04. lucas!

258 50 7
                                    

Ayo baca dan voment:)
Jangan lupa krisarnya yah.

'Apa perlu aku beri tahu seluruh dunia, bahwa aku sudah tidak punya rasa padamu?'

'Tolong pergi dan jangan kembali, aku sudah melupakanmu. Jadi jangan berharap lebih'



----oOo----



"Dia tadi numpahin jusku nggak sengaja. Aku sudah bilang gak apa-apa, tapi dia masih memberiku uang. Ini aku kembalikan, jangan kabur lagi," tutur Kim Hyena.

Aku merasa lega, aku kira ada apa. Lami dan Hyerin memperhatikan sampai lupa memakan Ramyeonnya.

"Maafkan dia," ujarku, Genk Kim tersenyum dan beranjak pergi.

"Aku pikir kamu melakukan kesalahan apa," kekehku, Mark tersenyum malu sedangkan Lami dan Hyerin menertawai Mark.

"Kamu ini ada-ada saja Mark, lain kali hati-hati. Genk Kim itu juga suka menindas." Hyerin mengecilkan volume suaranya.

"Jangan begitu, gak baik," sergahku.

"Maaf tapi itu emang benar, hehe." Aku menggelengkan kepala melihat tingkah Hyerin.


**


Aku sekarang sedang berada di lapangan basket, Lami yang mengajakku. Dia akan menemui Jaemin yang sedang latihan basket untuk turnamen minggu depan. Aku memilih duduk agak jauhan dari mereka, aku tidak mau menjadi nyamuk.

"Hey sist, lagi ngapain di sini?" Aku menoleh, Lucas dengan rambut acak-acakannya tersenyum lebar padaku. Lucas ini kakak kelasku yang terkenal dengan lawakannya. Tampan tapi sangat menyebalkan, bahkan dulu aku pernah menyukainya.

"Lagi berenang," jawabku asal, malas sekali berbicara dengannya.

"Hahaha, sejak kapan berenang bisa di lapangan basket?" Dia tertawa, tepatnya seperti orang gila. Apakah perkataanku ada yang lucu?

"Terserah Luc, I'm lazy!" kesalku.

"Hei, jangan gitu. Kamu lebih cantik kalau tersenyum." Lucas mencubit pipiku.

"Ekhemm dunia serasa milik berdua, yang lainnya ngontrak." Suara Na Jaemin menggelegar seperti halilintar.

"Nyadar anjirr, dari tadi kalian juga gitu! Aku aja kalian kacangin," balas Lucas yang terlihat sedikit sebal.

"Hehe, yaudah. Good luck untuk mendapatkan hatinya kembali," teriak Jaemin, Lucas tersenyum senang dan sangat bersemangat.

"Nanti malam keluar bareng, yuk?" Aku menggeleng.

"I'm busy, sorry," singkatku.

"Ayolah kali ini saja." Lucas memohon dan berlutut di depanku, aku mengabaikannya dan mencoba melihat ke arah lain.

"Tidak!"

"Hahaha, ciee yang ditolak berkali-kali," ledek Haechan yang entah datang dari mana.

"Diam kamu, dasar centil!" cibir Lucas.

"Apaan kingkong wakanda, hahaha." Haechan tertawa kemudian berlari.

"Awas kamu!"

"Sudahlah, Lami aku duluan." Lami mengangguk. Aku beranjak menuju kelas, tapi Lucas menahanku.

"Lucas!" bentakku.

"Maaf," lirihnya kemudian melepas lenganku.

Brakk...

Perbedaan [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang