1O. selalu salah

433 90 6
                                    

Setelah kuliah selesai Agam dan Amel langsung pulang, karena hari ini hanya ada satu mata kuliah jadi pukul 10 mereka sudah pulang. Agam yang ada rapat juga ikut pulang, karena rapatnya masih sebentar sore jam 4.

"Gue balik deluan, slur." Pamit Agam kepada, Ale, Echan dan Vino.

"Lo gak rapat, Gam?" Tanya Ale.

"Rapat, cuman gue balik dulu lah ngerjain tugas." Jawab Agam.

"Ngerjain tugas atau pengen modusin Amel?" Goga Echan dengan wajah tengilnya.

Agam berdecak. "Apa sih bangsat!"

"Awas aja lo modusin Amel." Kata Ale memperingati.

"GAM, CEPET!" Teriak Amel yang sudah berada di ambang pintu.

"IYA IYA, OTW." Balas Agam.

"Contoh suami-suami takut istri, sama kaya Vino." Celetuk Echan.

"Dari tadi gue diam loh, Chan." Sahut Vino sambil menatap malas Echan.

"Dah ya, gue cabut!" Pamit Agam kemudian meninggalkan teman-temannya itu, tapi sebelum pergi Agam menjitak kepala Echan dulu.

"ANYING!" Umpat Echan.

⑉⑉⑉

Amel dan Agam mengerjakan tugas di apartmen Agam. Sekarang sudah pukul 1 siang dan tugas mereka belum selesai. Agam terus menguap, membuat Amel juga menguap, padahal Amel baru bangun; tadi sekitar pukul 11 Amel ketiduran.

"Lo kalo ngantuk tidur aja, Gam! Tinggal tugas speaking doang ini, kan cuman di suruh cari text pidato." Seru Amel.

"Ya udah, gue tidur, tapi nanti jam 3 bangunin. Gue ada rapat jam 4." Kata Agam, kemudian ia tidur di sofa.

Waktu terus berjalan, tugas mereka yang deadline besok sudah selesai. Amel merenggangkan tubuhnya kemudian mengumpulkan sampah snack dan piring, gelas yang mereka pakai makan tadi. Amel mengangkat semua itu ke dapur.

Amel membuang sampah dan mencuci piring. Setelah itu dia kembali ke ruang tengah dan meraih handphonenya. Ia melirik jam di handphonenya, sekarang pukul 3:07, kemudian ia melirik Agam yang sedang tidur di sofa.

Agam tertidur pulas membuat Amel tidak tega membangunkannya. Amel pun menelfon Echan yang juga anak himpunan, Ale dan Vino juga anak himpunan, cuman kadang Ale atau Vino jarang ikut rapat tidak seperti Agam dan Echan.

"Hallo, Chan lo di mana?"

"Kosan temen, kenapa?"

"Bentar ada rapat himpunan kan?"

"Iya, kenapa emang?"

"Rapatnya penting gak?"

"Maksud lo rapat himpunan ada yang gak penting gitu?"

"Aduh gue lagi gak mood tubir ya."

"Yang pengen tubir juga siapa?"

"Bacot! Diem dulu, Chan. Gua mau ngomong."

"Ngomong aja!"

"Kalo Agam gak ikut rapat gak apa-apa kan?"

"Emang kenapa? Agam gak bisa dateng?"

"Jawab dulu pertanyaan gue tadi."

"Gak apa-apa sih, kan ada gue. Gue wakil ketua himpunan, jadi kalo ketua himpunan gak ada gue yang gantiin. Kenapa sih lo nanya-naya?"

"Agam gak bisa datang, jadi lo yang handle ya, Chan."

"Emang kenapa Agam gak bisa datang?"

"Dia... enggg, dia lagi diare."

"Oh gitu, oke deh. Bilangin sama Agam gws."

"Hehe, iya, Chan. By the way, thanks ya."

"Anytime."

Bip.

Waktu terus berjalan dan Agam terbangun. Dia meraih handphonenya dan melihat jam, sekarnag pukul 6:21 pm. Mata Agam membulat sempurna, ia bangun dengan cepat dan mencari Amel.

"Lo cari apa?"

"Kenapa lo gak bangunin gue?" Tanya Agam sedikit membentak.

Amel tertegun sejenak. "Lo capek, lagian gak ikut rapat sekali-kali gak apa-apa kali."

"Tapi hari ini rapatnya penting banget, Mel."

"Oh jadi ini salah gue? Lo capek, makanya gue gak tega bangunin lo!"

"Tapi kaㅡ

"Alah gak tau terima kasih lo! Mending gue taㅡ

"Iya iya, lo bener, gue salah. Gue minta maaf." Selalu saja diakhir pertengkaran, pasti Agam yang mengalah dan meminta maaf.

⑉⑉⑉ ᴛᴏ ʙᴇ ᴄᴏɴᴛɪɴᴜᴇᴅ ⑉⑉⑉

[ii] ANNOYING PAIR, bluebunn ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang