'013

396 54 11
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Monday
5:45 P.M

Rosé kini tengah duduk di sebuah bangku yang menghadap ke sebuah danau. Ia kini tengah termenung sembari menatap kosong ke arah danau.

Suasana yang hening karena tak ada satupun orang di sana selain dirinya, mampu membuat pikiran Rosé semakin melayang entah kemana.

Sudah hampir satu jam lebih ia berada di sini. Entah apa yang telah membuatnya bertahan di sini sendirian. Padahal matahari sudah membenamkan sebagian tubuhnya. Namun, Rosé masih saja tetap diam di sana.

Ia tak peduli akan kehadiran bulan yang menggantikan matahari. Tak peduli akan gelapnya malam ini di sana. Ia hanya ingin tetap diam di sana tanpa ada satu orang pun yang mengganggu.

"Pah, mah.. Dosa besar apa yang udah aku lakuin, sampe aku harus hidup kaya gini?"

Air mata Rosé telah berkumpul di pelupuk matanya dan bersiap untuk jatuh membasahi pipinya.

"Aku gak pernah minta hidup kayak gini. Kenapa aku gak bisa kayak orang lain, hidup bahagia dan aman tanpa harus takut untuk melangkah?"

Semilir angin mulai menyentuh kulit putih Rosé.

"Kenapa Tuhan kejam sama aku? kenapa Tuhan gak pernah biarin aku untuk hidup dengan aman dan bahagia? apa aku gak layak buat dapetin itu? apa Tuhan gak cukup ambil papa sama mama dari hidup aku dan biarin aku sendirian jalan di jalanan yang berduri di dunia ini?"

Air mata Rosé sudah mengalir membasahi pipinya.

Tiba-tiba hujan turun, seakan-akan langit ingin menemani Rosé yang tengah menangis saat ini.

"Aku ngerasa Tuhan gak adil sama aku pah, mah. Tuhan gak sayang sama Rosé, Tuhan biarin Rosé terpuruk sendirian di sini. Tuhan terlalu kejam sama Rosé, Tuhan ngambil papa sama mama gitu aja dari Rosé"

Rosé menangis sejadi-jadinya ditambah dengan air hujan yang turun semakin deras, hingga membasahi dirinya.

"Rosé kangen papa sama mama.. Rosé mau ikut kalian"

Rosé bangkit dan mulai berjalan ke arah danau yang kini mulai tak terlihat warnanya, karena hari yang semakin gelap ditambah dengan awan hitam yang menghiasi langit.

Saat sudah berada di tepi danau, Rosé menghentikan langkahnya sejenak. Ia menoleh sebentar ke arah belakang, berharap tidak ada orang yang akan mencegahnya melakukan ini.

Setelah di rasa tak ada orang di sekitarnya. Rosé mulai menatap kembali ke arah danau dan perlahan kakinya mulai melangkah.

Air danau yang dingin mulai di rasakan Rosé. Ia berjalan perlahan sembari memejamkan matanya.

Grepp..

Seseorang menarik tubuh Rosé yang mulai terendam air danau. Sadar akan hal itu, Rosé lantas berontak dan memukul orang itu dengan cukup keras.

"Lepasin.. gue mau ketemu papa sama mama.. gue gak mau hidup sendirian di sini!" teriak Rosé yang masih saja memukul orang tersebut.

Meskipun Rosé terus memukulinya, orang itu tetap menggendong Rosé dan membawanya menuju sebuah gubuk tua yang ada di dekat danau itu.

[✔]For Once In My Life |June x Rosé|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang