18. Help me.

109 21 1
                                    

Up lagi.
Vote komen dan krisar sangat ditunggu.

Happy reading♥♥

----°°----



Disela isak tangisku terdengar deru mobil menepi. Aku masih bergeming bergelud dalam isak tangis. Sampai tangan itu terulur menepuk bahuku pelan. Aku mendongak melihat siapa sang pemilik tangan.

"K-kak Jaehyun?" ucapku dengan suara parau.

"Kenapa? Kok nangis?" tanyanya sambil tersenyum, dia ikut duduk di sampingku.

"Huh, gak papa, Kak. Cuma lagi badmood aja pengen nangis," jelasku sambil berusaha tersenyum.

"Yaudah, ikut kakak yuk." Dia beranjak dari duduknya, menatapku yang masih belum ada kemauan untuk ikut berdiri.

"Kemana?"

"Makan siang, kamu belum makan?" Aku mengangguk lalu ikut berdiri.

Dia menuju mobilnya dan membukakan pintu untukku, aku hanya bisa tersenyum manis melihat sikapnya. Untung kakak, jadi gagal buat baper.

"Siap meluncur, tuan putri." Dia tersenyum, terlihat sangat kalem dan menyejukan. Aku pun ikut tersenyum, nyaris tertawa meski mataku masih sembab. Dia berhasil membuat moodku kembali membaik.

Kami berhenti di sebuah resto. Aku turun dengan keadaan acak-acakan, mataku mungkin masih sembab gara-gara menangis tadi. Aku menyesal telah menangisi cowok brengsek macam Lucas.

"Mau pesen apa?" tanya kak Jae. Aku masih berkutat dengan buku menu.

"Ada patbingsu gak?" tanya pelan, kak Jae malah tertawa.

"Gak ada. Yang lain aja, Dek," ujarnya sambil tersenyum.

"Pasta, sama jus lemon," finalku setelah eneg melihat buku menu. Aku sedang tidak terlalu mood untuk makan. Tapi, mumpung ini gratis aku mau.

"Itu aja?" Aku mengangguk.

Dia memanggil salah satu pelayan dan mencatat apa saja yang kami pesan.

"Kak?" panggilku. Dia menoleh.

"Aku belum izin sama bunda," ujarku.

"Gak usah khawatir. Lagian perginya sama kakak." Dia kembali tersenyum. Aku gak ada pilihan selain mengangguk.

Kami diam, tidak ada topik pembicaraan. Kak Jae fokus pada ponselnya, sedangkan aku hanya menatap sekeliling. Ponselku? Ada di tas malas mau ngambil. Sampai akhirnya makanan datang dan kami fokus pada makanan masing-masing.

"Dek, entar kakak mau mampir ke rumahmu. Boleh?" tanya kak Jaehyun.

Aku mengangguk, toh apa salahnya kak Jaehyun mampir. Dia masih bagian dari keluarga kami.

"Mau ngajak ribut Jisung ya?" tanyaku, dia terkekeh pelan lalu mengusak rambutku pelan.

"Kok tau?"

"Kebiasaan!" cibirku.

Sudah sampai di parkiran, kami berdua masuk ke dalam mobil lalu meluncur pulang meninggalkan pelataran resto. Selama perjalanan aku fokus pada ponsel, memandangi aplikasi line yang tidak ada satu pun chat masuk.

Perbedaan [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang