03. Hantu Liontin

1K 247 56
                                    

Selamat Membaca!
[ G H O S T  C H E N L E ]
-03-

.
.

"Jangan letakkan kembali,"

Sontak napas Sungha tersekat, ia ingin menelan salivanya sekali lagi namun tenggorokan sudah kering. Jantungnya serasa copot mencari-cari orang yang tadi bersuara.

Sungha berpikir bahwa suara itu mungkin saja bersumber dari hantu yang mendiami sekolahnya, dan sekarang bisa dikatakan kalau Sungha akan dijadikan target kejahilan mereka.

Tidak ada seorang pun disana, Sungguh! Sungha yakin seratus persen. Ia benar-benar sendiri. Kekuatan atau energinya seolah dikuras habis sehingga seanggota tubuhnya terasa melemas.

Sungha terdesak dalam situasi menakutkan seperti ini. Tidak ada yang bisa dilakukannya selain memejamkan mata sambil menormalkan napas yang terasa berat sejak awal. 

"Jangan letakkan kembali, kumohon bawalah liontin itu bersamamu."

Muncul kembali suara yang sama. Kali ini langsung membuat Sungha mengepalkan tangan. Matanya semakin terpejam, peluh sudah mengalir deras di dahi gadis itu.

Ya Tuhan, tolong lindungi saya! batinnya memohon teramat sangat.

Sungha ketakutan, namun datang lagi rasa penasaran yang mendorongnya agar ia mencari tahu siapa makhluk si pemilik suara itu.

Akhirnya, Sungha mengambil keputusan. Tidak peduli dengan apa yang mungkin saja akan terjadi. Ia mengintip keadaan sekitar lewat mata kanannya. Ketika semuanya tampak dengan jelas, gadis itu membulatkan mata lebar-lebar karena satu sosok berada di tengah pintu.

Hatinya melega, syukurlah dugaannya yang negatif itu ternyata salah. Di sana, ia melihat seorang pria tengah berdiri tegak menghadapnya. Semakin lama, kecemasan muncul menyuruhnya untuk waspada karena bisa saja kalau laki-laki itu adalah seorang psycopat. Sungha merinding kalau ingat semua film thriller yang pernah dia tonton. Apa dia akan dibunuh disini?

"S-siapa lo?!" lontar Sungha berusaha berani.

Tiba-tiba, pria itu berjalan mendekat ke arah Sungha. Sepertinya ia tersenyum, dan bodohnya Sungha malah merasa horor kaya reaksi yang ada di film-film.

Jarak mereka semakin dekat dan dekat. Lalu, Sang pria tampak tercengang menatap Sungha yang kini menunduk. Sungha tak mengerti kenapa ia bisa seciut ini di depan orang.

Jarak keduanya tinggal beberapa inci. Laki-laki misterius itu memasang wajah terperangah. Senyum yang sebelumnya tertoreh seketika lenyap.

"S-Sungha?" ucap pria itu tiba-tiba.

Anak gadis itu langsung menaikan kepalanya terheran-heran. Kenapa pria itu bisa tahu siapa namanya?

"Kamu benar-benar Sungha?!" tanyanya. "K-kamu Sungha kan? Ayo jawab!" tegas pria itu memaksa.

"Lo tau nama gue?" tanya Sungha terpaksa memberanikan diri untuk membalas tatapan Sang pria.

"Kamu baik-baik saja?" Pria misterius itu tiba-tiba saja memegang lengan Sungha.

Sumpah! Sungha kaget dan sekarang ia benar-benar merasa bingung! Susah payah ia menelan ludah agar tenggorokannya tidak semakin kering. Pasalnya ini pertama kali ia menatap pria dari jarak yang begitu dekat, tentu selain dengan kakaknya. Mana mukanya putih banget kayak mayat.

Kulit pria misterius itu memang putih, sedikit lebih putih dari kulit normal. Wajahnya pucat tetapi entah mengapa masih terlihat begitu manis. Ada noda merah di pipinya sampai Sungha berpikir jika pria itu mungkin saja habis membunuh seseorang.

Ghost ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang