happy reading.
⑉⑉⑉
Seperti biasanya Agam dan Amel mengerjakan tugas di gazebo. Setelah tugas mereka selesai, Amel ingin langsung pulang, namun tiba-tiba hujan turun membuat Amel mengurungkan niatnya.
"Lo tunggu gue selesai rapat aja deh, Mel. Ntar lo gue anter deh. Gue bawa mobil kok, jadi gak bakalan kehujanan." Tawar Agam, karena Agam tau kalau Amel pulang selalu naik ojol.
"Tapi, lo lama gak rapatnya?" Tanya Amel.
"Enggak tau sih, tapi kayanya enggak." Jawab Agam.
Amel mengangguk. "Oke deh, kalo gitu gue nunggu lo aja."
Mereka berjalan menunu sekret, "Lo tunggu di sini." Seru Agam sambil menunjuk bangku panjang yang berada tepat di depan korido sekret.
Amel mengangguk. "Oke, gue tunggu di sini."
"Gak apa-apa kan?" Tanya Agam.
Kening Amel mengkerut. "Apanya yang gak apa-apa?"
"Lo nunggu di sini." Jawab Agam.
"Enggak apa-apa lah, bangsat!"
"Mel, lo bisa gak sehari aja gak ngomong kasar?"
"Bacot lo, sudah sana masuk!" Seru Amel sambil mendorong tubuh Agam masuk ke dalam sekret.
Amel menunggu Agam di depan sekret sampai ketiduran dan mulutnya sedikit terbuka. Kating mereka yang bernama Febrina Sinb Herlina, Ebi. Keluar dari sekret dan sedikit terkejut melihat Amel yang tertidur.
Ebi menoleh ke dalam sekret kemudian berteriak. "INI BINI SIAPA KETIDURAN DEPAN SEKRET?"
Agam yang sadar kalau Amel sedang menunggunya sontak berdiri dan melangkah menunju depan sekret.
"Oh, bini lo, Gam?" Tanya Ebi.
"B-bukan, Kak. Temen gue." Jawab Agam.
Agam mencoba membangunkan Amel, namun sayang Amel tipe orang yang susah dibangunkan meski ada gempa yang kuat sekali pun ia tidak akan terbangun.
"Gila nih anak kebo banget." Celetuk Ebi yang masih berada di depan sekret.
"Hehe." Agam tidak menimpali Ebi dan hanya menyengir.
"Haha hehe, haha hehe, mending lo pindahin ke dalam sekret aja deh nih anak." Saran Ebi.
"Emang gak apa-apa, Kak?" Tanya Agam.
"Iya, ntar kalo ada yang protes, bilang gue yang suruh." Jawab Ebi.
Agam mengangguk kemudian mengangkat tubuh Amel dan memindahkan Amel ke dalam sekret. Semua orang menatap Agam dengan tatapan bertanya-tanya.
"Kak Ebi, nyuruh gue pindahin temen gue ini ke dalam." Kata Agam menjawab tatapan tanya yang ia dapatkan dari semua penghuni sekret.
Agam meletakan Amel tepat di belakangnya dan menaruh tasnya dibawah kepala Amel sebagai bantal.
"Perhatian banget lo sama bini lo." Celetuk Ebi yang baru datang.
"Bukan binㅡ
Kata-kata Agam terpotong oleh semua penghuni sekret yang bercie-ria. Agam hanya diam, karena percuman diladeni.
Rapat selesai dan Amel belum bangun, Agam menatap wajah Amel yang masih tertidur pulas. Tangannya terulur dan menepuk pipi Amel, namun nihil Amel tidak bangun.
Sekarnag hujan sudah redah, tapi Amel belum bangun, tiba-tiba handphone Amel bergetar.
Drrrt drrrt drrrt
Amel membuka matanya dan duduk meraih handphonenya, kemudian mengangkat telefon.
"Anjir, mending dari tadi gue misscall hape lo, biaㅡ
"Agam, cepet anter gue sekarang! Ke rumah Embun." Potong Amel yang berdiri sambil menarik-narik tangan Agam yang masih duduk.
"Embun kenapa?" Tanya Agam.
"Kehujanan, Embun gak bisa kena hujan dia langsung sakit!" Jawab Amel.
"Kenapa gak bilang dari tadi?" Tanya Agam.
"Lo kan baru nanya, bangsat!" Jawab Amel kemudian menarik tangan Agam.
"Enggak usah tarik-tarik, Mel. Lo modus ya?"
"AMIT AMIT, SORRY AJA YA LO BUKAN TIPE GUE, SETAN!" Teriak Amel.
⑉⑉⑉ ᴛᴏ ʙᴇ ᴄᴏɴᴛɪɴᴜᴇᴅ ⑉⑉⑉
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] ANNOYING PAIR, bluebunn ✓
FanficAt first it seems annoying, but after a while you start to like it. __________________________ ©𝟸020, tataroom