10. Perdebatan

696 160 34
                                    

Selamat Membaca!
[ G H O S T C H E N L E ]
-10-

Kesedihan yang dirasakan Sungha perlahan mereda berkat Chenle. Sungha sendiri tak mengerti, entah mengapa dirinya bisa selemah ini dihadapan pria yang sekarang menjadi temannya itu. Akan tetapi Sungha masih menyimpan keraguan pada Chenle, kutukan yang menimpanya, dan semua kata-kata yang pernah diucapkan Chenle.

Air mata Sungha berhenti mengalir, meski dadanya masih terasa sesak, ia mencoba menghela napas guna menetralkan.

Tanpa disadari gadis itu menarik sudut bibirnya membentuk seulas senyum. Senyuman paling tipis yang selalu ia kembangkan secara diam-diam.

"Kurasa kamu--?"


CEKLEK BUAGHH!!"


"WOI KUPROY!!"

Secara tiba-tiba Giyon datang membuka pintu dan memekik keras.

Sungha kaget setengah mati! Bukan karena abangnya saja, tetapi karena tubuhnya tembus dalam hitungan detik dari tubuh Chenle. Tadinya ia ingin melepaskan pelukan itu, namun kakaknya keburu datang lalu membuat tubuhnya tembus lebih dulu.

Menyadari posisi adiknya yang aneh, Giyon mengernyit heran.

"Lu ngapain dah?!"

Giyon menatap tubuh adiknya dari samping. Masih menanti respon Sungha.

Saat ini sungha tertunduk dalam sambil mencengkram selimut. Pada detik berikutnya, gadis itu mulai mengepalkan tangan.

Sontak Giyon meneguk ludahnya setelah sempat melotot tadi.

Tingkah Giyon barusan terbilang cari masalah. Seharusnya dia tidak bertindak barbar seperti sebelumnya, ia terlanjur membuat adiknya yang mengibaratkan seekor singa menjadi lebih ganas.

Emosi Sungha tertahan di ujung kepala, gadis itu seketika naik pitam. Ia lupa akan saran Chenle yang menyuruhnya agar bisa mengontrol emosi. Sungha melirik Giyon melalui ekor matanya. Pundaknya pun naik turun beriringan dengan napas yang ditarik dan dihembuskan.

"KALO MASUK KETOK PINTU DULU KEK!" Sungha membenarkan posisi duduknya.

Chenle segera berdiri. Jujur, ia tidak suka melihat tubuhnya sendiri tembus. Di dalam hatinya ia masih tidak bisa percaya.

"Kok ngegas nyet?!"

"LO NGAGETIN GUE SETAN!"

"Dih, biasanya juga gua teriak kalo manggil lo!"

"MAO NGAPAIN SI LO KESINI SEGALA?!"

"Temenin gue ke supermarket, anjir"

"YAELAH, SUPERMARKET TINGGAL NYEBRANG! MANJA AMAT LO!"

"Ya kan gue ngeri sama sodara lo di samping!"

"SODARA APAAN SI SUMPAH!"

"Itu sodara lu!"

"APAAN?!!!"

"ITU ANJING TETANGGA KAN SODARA LO!" Giyon akhirnya ngegas.

Seusainya gadis itu mengatupkan bibir seketika. Menahan segala kedongkolannya dalam hati. "ANJ—"

Ghost ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang