O6. tetangga

426 96 0
                                    

voment ya hehe.
happy reading <3

⑉⑉⑉

Setelah selesai merawat Embun, Amel dan Agam langsung pulang. Agam mengantar Amel ke apartmennya. Namun, tiba-tiba Agam terkejut ketika mengetahui di mana apartmen Amel.

"Lo tinggal di sini?" Tanya Agam. Sekarang mereka sudah berada di basement.

Amel mengangguk. "Kenapa?"

"Enggak apa-apa." Jawab Agam.

Amel keluar dari mobil dan Agam juga keluar dari mobil, membuat Amel mengerutkan keningnya. "Lo ngapain ikutan keluar?" Tanya Amel.

"Mau ke apartmen gue." Jawab Agam santai.

"Bentar, jangan bilang lo tinggal di sini juga?" Tebak Amel.

Agam mengangkat bahunya cuek, kemudian melangkah meninggalkan Amel. Amel melangkah, namun mengambil jarak yang sedikit jauh; dia malas dekat-dekat dengan Agam.

Agam masuk ke dalam lift, kemudian Amel masuk juga ke dalam lift; sebenarnya dia tidak mau satu lift dengan Agam tapi dia malas menunggu lift. Mata Amel membulat ketika Agam menekan angka lantai 3, itu artinya apartmen Agam berada di lantai 3 juga.

Ketika pintu lift terbuka Amel dengan cepat melangkah mendahului Agam ke luar dari dalam lift. Amel berhenti di depan pintu apartmennya kemudian nemekan password pintu, sekarang mata Agam yang membulat sempurna.

"Ini apart lo?" Tanya Agam.

Amel meniru ekspresi Agam yang cuek sambil mengangkat bahunya beberapa saat lalu.

"Apart kita sebelahan, Mel." Kata Agam sambil nenunjuk apartmennya yang berada tepat di samping apartmen Amel.

⑉⑉⑉

4:47 am, seseorang memencet bel apartmen Agam berkali-kali, membuat pemilik apartmen mau tidak mau harus bangun, padahal sekarang dia masih sangat mengantuk. Dengan mata setengah terbuka, Agam membuka pintu apartmennya.

Pintu terbuka menampilkan tetangga sebelahnya; Amel, mangenakan piyama berwarna navy, rambut dicepol asal dan flashdisk di tangannya. Wajah Amel terlihat sedikit panik.

"Gam, pinjem printer lo dong, printer gue rusak." Kata Amel.

Tanpa menjawab Agam langsung berjalan menuju kamarnya, masih dengan mata setengah terbuka diekori oleh Amel. Agam menunjuk printer yang berada di atas meja belajarnya, kemudian kembali tidur di atas tempat tidurnya dengan tengkurap.

Amel meraih macbook milik Agam yang kebetulan berada tepat di samping printer, kemudian dia langsung memprint makalah; 57 halaman yang ia kerjakan semalam.

Sialnya, kertas printnya habis membuat Amel kalang kabut mencari kertas. Dilihatnya Agam yang tertidur pulas di atas tempat tidur, membuat dia tidak tega untuk membangunkannya.

Amel mengedarkan pandangannya keseluruh sisi dan sudut kamar itu; mencari kertas. Akhirnya dia menemukannya, kertas itu berada di atas lemari yang cukup tinggi tepat di samping tempat tidur Agam.

Amel mengambil kursi kemudian naik di kursi dan mengambil kertas itu. Namun, kakinya licin membuat dia jatuh tepat di atas tubuh Agam yang sedang tertidur pulas dengan tengkurap.

Kepala Amel menghantam ranjang membuat Amel meringis kesakitan, sedangkan tubuh Amel yang menindih Agam membuat Agam mengerang kesakitan.

"AWWWW."

"AAARGGH."

Amel memegang kepalanya sambil berdiri, kepalanya sangat sakit, rasanya ia ingin menangis sekarang juga.

"Lo ngapain?!" Tanya Agam memekik; seperti membentak.

Amel terkejut dan langsung menangis; kepalanya sangat sakit dan Agam membentaknya, membuat air matanya keluar. Agam panik melihat Amel menangis.

"Eh, kenapa nangis?" Tanya Agam sambil sedikit menunduk menatap wajah Amel.

"Kepala gue sakit dan lo bentak gue." Jawab Amel sambil sesegukan dan masih menangis.

Agam membawa Amel duduk di tepi kasurnya, "Lo mau ngapain tadi?"

Amel menarik ingusnya,"Mau ambil kertas kuarto."

"Kenapa gak bangunin gue?" Tanya Agam.

"Lo tidur pulas gue gak mau bangunin lo." Jawab Amel masih sesegukan dan menangis.

"Maaf, maafin gue." Ucap Agam, sambil menepuk-nepuk punggung Amel.

⑉⑉⑉ ᴛᴏ ʙᴇ ᴄᴏɴᴛɪɴᴜᴇᴅ ⑉⑉⑉

aku bakalan spam update kalo buku ini udah selesai aku tulis.

[ii] ANNOYING PAIR, bluebunn ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang