saat bekerja tentu saja. Namun, karena keadaan yang begitu genting -menurut pandangan Yunho- sehingga Yunho tak menyadari itu. Yunho berjalan mondar-mandir didepan Mingi seraya meremas tangannya gemas.
"Sungguh-sungguh keterlaluan!" desis Yunho pelan, namun masih dapat Mingi dengar.
Menghela napas perlahan melihat kelakuan sang tunangan, Mingi lalu menepuk pundak Yunho memintanya untuk berhenti mondar-mandir. "Bagaimana kalau kita coba dulu? Jika kau tidak nyaman, aku akan pindah tidur di ruang kerja, atau ruang tamu, bagaimana?"
Mendengar usulan itu, tampak Yunho mengernyitkan dahinya berpikir. Lalu ditatapnya wajah datar Mingi.
Well, tidak ada salahnya juga mencoba. Toh Mingi sudah bilang kalau dia tidak nyaman, Mingi akan pindah. "Oke, deal," jawab Yunho akhirnya.
Setelah itu mereka berdua segera membenahi pakaian mereka ke dalam lemari pakaian. Atau lebih tepatnya Yunho yang membenahi karena Mingi sama sekali payah dalam hal ini.
11.45
Yunho memasang apron ketubuhnya, lalu mulai mengeluarkan bahan makanan yang telah tersedia di kulkas. Sebentar lagi makan siang dan melihat Mingi yang sibuk dengan tugas kantornya Yunho terpaksa memasak makanan sendiri. Sebenarnya Mingi sudah mengusulkan untuk memesan makanan diluar, tapi Yunho menolak. "Tidak, makanan diluar tidaklah sehat Mingi. Kau seharusnya tahu itu. Dan aku tidak ingin memakan makanan yang tidak sehat hari ini." Begitu kata Yunho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time to Fall in Love
FanfictionYunho harus menerima takdirnya bahwa ia tidak akan mungkin bisa menikahi wanita cantik pilihannya, memiliki tiga anak, dan hidup bahagia selamanya. Karena perjanjian kakeknya, dia harus menikah dengan Song Mingi, ahli waris selanjutnya Keluarga Song...