09. Pertama Kali

727 159 21
                                    

Selamat Membaca!
[ G H O S T C H E N L E ]
-09-


Sore ini Jungwoo ada janji untuk pergi ke rumah Giyon, entah mengapa dengan mudahnya ia bisa mengiyakan permintaan Giyon kala itu. Padahal ia tahu sendiri apa yang belum lama terjadi antara dirinya dengan Sungha.

Bukan tanpa alasan Giyon membuat janji dengannya dan Haechan, melainkan karena ibu dan ayahnya sedang tidak ada di rumah, urusan mendadak yang membuat mereka harus pergi di hari minggu.

Sekarang dia harus segera berangkat sebelum hujan turun, ia rasa haechan sudah sampai disana.

Jungwoo akhirnya keluar setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya di dalam rumah.

"Mendung-mendung keluyuran aja, Woo," kata seorang pria yang baru keluar dari pintu rumahnya--di samping rumah Jungwoo.

Seorang pria tampan sekitaran umur dua puluh tiga tahun, namun lebih pendek dari Jungwoo. Pria itu mengenakan kemeja putih dengan jas berwarna hitam dan setelan celana berwarna hitam juga menyesuaikan.

"Eh iya nih, Kak! Ada janji sama temen," jawab Jungwoo tersenyum.

"Anak muda dasar!" balas pria itu kemudian berdiri memegangi atas mobilnya.

"Lo juga masih muda, Kak! Mau ikut nggak?"

Tiba-tiba suara telepon berbunyi.

Setelah mengangkat lengan dan membuka telepak tanganya kearah Jungwoo, Renjun mengangkat teleponnya yang barusan berbunyi.

"Iya Pah?" tanya Renjun kepada Sang Ayah diseberang sana.

"Aku on the way, sabar!"

...

"Sudah aku bilang, Pah! Meskipun belum ketemu, bukan berarti adikku itu mati!" Renjun mulai menaikkan nada suaranya, entah apa yang sedang di perbincangkan.

Jelas, Jungwoo mendengarnya tanpa sengaja.

"Terserah, aku tutup teleponnya!" finish Renjun memutuskan sambungan telepon.

"Maaf ya, lain kali aja gue ikut lo main, Woo."

"Santai aja! Hm ... gue ikut berdo'a semoga adik lo cepet ketemu, Kak!" ucap Jungwoo, menaikki motor ninjanya.

"Semoga,"

"Gue duluan nih, lo hati-hati kalo bawa mobil!"

"Lo yang harus hati-hati bawa motor," bantah Renjun lalu tersenyum.

"Santai aja! Gue lebih pro dari lo, udah nih gua duluan, Kak!" Jungwoo melajukan motornya setelah melambai sebentar.

Seandainya Chenle nggak pernah pergi, gue gak akan ngerasa sepi dan terlalu sibuk setiap hari minggu kaya gini batin Renjun memandangi Jungwoo yang kini menjauh, seolah-olah sedang menatap adiknya sendiri.

***

"Eh, Babang Jungwoo dateng! earphone lo baik-baik aja kan ya?" sapa Haechan tapi tetap fokus pada gamenya didepan layar,

Jungwoo memang sudah sampai diantar dengan Giyon di sampingnya.

"Malah earphone gue njir yang ditanyain!" Jungwoo mendudukkan diri di samping Haechan.

"Earphone lo lebih berharga bagi Donghyuck, haha!" cibir giyon tertawa hambar, ia pun ikut terduduk.

"Anjing! Jangan bawa-bawa nama asli gue!"

"Mana sini analog gue!" ucap Jungwoo.

Setelah mendengus beberapa kali, Jungwoo mengambil analog gamenya yang tergeletak dilantai lalu mengutak-atiknya.

Ghost ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang