'012

471 54 5
                                    


~Lily's on mulmed~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sunday
5:45 A.M

Enam bulan telah berlalu. Rosé tak jadi meneruskan pendidikannya di perguruan tinggi. Ia lebih memilih untuk menjadi seorang model.

Awalnya June menentang itu, bukan karena Rosé yang tak ingin melanjutkan kuliah. Tapi karena June tak ingin tubuh kekasihnya itu dipandangi banyak orang, terutama para lelaki.

Namun, June akhirnya mengalah dengan keinginan Rosé. Toh, gadis itu bukan menjadi model majalah dewasa.

Rosé kini tengah berkutat dengan bahan dapur. Ia menyiapkan sarapan seperti biasanya. Namun, tiba-tiba ada tangan yang melingkar di pinggangnya.

"Good morning, baby" sapa June dengan suara husky-nya  itu.

"Good morning" jawab Rosé.

June menaruh kepalanya di atas pundak Rosé dan sesekali menciumi pundak Rosé yang baru beberapa hari lalu menjadi kekasihnya itu.

"Mas, aku lagi masak. Jangan ganggu dulu!"

Rosé mencoba melepaskan tangan June, tapi June malah semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Rosé.

"Aku gak akan ganggu sayang, aku cuma mau peluk kamu aja" seru June.

"Tapi aku malu, aku degdegan. Jadinya gak konsen buat masak" ucap Rosé jujur.

"Hahaha.. Biarin dong kamu degdegan, artinya kamu masih hidup"

"Apasih, mas jayus banget" ucap Rosé dengan pipinya yang sudah bersemu merah.

"Mas suka wangi tubuh kamu, sayang" June menghirup dalam-dalam aroma tubuh Rosé.

"Mas.. geli, hihi" Rosé menggeliat saat hidung June mengenai leher jenjangnya.

"Ya udah, kamu lanjut masaknya. Mas mau mandiin Lily dulu"

Sebelum pergi, June mengecup pipi Rosé berulang kali.

"Mas, ih.." rengek Rosé yang sudah sangat salah tingkah.

"I love you!" teriak June saat sudah jauh dari Rosé.

Gadis itu tak menjawab, ia hanya bisa memegangi pipinya yang sudah merah seperti kepiting rebus.

Tiga puluh menit kemudian June dan Lily menghampiri Rosé yang masih saja memasak di dapur.

June melakukan hal yang sama seperti tadi. Ia memeluk Rosé dari belakang dan mengikuti langkah gadis itu tanpa ingin melepaskan pelukannya.

"Mas lepas, ada Lily" bisik Rosé saat hidung June kembali menyusuri leher Rosé.

"Ya emang kenapa? dia juga gak akan ngerti sayang" sahut June.

"Kamu tuh lupa apa gimana sih, mas?! udah jelas-jelas anak kamu itu terlalu pinter buat anak umur segitu. Dia pasti bakal nanya kenapa kamu meluk aku kaya gini!" ujar Rosé dengan penuh penekanan.

"Gak akan, sayang" ucap June tak memperdulikan apa kata Rosé.

Rosé mencubit kecil tangan June yang melingkar di pinggangnya, hingga membuat June meringis dan melepaskan pelukannya.

[✔]For Once In My Life |June x Rosé|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang