'010

406 55 3
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Friday
10:49 P.M

Rosé kini telah berada di dalam mobil bersama June. Namun, ia masih menggeliat karena efek obat itu masih terus bereaksi di tubuh Rosé.

"Ahh.. panas, mas.. emhh" Rosé terus saja mengeluarkan suaranya

"Stt.. kita pulang sekarang"

Rosé menatap June dengan tatapan liarnya. Tanpa sadar, kini tangan Rosé telah mengelus dada bidang milik June.

"Rosé, jangan kaya gitu!" June menepis pelan tangan Rosé.

"Mas!" Rosé masih saja kembali mengelus dada June bahkan kini dirinya akan mencium June.

"Shit! gak bisa kaya gini Rosé!"

June meminggirkan mobilnya, lalu ia keluar untuk menelpon seseorang.

"Siapkan obat dan suntikan itu sekarang, dia sudah kelewat batas!"

June mematikan telepon dan masuk kembali ke dalam mobil.

"Mas.. aku gak kuat" keluh Rosé.

"Tahan ya, kita pulang sekarang"

Mobil June melesat begitu cepat. Ia tak bisa untuk terus mendengar suara lenguhan dari mulut Rosé.

Setelah mengemudi dengan kecepatan tinggi, kini mobil June sudah terparkir di halaman rumahnya. June langsung memangku tubuh Rosé dan membawanya ke dalam rumah.

Tubuh Rosé menggeliat karena kulit June bersentuhan langsung dengan kulitnya. Rosé benar-benar seperti cacing kepanasan saat ini.

June membaringkan tubuh Rosé di ranjang dan langsung mengambil suntikan serta obat yang telah di siapkan oleh orang suruhan June.

Jarum suntik itu kini menembus kulit putih mulus Rosé dan cairan di dalamnya langsung mengalir ke aliran darah Rosé. Tak lama setelah June menyuntikkan itu, tubuh Rosé mulai membaik.

"Mas.." panggil Rosé.

"Iya, mas di sini" sahut June yang duduk di sisi ranjang Rosé.

Tanpa aba-aba, Rosé memeluk tubuh June dan menangis sejadi-jadinya. Ia menumpahkan segala rasa sakit hatinya malam ini pada June.

June tak menolak pelukan Rosé, ia membalas pelukan Rosé dengan hangat. Membiarkan gadis itu untuk mengeluarkan rasanya malam ini.

"Maaf, mas.." ucap Rosé di sela-sela tangisannya.

"Stt.. kamu gak perlu minta maaf sama mas"

June mengelus punggung mulus Rosé yang terekspos karena dress yang ia gunakan.

"Makasih mas udah selamatin aku lagi" lirih Rosé.

Perlahan ia mulai melepaskan pelukannya. June mencoba menghapus air mata yang masih tersisa di pipi Rosé.

"Jangan nangis lagi. Mas janji, mas bakal lebih jaga kamu lagi mulai sekarang"

June mengerti akan perasaan Rosé. Bahwasanya gadis itu teringat kembali akan kejadian malam dimana sebelum dirinya bertemu dengan June.

Gadis itu menjadi budak seorang pria jahat. Rosé di paksa untuk melayani para pelanggan dari pria jahat itu, tapi beruntunglah Rosé. Karena di malam dirinya akan kehilangan kesuciannya, dirinya bisa lari dan bertemu June yang menyelamatkannya.

[✔]For Once In My Life |June x Rosé|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang