Hari ini Amel sangat bahagia, karena meski masih sibuk seperti biasanya, entah kenapa tadi Agam mengizinkannya untuk makan di kantin bersama teman-temannya. Amel sekarang berada di kantin bersama, Embun, Ale dan Abian.
"Mbun, kamu balik bareng Ale gak apa-apa kan? Soalnya aku mau jemput adek aku di bandara." Ujar Abian.
"Gak apa-apa kok, bang. Tenang aja, Embun aman sama gue." Sahut Ale.
"Iya kak, gak apa-apa kok, salam sama adeknya." Jawab Embun.
"Adek lo cowok apa cewek, kak?" Tanya Amel.
"Cewek, namanya Shintya Ryujin." Jawab Abian.
"Emang adek lo dari mana kak?" Tanya Amel yang mulai kepo.
"Dari Singapore, dia dapat beasiswa masuk SMA di sana dan dia ke sini cuman mau liburan terus balik lagi ke sana." Jawab Abian, Amel mengangguk.
"Kelas berapa sekarang?" Tanya Ale, sekarang Ale yang kepo.
"Ngapain lo nanya-nanya adek gue?" Bukannya mendapat jawaban, Ale hanya mendapat sinis-an dari Abian.
"Najis jadi abang galak amat." Gumam Ale.
"Gue denger ya, Le." Sahut Abian. "Lagian adek gue gak bakalan mau sama modelan kaya lo gini." Lanjutnya.
"Siapa juga yang mau sama adek lo? Abangnya aja ngeselin pasti adeknya ngeselin juga." Tukas Ale.
"Heh lo jangan ngatain adek gue ya, lo kalo gak suka sama gue jangan ngatain adek gue, ngatain gue aja." Timpal Abian.
Amel memutar bola matanya malas mendengar pertengkaran yang terjadi. Amel melanjutkan makannya.
"Aduh, udah-udah, jangan berisik, lagian lo juga Ale ngapain ngatain adeknya kak Abian?" Sahut Embun, melerai.
"Rasain lo." Celetuk Abian.
Embun menoleh kesamping menatap malas Abian, "Dan lo kak, gak usah nyolot amat, gimana orang gak emosi kalo lo nyolot."
"Pfffttt, sukurin." Sahut Ale.
Mata Amel tertujuh kepada seseorang yang menatapnya datar sambil memanggilnya dengan dagu tanpa bersuara.
"Guys, gue cabut deluan." Pamit Amel disela-sela pertengakaran yang terjadi antara cinta segi tiga terdramatis.
"Lah kok cabut?" Tanya Embun.
"Noh peliharaan tetangga udah nungguin." Jawab Amel sambil menunjuk Agam yang berdiri di ambang pintu kantin.
"Anjir, sepupu gue dikatain peliharaan." Celetuk Abian.
"Kenapa lo, kak? Keberatan? Timbang sonoh pake timbangan gula di warung." Timpal Amel kemudian meninggalkan teman-temannya dan menghampiri Agam.
"Udah selesai kan lo makan?" Tanya Agam.
"Udah, lo cenayang? Tiba-tiba muncul waktu gue udah selesai makan." Jawab Amel sambil berjalan.
"Orang gue dari tadi makan di meja belakang lo bareng Echan, lo aja yang gak sadar." Timpal Agam sabil menyamai langkahnya dengan Amel.
"Oh iya, gue mau jemput Tya juga bentar, bareng bang Bian." Ujar Agam.
Amel mendongkak menatap Agam sekilas. "Tya? Adeknya kak Abian?" Tanyanya.
"Iya, kita malam aja kerja tugasnya di apart gue atau lo, terserah." Jawab Agam.
Amel berhenti melangkah, keningnya mengkerut. "Terus ngapain lo manggil gue? Kan kerja tugasnya masih ntar malam?" Tanyanya sambil menatap Agam dengan kesal.
Agam menyengir sambil menggaruk tengkuknya. "Iya juga yah."
"Goblok bangsat!" Ucap Amel kemudian meninggalkan Agam.
Agam menahan tangan Amel. "Jangan marah-marah dong, Mel..."
Amel menghempaskan tangan Agam, kemudian melipat tangannya di depan dada. "Tau ah, mending gue balik ke kantin."
"Eh, temenin gue." Kata Agam.
Alis Amel terangkat. "Temenin ke mana?" Tanyanya.
"Ke... keㅡpokoknya temenin gue aja ke mana-mana." Jawab Agam
"Kok lo maksa?" Tanya Amel, ketus.
Agam agak menunduk menatap Amel. "Gue gak maksa, gue meminta sekarang ini. Lo mau kan temenin gue?"
⑉⑉⑉ ᴛᴏ ʙᴇ ᴄᴏɴᴛɪɴᴜᴇᴅ ⑉⑉⑉
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] ANNOYING PAIR, bluebunn ✓
FanfictionAt first it seems annoying, but after a while you start to like it. __________________________ ©𝟸020, tataroom