'016

372 48 6
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Saturday
7:20 A.M

Pagi ini Rosé tengah menikmati hari liburnya. Ia memilih berjalan kaki untuk menikmati udara pagi dan untuk mencari sarapan pagi.

"I love you" ucap seseorang tapi Rosé tak dapat melihat siapapun di sana.

Rosé menggelengkan kepalanya, sepertinya ia hanya salah dengar. Rosé melanjutkan kembali aktivitasnya.

"Baby, I love you"

Rosé menghentikan langkahnya, ia merasa jika dirinya bukan salah dengar. Karena tak mungkin ia bisa mendengar ucapan itu dua kali.

"Siapa ya?" tanya Rosé sedikit berteriak.

Hening

Tak ada jawaban dari siapapun. Hanya ada angin pagi yang berhembus.

"Udahlah Ros, gak usah peduliin ah" gumamnya.

Ia akhirnya berjalan kembali dan mulai memasang handsfree di telinganya agar tak mendengar lagi suara-suara orang jahil.

"I love you!"

Suara itu masih saja bisa Rosé dengar. Namun, Rosé mencoba untuk tak peduli dengan itu dan tetap berjalan, seolah-olah tak ada suara apapun.

Rosé sedikit tersentak kaget bercampur takut, karena tiba-tiba saja ada yang memegang pundaknya.

Perlahan Rosé mulai mengambil paper spray dari kantong hoodie-nya dan bersiap untuk menyemprotkannya pada orang yang kini tengah memegang pundaknya.

Namun, sepertinya orang itu tahu apa yang akan Rosé ambil. Sehingga tangan Rosé langsung dicengkram dan seketika itu juga tubuh Rosé ada yang memeluknya.

"Ternyata kamu dengerin kata-kata aku, gadis pintar. I love you"

Rosé menolehkan wajahnya ke sisi kanan dan berhasil melihat wajah orang yang berbicara seperti itu padanya.

Cupp..

Bibir Rosé di kecup singkat oleh Mark. Ya, orang yang berbicara dan memeluk Rosé saat ini adalah kekasihnya, Mark.

Rosé langsung membalikkan badannya dan memarahi Mark, karena yang dilakukannya itu menakutkan bagi Rosé.

"Ngapain sih kayak gitu segala? aku takut tau! Gimana kalo aku tiba-tiba pingsan? gimana kalo aku jadi trauma jalan pagi lagi? nanti aku gak bisa nyari sarapan lagi!" cerocos Rosé.

Mark hanya tertawa mendengar Rosé yang kini sedang marah padanya.

Mark kemudian merengkuh pinggang Rosé dan menariknya, ia mengecup kening Rosé dengan hangat.

"Udah marah-marahnya?" tanya Mark dan Rosé hanya mengangguk dengan polosnya.

"Maaf ya, aku kira kamu bakal tau suara kalo itu suara aku, tapi ternyata engga" ujar Mark.

"Kamu kok tau aku ada di sini?" tanya Rosé.

"Tadi aku pas sampe kost-an, ngeliat kamu udah jalan kaki. Ya udah aku ikutin aja" jawab Mark.

"Muka kamu kok pucet sih?" tanya Rosé saat melihat wajah Mark yang pucat.

"Masa sih? belum sarapan kali, makanya pucet" jawab Mark.

[✔]For Once In My Life |June x Rosé|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang