11. diskusi•^

139 33 3
                                    

Hi, selamat membaca. Dari kemarin gak punya paketan:)
Seneng gak, libur sekolah diperpanjang lagi, kenapa gak sekalian setahun gitu wkwk.
Jangan ding, kalau setahun nanti gak lulus, dan gak bisa SMA terus ketemu cogan, awokawok. Halu aja terosss.

Happy reading♥

Jangan menyerah, ini masih awal. Masih banyak waktu untuk kita berusaha agar mendapat hasil yang maksimal.

----oOo----



Hari ini sesuai janji, aku dan Mark bertemu di taman kota. Membicarakan tentang ide Hyerin kemarin. Masih sedikit pagi, jadi tidak terlalu panas.

"Sudah lama?" Aku menoleh dan berdiri.

"Enggak, aku baru datang sekitar lima menit yang lalu," ujarku tersenyum pada Mark.

"Ekhem, baiklah." Suasana tiba-tiba canggung, aku sebenarnya mau membuka pembicaraan tapi malu. Mark juga terlihat gugup, dia mengusap telapak tangannya kemudian menghembuskan napas.

"Gimana?" tanyaku pelan, posisi kami saat ini duduk bersebelahan di kursi taman dengan jarak pemisah.

"Menurutmu?" Aku mendengus kasar.

"Pertanyaan gak boleh dijawab dengan pertanyaan, Mark!" ucapku geram, Mark tertawa seakan-akan ada yang lucu.

"Sorry girl, aku hanya bingung. Kalau kamu mau aku juga mau, kamu tidak aku juga tidak." Jawaban Mark masih menggantung dan seakan jawabannya ada padaku.

"Aku juga terserah kamu!" ucapku ketus.

"Hng, terus?" Aku menggeleng.

"Yasudah, aku mau," ujarnya lirih.

"Beneran?"

"Iya."

"Demi apa?"

"Demi kamu!"

Aku diam, jadi sekarang ralat mulai besok kita harus pura-pura pacaran? Apa kata anak sekolahku, tapi aku juga penasaran bagaimana ekspresi Lucas.

"Baiklah, karena kamu mau aku juga mau, tapi..." Aku menggantung ucapanku.

"Tapi apa?"

"Ada batasan! Kita hanya berpura-pura, jadi tidak boleh melakukan hal yang tidak semestinya," jelasku.

"Seperti apa?" tanya Mark.

"Emmm, gandengan?"

"Hei mana ada orang berpacaran gak bergandengan? Bisa-bisa Lucas curiga," protesnya, setelah ku pikir iya juga.

"Iya juga, baiklah bergandengan boleh!" ucapku.

"Kiss?" Aku menatap sinis Mark.

"Bosan hidup?" ancamku dia meringis dan menggeleng.

"Gak ada yang namanya kiss, kalau permen kiss ada!" ucapku memperjelas.

"Kebetulan aku bawa, mau?" Mark menyodorkan permen kiss warna merah, aku menerimanya dengan senang.

"I love you?" Aku membaca tulisan belakangnya, ini Mark memang sengaja atau bagaimana?

"Hehe, anggap saja aku menembakmu untuk menjalani hubungan pura-pura," balas Mark tiba-tiba. Aku cengo, anak sepolos dia?

"Ada-ada saja!"

"Woyy kalian yang lagi berduaan." Suara yang tidak begitu asing, suara cempreng dan melengking. Suara baby dolphin.

"Chenle, Jisung?" Aku melihat mereka berdua mengenakan training dan kaos longgar serta handuk yang melingkar di leher mereka.

"Hai, sedang apa pagi-pagi berdua di taman?" tanya Jisung.

Perbedaan [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang