02. Terhukum

1.2K 246 62
                                    

Selamat Membaca!
[ G H O S T  C H E N L E ]
-02-

Karena kontak wa saya dikit, mau tydak kita sv2an? Komen aja ntar aku yang DM (´∩。• ᵕ •。∩')

.
.


"Huft, akhirnya!"

"Hm ...."

Dehaman berat muncul secara tiba-tiba. Sungha pikir itu suara hantu yang katanya suka berkeliaran di sekolah. Ketika satu sosok tertankap oleh indranya, sontak matanya terbelalak.

Sungha lansung terlonjak kaget. Ia mecondongkan badannya ke belakang ditahan dengan tangan yang memegang pada tembok. Sungha menyesuaikan posisi Pak Wongchul yang memajukan badannya sambil berkacak pinggang.

Perdetiknya guru itu menatap Sungha dengan sorot mata yang tajam nan lekat.

"Kamu telat kan, Sungha!" tukas guru laki-laki itu.

Sungha terbungkam, ia meneguk saliva dengan ekspresinya yang kecut. Pak Wongchul memang cekatan orangnya, guru itu seperti punya indra ke-enam, jika mau pun ia pasti bisa menjadi psikolog.

"I-itu ... sih, Pak!" gagap Sungha mencari-cari alasan yang tepat dalam pikirannya.

"Kamu pasti telat lagi, iya kan?!"

Entah kenapa Sungha malah nyengir sebagai respon.

"Emang kurang kemarin kena pukul sama rotan?" sewot Pak Wongchul sambil menegakkan tubuhnya kembali.

"NGGAK PAK SUMPAH!" Sungha reflek menggeleng-gelengkan kepala sangat cepat.

"Terus kenapa sekarang masih telat?! Kamu tahu kan peraturan disini semua siswa harus disiplin!" kecam Pak Wongchul.

"Sebenarnya tadi saya berangkat pagi, terus ban busnya bocor gitu, alhasil saya jalan kaki lho Pak, kebayang gak capeknya--"

"Bohong! Kenapa kamu bisa masuk padahal gerbang udah ditutup?!" potong Pak Wongchul membantah.

"Tadi pas saya dateng masih di buka kok, Pak!" jawab Sungha dengan nada sok meyakinkan.

"Kamu kan jalan! Mana mungkin sampai kesini tepat waktu! Itu berarti kamu emang telat!"

"Nah, sebe–"

"Sudah-sudah!" sergah Pak Wongchul, berniat untuk melanjutkan kalimatnya.

"Kali ini bapak tidak akan pakai rotan buat hukum kamu, sekarang pergi bersihkan semua toilet yang ada di sekolah ini! Kebetulan banget tukang bersih-bersihnya lagi libur."

"Lah gak bisa gi--"

"EITS SSST! Ngebantah terus kamu! Sudah untung sikap saya masih lemah lembut ya!"

Tanpa basa-basi lagi guru itu melenggang pergi dari sana. Sungguh niatnya tidak jahat, ia hanya ingin memberikan efek jerah kepada siswa-siswi yang tidak disiplin waktu. Lagi pula ada manfaatnya hukuman itu ia berikan, toilet akan senantiasa bersih.

Lantas setelahnya, sepeninggalan Pak Wongchul dari tempat itu Sungha hanya bisa mendengus. Diam-diam ia menyumpahi Pak Wongchul dalam batinnya. Fokus menatap pundak Pak Wongchul yang sedang berjalan menjauh itu.

Ghost ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang