07. What?

741 174 26
                                    

Selamat Membaca!
[ G H O S T  C H E N L E ]
-07-

.
.


Jam pelajaran berlalu, ini saatnya waktu untuk menunjukkan jam istirahat. Disaat semua siswa beramai-ramai pergi menuju kantin, yang cewek-cewek kaya truk gandeng sedangkan yang cowok ke kantinnya bawa-bawa sapu. Sekarang Sungha tahu alasan sapu kelas sering banget rusak. Sungha masih sabar menunggu semua orang keluar. Sungha memang seperti itu, pergi ke kantin lebih akhir agar kakaknya sampai lebih dulu, jadi dia hanya perlu menempati kursi kosong di samping kakaknya saja.

Pada saat jam istirahat seperti ini, Trije memang tak minat untuk mengganggu Sungha, pikir mereka adalah lebih bagus mengisi perut dulu baru bertingkah.

Setelah cukup lama menunggu, akhirnya kelas sepi. Sungha pun bergegas pergi dari sana. Karena nama Chenle terus mengitari otaknya, dia malah belok ke kiri dan memasuki lorong menuju gudang. Itu cowok dimana ya?!

"Kamu mencariku Sungha?"

"Astaga!"

Sungha terperanjat menampakki Chenle berada di belakangnya.

"Benarkan kamu mencariku?" tanya Chenle mengangkat senyum secerah mentari.

"Hah? Geer lo! Gue mau ke kantin!" alibi Sungha agak kikuk.

"Tapi ini koridor gudang, Sungha! Kan kantin arahnya kesana!" jawab Chenle menunjuk kantin berada.

Gadis itu langsung dibuat sekak dan salah tingkah. Habis itu Sungha memilih pasrah karena ia tidak ingin dibuat semakin kicep. "Iya! Gue emang nyari lo!"

Melihat raut Sungha yang malu-malu kucing, Chenle tertekeh. "Sebenarnya dari kemarin aku ikut sama kamu."

"Apa? Maksudnya sampe rumah?"

"Iya, tapi kamu gak tau kan aku dimana? Hehe." jawab Chenle cengengesan.

"Lo ke kamar gue? Jangan-jangan lo ngintipin gue pas ..." tukas Sungha yang tertahan dengan mulut ternganga.

"Enggak-nggak Sungha! Kemarin aku diam di ruang tamu," jelas Chenle buru-buru memotong ucapan Sungha yang sedikit menjurus.

"Kenapa gue nggak liat lo?!"

"Aku ngumpet, sengaja, biar kamu nggak tau aku ngikutin!"

Sungha mendengus memperhatikan gerak-gerik Chenle untuk memastikan apakah pria itu sedang jujur atau berbohong. 

"Lain kali, lo nggak usah ngumpet! Kan gue jadi waspada kalo kaya gini!" sungut Sungha.

"Udah-udah sana ke kantin! Makan dulu."

"Tapi biasanya gue makan bareng abang gue, gimana? Lo mau ikut?!" tawar Sungha.

"Mau!!! Tapi kamu jan–"

"Iya gue nggak bakal ngajak lo ngomong," potong Sungha.

"Hehe ... udah hafal aja!" Chenle meletakkan jari telunjuknya di atas pipi Sungha dengan dua kali tepukan.

Jangan ditanya bagaimana reaksi gadis itu. Matanya terbuka sempurna sambil menatap mata legam Chenle. Kan-kan! Pipinya memanas, ia yakin seratus persen kalau telinganya pasti sudah memerah sekarang. Sumpah! Sungha malu.

Chenle menurunkan tangannya segera. Ia juga malu merasakan atmosfer mulai berubah. Laki-laki itu langsung menarik tangan Sungha dan membawanya pergi menuju kantin. Chenle tidak ingin membuat keadaan menjadi canggung terlalu lama.

Saat mereka berjalan bersama, Chenle erat memegangi tangan Sungha. Gadis itu pun tampak tidak masalah, ia memperhatikan pundak Chenle yang berjalan lebih depan menuntunnya. Namun, ketika mereka melewati koridor toilet, genggaman Chenle tiba-tiba tembus membuat keduanya saling bertatap heran, satu siswa pun tiba-tiba muncul melewati mereka.

Ghost ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang