Untuk pertama kalinya Namjoon merasa ragu untuk ke kantor selama perjalanan karirnya seumur hidup. Bahkan semenjak dirinya cuti karna berita kencannya dengan Seokjin keluar, Namjoon tidak merasa ragu untuk ke kantor pasca kejadian itu. Sudah 1 minggu sejak Namjoon dan Seokjin melakukan jumpa pers, dan keadaan sudah mulai membaik. Bukan berarti selama ini keadaan kacau, tidak sama sekali. Masyarakat mendukung pasangan serasi ini, meskipun para fanboy Seokjin harus merana karna sakit hati, termasuk Taehyung.
Keadaan sangat stabil, sungguh diluar dugaan. Bahkan Hoseok pun tidak menyangka respon masyarakat akan sebagus ini pada Namjoon dan Seokjin. Bagaimana dengan Taehyung dan Jungkook? Mereka juga tentu mendapat dukungan. Tak ada alasan untuk tidak mendukung hubungan mereka, walaupun sebenarnya itu hanyalah pura-pura. Semua orang tidak ada yang mengingat soal skandal Namjoon dan Jungkook lagi, tepat seperti yang dikatakan oleh Hoseok. Berita itu seolah lenyap begitu saja setelah kedua pasangan ini mengumumkan hubungan mereka.
Lalu mengapa Namjoon sekarang merasa ragu untuk ke kantor? Meskipun sebagian orang mendukung hubungannya dengan Seokjin, namun pasti ada yang tidak setuju. Apa alasannya? Tentu saja karna mereka iri Namjoon bisa mendapatkan Seokjin, ataupun mereka hanya tidak ingin melihat kebahagiaan orang lain. Tentu saja Namjoon tidak ambil pusing tentang itu pada awalnya, namun lama kelamaan Namjoon menjadi risih dan terganggu.
Memangnya apa yang terjadi? Apa yang dikatakan orang tentang Namjoon? Bukankah Namjoon itu pria nyaris sempurna? Bukankah itu yang membuat Seokjin tergila-gila padanya? Tentu saja iya, Namjoon itu memang pria yang luar biasa. Namun semakin orang itu berkembang, dia juga akan semakin mendapat tantangan. Apa tantangan Namjoon kali ini? Jawabannya adalah rival.
Namjoon begitu ideal, sehingga orang susah untuk menemukan kelemahannya. Ketika orang-orang tidak mendapat kelemahannya, maka orang-orang akan mulai membandingkannya dengan orang lain, bukan tentang perbandingan hal yang buruk, tetapi perbandingan tentang siapa yang terbaik. Ketika orang-orang mulai membandingkan Namjoon dengan seseorang yang lebih baik, maka muncul lah persepsi bahwa Namjoon tidak begitu pantas untuk Seokjin.
Siapa sebenarnya yang menjadi sasaran untuk subyek pembanding Namjoon ini? Tentu saja Lee Jaehwan.
Kenapa harus Jaehwan? Tentu saja karna dia sama seperti Namjoon, pria ideal yang minim kelemahan. Lagipula, sejak dulu orang-orang menginginkan Jaehwan untuk bersama dengan Seokjin. Orang-orang tidak keberatan jika akhirnya Namjoon yang bersanding dengan Seokjin, karna Namjoon tidak kalah hebatnya dengan Jaehwan. Jika Namjoon tidak sebanding dengan Jaehwan, maka jangan harap orang-orang diluar sana akan merestui dan menerima.
Tentu saja Namjoon akan menduga hal ini akan terjadi, namun dia tidak peduli, setidaknya begitu awalnya. Namjoon mulai resah ketika dia tidak sengaja mendengar percakapan jaksa-jaksa muda yang mulai membandingkan dirinya dengan Jaehwan, tentang mengapa Seokjin lebih memilih Namjoon daripada Jaehwan? Sekali lagi bukan berarti Namjoon itu buruk, tetapi sebagian dari mereka hanya menganggap Jaehwan lebih unggul.
Namjoon mulai resah ketika tidak sengaja melihat artikel yang lebih mendukung Jaehwan daripada dirinya. Namjoon mulai terganggu ketika tidak sengaja mendengar pertanyaan klasik "Jaksa Kim, mengapa Seokjin bisa jatuh cinta padamu?" Atau "Jaksa Kim, bagaimana caramu mengalahkan Lee Jaehwan?" Ughh... sungguh pertanyaan yang menyebalkan. Namjoon mulai terganggu ketika mendengar pernyataan orang-orang yang secara terang-terangan lebih mendukung Jaehwan bersama dengan Seokjin daripada dengannya.
Seriously, what the hell is wrong with these people??
Namjoon mulai ragu untuk ke kantor, Namjoon biasa mendengar percakapan orang-orang dikantor yang selalu menyinggung masalah itu ketika Namjoon lewat. Mereka tentu saja tidak berani mengatakannya secara terang-terangan, namun tentu saja Namjoon tahu. Meskipun tak semua orang seperti itu, namun tetap saja Namjoon merasa risih. Wajar kan? Seokjin hanya mencintainya, Seokjin bahkan tidak bisa tidur jika tidak menelpon Namjoon sebelum tidur, tapi hanya dia dan Seokjin yang mengetahuinya. Ingin rasanya Namjoon memberitahu orang-orang tentang hal itu, namun itu mustahil.
Namjoon kembali menghela napas kasar ketika masuk ke dalam ruangannya. Para bawahannya menyapa, namun Namjoon hanya membalas dengan anggukan. Meskipun para bawahannya mendukungnya, itu tidak cukup untuk membuat seorang Kim Namjoon merasa aman dan tenang. Namjoon meletakkan tas kantornya di atas meja dan segera duduk di kursinya, menyalakan laptop dan siap untuk bekerja seperti biasa.
"Permisi Jaksa Kim." Kata Kim Junmyeon, seorang Jaksa sepantaran Namjoon.
Namjoon langsung menatap Junmyeon heran, sangat jarang jaksa yang juga saingannya itu mengunjunginya diruang kerjanya. Junmyeon langsung duduk dikursi tamu Namjoon.
"Kak Junmyeon? Ada apa?" Tanya Namjoon sambil menatap Junmyeon dengan curiga.
"Hey Namjoon, memangnya salah jika aku mengunjungimu? Jangan ketus begitu padaku!"
Ya, Kim Junmyeon memang si tampan yang masih sering bertingkah kekanakan, meskipun umurnya lebih tua 2 tahun dari Namjoon, dan juga pangkatnya satu tingkat lebih diatas Namjoon, dan mereka tentu saja berteman baik sejak dulu.
"Aku dapat kasus baru, Jaksa Mingsuk yang langsung memberi tugas padaku."
"Wah, Kak Junmyeon kesini hanya untuk pamer padaku dapat kasus besar dari Jaksa Mingsuk?" Jawab Namjoon sarkas
"Hey, tentu saja bukan itu intinya dengarkan aku dulu! Kasus dari Jaksa Mingsuk memang sudah pasti besar dan penting, karna itu dia memintamu membantuku."
Namjoon mengerutkan dahinya, "Kita partner? Apa kasusnya sebesar itu?"
"Sebenarnya iya, tapi dirahasiakan. Kliennya juga bukan orang sembarangan, jadi yah begitulah. Mereka menginginkan jaksa terbaik menanganinya di divisi kita."
Namjoon mengangguk paham. Divisi Namjoon dan Junmyeon adalah tentang tindak pidana umum yang menangani kasus pidana umum seperti pembunuhan,perampokan,penipuan dan sebagainya. Namjoon dan Junmyeon adalah Jaksa senior di divisi pidana umum, tetapi pangkat Junmyeon lebih diatas daripada Namjoon karna Junmyeon lebih dulu memulai karir sebagai Jaksa dan Kim Mingsuk adalah kepala divisi mereka.
"Memangnya kliennya siapa? Apa itu berkasnya?" Tanya Namjoon sambil menunjuk sekumpulan berkas yang diletakkan Junmyeon di atas meja kerja Namjoon.
"Ah iya, kau benar ini berkasnya. Kau bisa membacanya nanti, sekarang kita harus menemui kliennya, sebentar lagi dia tiba. Kita akan bertemu di ruanganku. Aku sudah dengar gambaran besarnya melalui jaksa Mingsuk, nanti kau dengarkan langsung saja dari kliennya."
"Kalau begitu kita keruangan hyung saja, siapa tau dia sudah sampai kan?"
"Ah benar, ayo!"
^_^
Namjoon melangkah menuju ruangan Junmyeon yang sejak tadi berjalan disampingnya. Ruangan Junmyeon tidak jauh dari ruangan Namjoon karna mereka satu divisi, tetapi tidak begitu dekat karna divisi mereka sangat besar.
"Jaksa Jun, klien nya sudah menunggu di dalam" Kata seorang Jaksa junior pada Junmyeon, dan Junmyeon mengangguk paham.
Kedua jaksa tampan itu memasuki ruangan Junmyeon, dan benar saja, seorang pria sudah duduk di kursi tamu menantikan keduanya. Pria itu langsung berbalik dan langsung menyambut Jun myeon dan Namjoon, dan seketika itu juga napas Namjoon serasa berhenti.
"Selamat datang tuan Lee Jaehwan, maaf membuat anda menunggu." Sapa Junmyeon.
.
.
.
.
"Sial...."

KAMU SEDANG MEMBACA
I WANT YOU, Kim Namjoon!
FanfictionTentang aktris sekaligus model papan atas Kim Seokjin, yang "menginginkan" Kim Namjoon, seorang Jaksa muda yang super genius. akankah Seokjin berhasil mendapatkan seorang Kim Namjoon?