Kembali lagi.
Yang udah baca Vommentnya dong.
Yang cuma Vomment tolong baca!
Hargai usaha orang!
Etsss kok ngegas, heheh.Rindu itu curang, dia terus bertambah tanpa seizin sang tuan.
**
"Ekhem, maaf," kataku sambil nyingkirin telunjuk dari bibir Mark.
Suasana berubah jadi akwardd, Mark cuma diem sambil kelihatan ngehela napas beberapa kali.
"Ayo ke kelas," ucapnya agak gugup.
"Emmm iya." Aku menguntit di belakangnya. Gak ada lagi percakapan, mungkin efek barusan. Lagian ini tangan lancang banget.
Kita masuk kelas tetep gak ada percakapan diantara kita. Duduk sama-sama kaku banget. Bazeng lah.
"M-mark," panggilku.
"Hm?"
"Ma-maaf, tadi..."
"Iya, udah jangan minta maaf terus. Lain kali jangan gitu lagi, dereddeg tau gak?" Aku tersenyum kikuk mendengar penuturan dari Mark.
"Udahan ngobrolnya, noh pak Ten udah dateng," kata Hyerin dari depan. Aku langsung diem ngikutin pelajaran.
***
"Jisung ... adekku yang paling unyu." Aku berteriak memanggil Jisung, rumah sepi dan sepertinya tidak ada orang.
"Masak Jisung ikut keluar sih?" gumamku sambil clingak clinguk.
"Huaaa kalian jahat, aku gak diajak." Aku kembali berteriak lebay seperti orang gila.
"Berissik!" desis seseorang dari belakang, aku menoleh.
"Jisung? Bukannya tadi ikut keluar?" tanyaku heran plus kepo dikit, dikit doang.
"Nggak, aku tadi cuma beli makanan buat makan siang. Nih." Jisung memperlihatkan kresek yang ditentengnya. Kresek KFC.
"Woah, ayam goreng...," teriakku girang.
"Bukan! Ayam kebakaran!"
"Bisa aja becandanya," kataku sambil menoyor kepala Jisung.
"Ihss, jangan digituin! Ntar aku ikutan dungu kayak kamu!" Jisung mencibir.
"Heh, adik durhaka ya. Awas kena azab," teriakku tapi Jisung hanya mengedikan bahu dan menuju meja makan.
"Ambil piring gih!" titahnya.
Dengan secepat kilat, aku mengambil piring. Siapa sih yang gak mau dikasih ayam goreng? Gratis pula! Sini yang gak mau aku penggal kepalanya, hehe becanda.
"Nih, makan yang bener jangan blepotan. Kayak orang gak pernah makan ayam aja." Aku mengulum bibir kemudian menyantap ayam goreng dengan nikmat. Jangan ngiler ya readers.
Mark POV.
"Huh, bosen!" Aku menaruh Hp, bosen main game terus. Kali-kali pengen keluar cari udara segar.
Menyambar jaket hitam dan kaca mata bundar, setelah itu mengambil sepeda di garasi. Mau jalan-jalan sore dulu nih ceritanya, sendirian gak ada yang nemenin, ketara banget jomblonya.
Iya sih ada Jira, tapi kita pacaran kan cuma pura-pura. Lagian Jira gak cocok sama aku, dia itu terlalu wow buat aku yang wlek. Tapi bdw siapa sih yang bakal tahan deket sama Jira, apalagi pacaran pura-pura, serasa mau beneran. Dah lah halunya udah cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perbedaan [ On Going ]
Fanfiction[Judul sebelumnya: Cinta & Agama] Ini bukan cerita tentang fakboy bertemu fake nerd, bukan tentang badboy bertemu badgirl. Bukan pula tentang CEO dengan skertarisnya. Hanya sebuah kisah cinta dari dua orang yang berbeda keyakinan. Sebuah kisah cinta...