"Bisakah aku pergi?"
"Oh, jangan terburu-buru Kakek ini sudah menyiapkan makanan untuk kita makan bersama?"
"Tapi hujan akan segera turun, aku harus segera pergi!"
"Tenang saja Kakek ini akan menyuruh seseorang pergi ke tempat tinggal mu"
Bibir Sojung berkedut, apakah dia baru saja berdebat dengan Kakek-kakek ini.
"Bukan hanya-"
"Tenanglah sayang, Kakek ini sudah mengurus apa yang kau kawatir kan" potong nya.
Sojung menundukkan wajahnya lesu, kenapa dia harus berada di sini? Jika dia bisa kembali ke waktu dimana menolong Kakek ini, maka dia akan mengabaikan bahkan membiarkan Kakek itu saja. Tapi Sojung tidak bisa memutar waktu, apakah dia harus memanggil Doraemon? Berurusan dengan orang besar memang merepotkan, pikir Sojung.
Sojung kini tengah duduk di antara 14 laki-laki yang berada di sisinya maupun di samping bahkan depan.
Dia tidak mau melirik mereka satu-persatu. Dia bukan Yerin maupun Eunha yang tergila-gila dengan mereka, tapi jika suatu keadaan memang harus memilih salah satu di antara mereka, ia hanya ingin seorang laki-laki yang tidak bermasalah, mungkin itu ada atau bahkan tidak ada.
"Sut..." ujar Seokmin menggerakkan sikunya pada Seungkwan.
"Hemm?" tanya Seungkwan pelan.
"Sejak kapan Hyung Jeonghan hadir untuk makan bersama" bisik Seokmin pada telinga Jeonghan.
"Sepertinya, pelangi menghampirinya" pekik Seungkwan terkekeh geli.
"Khemm..." cetus Kakeknya.
Mendengar Kakeknya bersuara Seokmin dan Seungkwan terdiam.
"Ah Kakek ini sangat lupa, apakah kau mengenal nama mereka?" tanya Kakeknya antusias.
Mereka?
Mata Sojung mendarat di wajah Joshua.
Tentu saja tahu, namun hanya Joshua yang begitu dekat dengannya. Yang lainnya mendadak ia lupa nama mereka.
"Hanya 1..." jawab Sojung ragu-ragu, karena ia takut Kakek ini marah padanya, karena beraninya dia seorang rakyat nya tidak mengetahui bahkan mengenal cucunya.
"Wow, itu sangat menakjubkan, ternyata kau punya keberanian untuk tidak mengetahui nama kami!" timbal Seungcheol menatap Sojung tajam.
"Jangan agresif Hyung, itu wajar saja dia bukan tipe seorang Perempuan yang di sekitar mu itu!" timbal Wonwoo tersenyum miring.
Wajah Seungcheol menjadi gelap. Seungcheol tidak bodoh, perempuan yang dimaksud Wonwoo adalah Hyejin.
"Ah maaf, Cucu-cucu ku ini sangat bersemangat. Baiklah perkenalkan diri kalian masing-masing!"
"Perkenalan...." cetus Hoshi.
"Ada masalah cucu ku Soonyoung?" tanya nya sambil tersenyum.
Hoshi yang melihat Kakeknya tersebut tersenyum tiba-tiba bulu kuduk nya meremang. Seumur-umur Kakeknya tidak tersenyum seperti itu.
"Kakek jangan membuang-buang waktu, suruh saja dia mengetahui nama kami di internet!" pekik Seungcheol.
Alis Sojung berkedut. Ayolah dia juga mencari nama mereka di internet hanya membuang-buang waktu, dia pikir hanya dia saja yang merasa seperti itu, jelas Sojung juga merasakannya.
"Itu tidak sopan! Kakek tidak mengajarkan mu seperti itu Choi Seungcheol!" jawab Kakeknya menatap penuh arti kepada Seungcheol.
Apa boleh buat, pikir Seungcheol. Seungcheol berdiri sambil menarik napasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Of Mask [End] ☑️
Teen Fiction13 pangeran dari Seoul, cucu dari seorang Presiden negara, yang memiliki kepribadian dan watak yang berbeda. Namun dari ke-13 pangeran tersebut, ada anak yang tidak diinginkan lahir, sehingga kelahirannya membuat aib bagi Keluarga mereka. Anak terse...