Happy reading♥♥
----oOo----
Akhirnya kami berlima berjalan bersama mengitari mall. Sebenarnya agak malas plus gengsi jalan sama Yira, tau sendiri Yira itu pernah naksir sama Mark tapi ditolak.
"Mark, aku pulangnya nebeng, ya?" suara Yira memecah hening di antara kami.
Mark menoleh dengan ekspresi sulit ditebak, aku ikut menoleh pada Yira yang arah pandangannya terkunci pada Mark. Dalam hati aku berharap Mark menolak dengan beralasan sesuatu, percayalah pasti akan sangat akward berada satu mobil dengan Yira.
Tapi yang namanya Mark sangat sulit untuk yang namanya menolak. Dia mengiyakan permintaan Yira, yaudah lah mau protes pun aku siapa? Sama-sama numpang.
Setelah perbincangan tadi, kami melanjutkan langkah. Lucas dengan langkah panjangnya terlihat biasa saja, pandangannya mengarah pada sekitar, mungkin sedang mencari sesuatu yang pas untuk dibeli.
"Jira, mau beli itu gak?" Tangan besar Lucas menunjuk pada kaus couple berwarna merah bertuliskan L dan V. Aku mengikuti telunjuk Lucas kemudian secara mendadak menggeleng. Lucas menghela napasnya pelan lalu tidak berbicara lagi.
"Mau pulang bareng aku gak?" tanya Lucas entah pada siapa. Karena pertanyaan Lucas yang tidak jelas untuk siapa, kami kompak menoleh ke arah Lucas. Cowok berbadan tinggi seperti tower itu meringis kemudian menunjukku, semuanya ber-oh kecil.
"Aku? Nggak deh, bareng Mark aja," sahutku enteng, dan terlihat lagi-lagi Lucas menghela napas.
"Udah mulai nyaman nih sama si bule?" sahut Lucas tiba-tiba.
"Eh, bukan gitu!" sanggahku cepat.
"Tadi kan aku berangkatnya bareng Mark, masak pulangnya enggak. Entar bunda nanya." Aku melanjutkan kalimatku, entah itu sebagai elakan atau memang kenyataan.
"Alesan! Yira aja berangkatnya bareng aku pulangnya bareng Mark." Lucas menyahut tidak terima.
Aku menatap Mark sekilas berusaha mencari jawaban yang pas. Sebenarnya aku malas pulang bersama Lucas, dan sedikit tidak rela membiarkan Mark dan Yira satu mobil tanpa aku. Aku rasa ini berlebihan, tapi sungguh aku tidak rela, padahal hanya teman.
"Serah deh! Pokoknya aku pulang bareng Mark, sama Jisung juga!" tukasku akhirnya.
"Yira juga," timpalku sambil menatap oknum yang ku sebut namanya.
"Oh, yaudah aku duluan." Tubuh bongsor itu melangkah menjauh meninggalkan kami berempat. Kami saling pandang kemudian sama-sama mengedikan bahu tak acuh.
Sekarang posisi Yira berada di samping Mark, sedangkan aku berjalan di samping Jisung.
"Mark, kita makan dulu, yuk." Yira menarik lengan Mark manja. Aku yang berada di belakang mereka memasang ekspresi mau muntah.
"Sung, kita makan dulu, yuk," ucapku menirukan ucapan Yira. Yira melirik sinis padaku, dan aku hanya membalasnya dengan smirk. Mark menoleh ke belakang, mungkin mau mengajakku dan Jisung makan bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perbedaan [ On Going ]
Fanfiction[Judul sebelumnya: Cinta & Agama] Ini bukan cerita tentang fakboy bertemu fake nerd, bukan tentang badboy bertemu badgirl. Bukan pula tentang CEO dengan skertarisnya. Hanya sebuah kisah cinta dari dua orang yang berbeda keyakinan. Sebuah kisah cinta...