'002

626 64 4
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Wednesday
7.30 A.M

Lily menghampiri Rosé yang tengah termenung dengan tatapan kosongnya ke arah taman belakang rumah June.

"Apa kakak melamun?"

Rosé tersentak kaget saat tangan mungil milik Lily menyentuh tangannya.

"Ah, tidak. Aku hanya sedang melihat taman belakang rumahmu cantik"

Rosé mensejajarkan tingginya dengan tubuh mungil Lily. Ia membenarkan anak rambut Lily yang berantakan.

"Kamu cantik sekali, sepertinya kamu akan menjadi gadis yang banyak diincar oleh lelaki tampan"

Rosé bergumam dan melebarkan senyumnya.

"Apa ayahmu masih mandi?"

Lily menggelengkan kepalanya. Kemudian, gadis itu menarik Rosé menuju ke depan pintu kamar ayahnya.

"Ayah!"

Lily mengetuk pintu kamar June dengan satu tangannya yang masih memegang tangan Rosé.

"Ada apa sayang?"

June membuka pintu kamarnya dan mendapati dua wanita cantik di depan kamarnya.

"Ayah terlalu lama di dalam, kasihan kakak Rosé. Ia sudah menunggu sedari tadi"

Kini tangan Lily menarik tangan June dan Rosé menuju meja makan untuk sarapan.

"Maaf, Rosé"

"Untuk apa tuan?"

"Maaf sudah membuatmu menunggu"

"Astaga, saya tidak merasa menunggumu tuan. Tadi saya hanya bertanya pada Lily, apa tuan masih mandi. Secara tiba-tiba saja ia menarik tanganku dan membawaku ke depan pintu kamarmu"

Rosé menundukkan kepalanya malu. Ia merasa June seperti tidak nyaman dengan keberadaannya di sini.

"Ah, ternyata begitu. Gadis ini memang selalu membuat orang salah paham dengan tindakannya"

June mengelus kepala anaknya dengan lembut.

"Selesai sarapan kita pergi untuk membeli beberapa pakaian untukmu"

"Apa? ayah akan membelikanku pakaian baru? aku ingin membeli gaun yang sangat cantik seperti kakak Rosé"

Lily memasang wajahnya yang sangat bergembira saat mendengar June mengajak pergi utnuk membeli pakaian.

"Bukan untukmu sayang, ayah berbicara pada kakak Rosé"

"Untukku?"

Rosé menunjuk dirinya dengan wajahnya yang terkejut karena ucapan June.

"Iya, untukmu Roseanne. Sepertinya baju yang kamu gunakan itu terlalu besar bagi tubuh mungilmu itu. Jadi aku ingin membelikanmu beberapa pakaian"

Baju yang dikenakan Rosé memanglah terlalu besar ditubuhnya.

"Tapi tuan tidak perlu repot-repot untuk membelikanku pakaian. Saya bisa menggunakan seragam sekolahku lagi"

"Tidak ada penolakan. Ah, jangan panggil aku tuan. Kamu boleh memanggilku abang atau mas?! dan juga jangan terlalu formal berbicara denganku. Umur kita terpaut 10 tahun, tapi aku kurang nyaman kalau kamu terlalu formal"

June seperti tak nyaman sendiri dengan permintaannya itu.

"Abang? mas?"

Rosé masih canggung untuk memanggil June dengan sebutan apa.

[✔]For Once In My Life |June x Rosé|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang