16. Dinner.

113 23 1
                                    

Annyeong, aku up lagi.
Vote comentnya jangan lupa.
Jelek maklumin aja, masih new bie.

Happy reading♥♥

Kiyowo banget Mark Lee, oleng gua yaampon:v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kiyowo banget Mark Lee, oleng gua yaampon:v

----°°----


Mobil yang aku tumpangi dengan Jisung, kini sudah memasuki pelataran rumah keluarga kak Winwin. Rumahnya, sangat mewah dengan nuansa putih. Amperannya cukup luas, aku ternganga sejenak. Sudah tampan, baik, kaya pula. Definisi cowok idamanku.

"Turun," titah Jisung membuatku berhenti terkagum.

Aku dan Jisung masuk ke dalam dengan Jisung yang menggandeng tanganku. Bunda, ayah, dan kak Yunna sudah masuk duluan.

Memasuki pintu utama membuatku berdecak kagum, kami disuguhi dengan nuansa gold, lampu kristal menghias langit-langit menerangi ruang tamu.

Masuk lagi ke ruang tengah, kami disuguhi dengan nuansa gold bercampur silver. Acara dinner tentu saja dilakukan di meja makan milik keluarga kak Winwin.

"Wah, ini anak kamu yang kembar itu." Pria paruh baya bertanya pada ayah.
A

yah tersenyum dan mengangguk.

"Iya, cantik dan ganteng kan?" sahut ayah mulai membanggakan kami. Huh, pipiku merasa panas dikata cantik.

"Iya, mirip istri kamu," ucap pria paruh baya tadi, alias ayah dari kak Winwin seraya tertawa.

"Mirip sama aku!" sergah ayah tak terima.

"Sudah, kalian ini sudah tua masih saja bertengkar," kekeh bundaku.

Aku dan Jisung duduk bersebelahan, aku merasa akkward karena tidak terbiasa dengan suasana seperti ini.

Di tengah pembicaraan random yang unfaedah, kak Winwin datang dengan pesonanya. Sungguh, malam ini dia terlihat sangat manis. Terlihat kak Yunna menunduk malu, aku yakin pipinya sudah memanas.

"Ji," bisikku pada Jisung kemudian nunjuk kak Yunna.

"Hng? Ooh, nanti di rumah," balas Jisung dengan berbisik juga. Aku mengedipkan mata setuju. Awas saja kau kak Yunna, bersiaplah menjadi bahan bullyanku dengan Jisung.

"Jira, Jisung?" Aku menoleh ke arah suara.

"Chenle?" ucapku dan Jisung bersamaan. Cukup terkejut dengan kedatangan makhluk yang satu ini. Kenapa dia bisa ada di sini?

Perbedaan [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang