Setibanya di kampus Amel dengan wajah datarnya yang terkesan jutek, langsung menghampiri Agam yang sedang memainkan handphonenya.
"Cepet minta kontak lo!" Tanpa basa-basi Amel langsung meminta kontak Agam.
Ketika Agam meraih handphone Amel, tiba-tiba dosen mereka datang. Agam mengembalikan handphone Amel. "Ntar pulang aja deh."
"Enggak bisa, lo sok sibuk banget, bangsat!"
"Kok lo ngegas?"
"Excuse me, keep silent please!" Tegur dosen mereka.
Amel berjalan mencari kursi yang kosong, berujung ia duduk paling depan karena semua kursi sudah penuh. Semua ini karena Agam, ingin rasanya Amel mencakar wajah Agam.
Ketika mata kuliah berakhir Amel mengemasi barang-barangnya kemudian, menoleh ke kursi Agam, namun Agam tidak ada disana. Amel kembali kesal.
"Eh lo, Agam ke mana?" Tanya Amel kepada salah satu temannya Agam yang bernama Echan, Rivaldy Haechan Zambrut.
"Kenapa nyari-nyari Agam?" Bukannya menjawab Echan malah kembali bertanya dan wajahnya tetap fokus dengan handphonenya.
"Emangnya kenapa?"
"Yah gak apa-apa."
"Udah, lo tau gak Agam ke mana?"
"Gak tau."
"Bangsat, anjing!"
"Nah gitu dong, emosi."
"Bacot setan!"
Amel berjalan meninggalkan Echan yang terkekeh dibangkunya. "AGAM DI KANTIN." Teriak Echan.
Amel tidak menoleh ke belakang dan hanya mengangkat jari tengahnya. Membuat tawa Echan pecah.
Hari ini hanya ada satu mata kuliah, jadi Amel bisa pulang cepat. Namun karena harus mencari Agam untuk bertukar kontak, membuat rencana Amel yang ingin pulang dan rebahan tertunda.
Amel menghentak-hentakan kakinya memasuki kantin, ia mengedarkan pandangannya dan akhirnya menemukan Agam sedang makan dengan porsi kuli di meja pojok ujung. Tanpa membuang-buang waktu Amel langsung menghampiri Agam.
"Cepat! Gue banyak urusan." Ujar Amel sambil menyodorkan handphonenya.
"Astagfirullah, ngagetin lo." Kata Agam yang terkejut, untung dia tidak tersedak.
Amel memutar bola matanya, "Bodo amat! Udah cepet."
Agam mengetik nomor handphonenya, kemudian mengembalikan handphone Amel. "Nih."
"Ini nomor wasap lo juga?" Tanya Amel.
Agam mengangguk. "Kenapa? Lo mau pedekate sama gue lewat wasap?"
"MIMPI!" Ucap Amel kemudian meninggalkan Agam, sedangkan Agam hanya tertawa dan kembali melanjutkan aktifitas makannya yang tertunda.
⑉⑉⑉
Amel mendengus kesal mengingat kelakuan Agam yang terus membuatnya naik pitam. Ditambah lagi kedua sahabatnya entah kemana, membuat dia pulang naik ojol. Untung driver ojolnya ganteng.
"DEK, SEMESTER BERAPA?"
"HAH?"
"SEMESTER BERAPA?"
"IYA, NANTI AKU KASIH BINTANG 5."
"HAH?"
"IYA."
Driver ojol kembali diam karena percuma bicara, penumpangnya budek.
Akhirnya Amel sampai dengan selamat, ia kemudian membayar ojolnya. "Makasih ya, pak."
"Sama-sama."
Setelah membayar Amel langsung masuk ke dalam apartmennya, ia menyumpal earphone ke telinganya kemudian bergumam mengikuti lirik lagu yang ia dengarkan.
⑉⑉⑉
Meanwhile, Echan menghampiri Agam di kantin kemudian menyomot perkadel Agam. "Gam, itu siapa namanya? Mela? Meli? Lea?"
Agam menoleh menatap Echan dengan kening yang mengkerut. "Ngomong apa sih?"
Echan menyengir. "Hehe, itu cewek yang kemaren nahan lo di koridor, dungu."
"Oh Amel. Kenapa?" Tanya Agam.
"Nah itu, tadi dia nyariin lo." Jawab Echan.
"Udah ketemu tadi sama gue." Ujar Agam.
"Syukurlah, anaknya ngegas banget, untung cantik." Celetuk Echan.
"Iya sih, heran gue." Timpal Agam.
Agam yang baru sadar kalau perkadelnya telah habis dimakan Echan langsung menjitak kepala Echan. "Goblok, ganti cepet gak mau tau!"
"Pelit amat lo, Gam." Kata Echan sambil mengelus kepalanya yang dijitak oleh Agam.
⑉⑉⑉ ᴛᴏ ʙᴇ ᴄᴏɴᴛɪɴᴜᴇᴅ ⑉⑉⑉
terima kasih sudah membaca <3
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] ANNOYING PAIR, bluebunn ✓
FanficAt first it seems annoying, but after a while you start to like it. __________________________ ©𝟸020, tataroom