Happy reading guys💕
Butuh krisar!----oOo----
Hari yang ditunggu pun tiba, pagi sekali rumahku sudah sangat ramai dengan kedatangan para human yang kebanyakan tidak ku kenal. Setelah subuh aku tidak tidur lagi melainkan membantu bunda menyiapkan baju yang akan dipakai kak Yunna. Ya, aku dan bunda yang menyiapkannya, sedangkan kak Yunna masih mandi.
Selesai membantu bunda, aku langsung mandi. Saat mengguyur air ke kepala badanku langsung gemetaran, sangat dingin. Kenapa aku tidak pakai air hangat? Jawabannya air hangatnya habis, dipakai siapa? Tentu saja adikku yang sangat nakal itu. Dia sering menggunakan kamar mandiku saat di kamar mandinya kehabisan air hangat.
"Jira! Cepetan aku mau numpang mandi!" Orang yang baru saja aku bicarakan sudah menggedor pintu kamar mandiku sambil berteriak. Aku mendengus pelan lalu mengambil handuk di laci yang terdapat di kamar mandi.
Aku keluar dengan rambut basah, Jisung tersentak kala aku membuka pintu secara tiba-tiba.
"Mau numpang mandi? Air hangatnya habis!" ucapku saat melaluinya.
Dia tidak mendengarkanku dengan tetap masuk dan mengunci pintu. Dasar kepala batu, pikirku. Aku mengabaikan Jisung yang terdengar sedang mandi sambip bernyanyi kecil, sesekali aku menegurnya.
"Kalau mandi jangan nyanyi, nanti setannya malah konser."
Tidak ada jawaban, tapi dia berhenti bernyanyi kecil. Setelah menegur Jisung, aku masuk ke dalam walk in closet sambil membawa baju yang akan ku pakai. Pagi ini aku akan ikut menggunakan kebaya modern khas Indonesia, akan nikah memang dilakukan di Korea tapi menggunakan konsep Indonesia. Itu karena bundaku ngotot menginginkannya, bahkan beliau mengancam akan ngambek kalau tidak dituruti. Aku hanya bisa menghela napas mengingat kelakuan bunda.
Selesai menggunakan kebaya aku bercermin, sangat perfect. Aku menggunakan kebaya berbentuk gaun selutut dengan ekor gaun yang cukup panjang. Kebayanya berwarna biru toska, sangat manis berpadu dengan kulitku yang putih. Bukannya sombong tapi itu kenyataan.
"Bun, aku mau dimake up juga," rengekku sambil menuju bunda yang sedang menemani kak Yunna dirias. Woh, daebak! Aku tertegun kala melihat wajah kak Yunna yang sudah penuh dengan riasan. Bunda mendatangkan tukang rias tersebut langsung dari Indonesia, bundaku yaampun.
"Sebentar lagi, Dek!" sahut bundaku singkat.
Aku diam dengan ekspresi cemberut, melihat tukang rias dengan wajah lokal asli Indonesia tersebut memoleskan tiap lapis riasan ke wajah kak Yunna. Aku sampai bergidik melihatnya, pasti itu sangat berat di muka.
"Dek, make up sama kak Hyunara yuk." Gadis berambut panjang dengan wajah anggunnya itu menarik tanganku menuju meja rias. Aku hanya menurut tanpa membantah sedikit pun karena setahuku kak Hyun juga pintar dalam bidang merias.
Selama proses make up aku hanya diam dan mengikuti setiap perintah dari kak Hyun. Kalian tahu kak Hyun? Dia teman kak Yunna dan setahuku dia sedang dalam masa pendekatan dengan kak Jaehyun, dan aku berani bertaruh kalau masa pendekatan mereka akan segera berakhir.
"Woah, daebak!" pekik kak Hyun tertahan kala riasanku selesai. Dia menatap hasil riasan di wajahku dengan bangga. Aku akui, kak Hyun sangat pintar dalam menyesuaikan muka dengan riasan yang akan digunakan. Berhubung hari ini aku memakai kebaya toska, jadi dia memakaikan eyeshadow berwarna toska dilapisi warna silver.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perbedaan [ On Going ]
Fanfiction[Judul sebelumnya: Cinta & Agama] Ini bukan cerita tentang fakboy bertemu fake nerd, bukan tentang badboy bertemu badgirl. Bukan pula tentang CEO dengan skertarisnya. Hanya sebuah kisah cinta dari dua orang yang berbeda keyakinan. Sebuah kisah cinta...